Friday 30 September 2011

Kisah sedih penghujung september.

Siapa kira-kira yang masih ingat dengan kejadian 30 september 2009, september paling suram yang pernah terjadi dikota padang, sebagian jantung kota remuk redam, malam paling dingin yang pernah aku rasa dikota padang, saat harus tidur dalam garasi yang tak berdinding, karena kos-kosan aku sudah tak layak lagi untuk dihuni, ketika dulu aku hanya melihat sebuah musibah hanya dalam tayangan televisi, hari itu aku merasakan sendiri, gempa besar yang terjadi, rumah dan gedung-gedung yang runtuh hanya dalam hitungan detik, jalanan retak, semua benar-benar kacau, orang-orang berlarian dengan tujuan yang tidak jelas, teriakan, tangisan, melihat secara langsung orang terjepit reruntuhan bangunan, kabel listrik yang putus dan berserakan ditengah jalan, sudah tak ada lagi sinyal handphone. 30 september 2009 16:00 Seperti biasa, aku dan semua anak-anak kos selalu ngalor ngidul ngga jelas didepan kos, ketawa-ketawa dengan jokes yang ngga jelas juga, ade adik kelasku yang biasa membuat canda tawa itu terasa hangat, karena dia sosok yang lumayan lucu, sore itu aku memotong kuku ku sambil terus ngobrol dengan anak-anak kos yang lain, sampai akhirnya aku berfikiran untuk pergi membeli gelang kedaerah permindo, terletak tepat dipusat kota, aku mengajak adik kelasku yang biasa aku panggil ucup, dia sudah aku anggap adikku sendiri, setiap tingkah polahnya, nyaris mirip denganku, sampai selera musik, film dan sebagainya sama semua, bisa dikatakan apa yang aku suka, dia pasti suka, dan apa yg dia suka aku juga akan suka. Tak ada kata penolakan darinya, entah angin apa yg membuat itu semua berjalan, hanya aku dan dia saja yg punya keinginan besar untuk pergi kepusat kota, untuk membeli sesuatu yang sama sekali benar-benar tidak penting, tanpa basa-basi kita siap-siap dan berangkat, naik angkot beberapa belas menit, dari pasar raya padang, jalan lagi beberapa ratus meter kepermindo tempat dimana semuanya assesoris ngga jelas itu ada, tak berapa lama sampailah didepan sebuah toko busana, didepannya tersebut ada sebuah lapak pedagang kaki lima dengan segala macam assesorisnya yang digantung-gantung ngga jelas, aku dan ucup pun mendekat kearah itu, karena dagangan orang itu sangat rame, beberapa saat melihat, ada yang menarik perhatianku, dan aku ingin memegang gelang yang itu, belum sempat gelang itu tersentuh olehku, kakiku gemetar, serasa beton yang aku injak ingin retak dan naik keatas. Aku sadar ini gempa, gempa yang beberapa kali belakangan ini terjadi, tapi ada yang aneh dengan gempa ini gerakan vertikal dengan sangat kencang, aku melihat keatas takut ada sesuatu menimpa kepalaku, ucup langsung memegang tanganku dan menarikku ketengah jalan raya, semua mulai panik, gempa yang awalnya bergerak vertikal menjadi horizontal, semakin lama semakin kencang, semua orang yang ada ditempat itu panik berlarian tanpa ada tujuan yang jelas, teriakan, tangisan, ratapan, dan air mata bercampur dalam rasa panik dan ketakutan, semua kacau balau, hal yang selama ini terkadang hanya bisa aku lihat dari sebuah film, kini nyata dihadapanku, sebuah hotel plaza yang tepat berada dipinggiran jalan itu, bergetar, dan menjatuhkan beberapa runtuhan, aku melihat sendiri beberapa pegawainya yang lari keluar terlihat panik dan ada yang kepalanya mengeluarkan darah tertimpa reruntuhan beton, tiang listrik terombang ambing kekeri dan kanan, kabelnya putus dan berserakan ditengah jalan, travo-travo besar diatas tiang listrik berjatuhan menimpa mobil-mobil yang sedang parkir dbawahnya, beberapa jalanan retak, rasanya aku sudah tak kuat lagi berdiri, kepalaku pusing aku ingin duduk, tapi ucup memegang tanganku sangat erat, hingga aku tak bisa apa-apa. Beberapa detik kemudian, gempa berhenti, aku bilang kepada ucup untuk lari kearah jati, karena posisi aku dan ucup saat itu, sangatlah dekat dengan pantai, aku takut beberapa menit kemudian akan terjadi tsunami, aku dan ucup berlari kearah jati, melewati jalan ratulangi. Dalam perjalanan itu aku menyaksikan dengan mataku sendiri, dipusat kota, banyak sekali toko, luluh lantak hanya dalam hitungan detik, aku sudah tidak tau lagi berkata apa, Aku melihat ada 1 keluarga didalam sebuah mobil mini bus, terjepit beton rumahnya sendiri, dan klakson mobil itu terus saja berbunyi, aku bingung melihat semua kejadian itu, apa yang semestinya aku lakukan, Juga terlihat jelas beberapa monumen disetiap simpang jalan berjatuhan, seorang bapak tua penjual buah-buahan memungut, dagangannya yang berserakan dipinggiran jalan, rumah sakit M.djamil yang ada dijati, dipenuhi mungkin nyaris ribuan orang, beberapa perawat aku lihat sibuk menyelamatkan pasien yang ada didalam gedung yang runtuh, banyak lagi yang datang kesana aku lihat akibat gempa, macet luar biasa dijalan yang sungguh sangat sempit itu, Yang aku fikir, sungguh besar jasa perawat itu, ia melakukan pekerjaannya, walau sama sekali dia tidak tau, bagaimana kabar keluarganya dirumah. Aku dan ucup pulang kekosan dengan berjalan kaki, sejauh 4km, karena sudah tak ada angkot lagi, hanya reruntuhan yang aku lihat sepanjang jalan, semua berantakan, semua sudah tak beraturan lagi, semua terasa sepi, tak ada yang berjualan lagi, semuanya benar-benar terasa seperti kota mati, Sesampai dikos semua anak-anak kos langsung bersorak mengucap syukur, karena mereka lega, tau kalau aku dan ucup selamat. Aku langsung masuk kedalam, semuanya benar-benar hancur berantakan, dinding dan lantai retak tak karuan, lantainya juga sudah tidak rata lagi, galon berserakan dimana-mana, begitu juga dengan rumah ibuk kos ku, rumah yang biasanya kami anak kos dimarahi bila masuk memakai sendal, untuk malam itu ibuk kos menyuruh memakai sendal untuk masuk dalam rumahnya, karena lemari kacanya yang besar jatuh dan pecah, begitu juga dengan pajangan-pajangan yang terbuat dari keramik, benar-benar tak karuan. Malam berlanjut, cuaca yang tadinya gerimis mulai hujan, membasuh luka kota padang, menghanyutkan darah-darah korban dari gempa tersebut, malam itu sangat dingin, hujan semakin lama semakin lebat, disertai angin kencang yang tak karuan, dan beberapa gempa susulan kecil yang terus saja mengusik tidur kami yang dalam ketakutan, yang aku ingat hanyalah, ibu sudah pasti tak karuan dirumah, jikalau sudah tau dari televisi bagaimana keadaan kota padang malam ini, tapi perasaanku bilang, semuanya baik-baik saja. Malam kelam itu terlewati juga, pagi yang sangat sunyi datang membawa sedikit harapan, meski awan masih gelap dan menitikkan air hujan, perut kami semua mulai keroncongan, sudah tak ada lagi yang bisa dimakan, orang berjualanpun sudah tak ada, lebih baik mereka menyelamatkan diri dan berkumpul dengan keluarga dari pada berjualan, nyaris 1km kami berjalan kaki mencari makanan, tetap kota padang seperti kota mati, entah ada angin apa tiba-tiba sebuah bus jurusan kekampungku lewat dihadapan kami, kami yang rata-rata jalur rumahnya searah, langsung naik kemobil itu, yang ternyata masih kosong, tanpa menunggu kesempatan kami langsung naik, kami sudah ingat pulang, sepertinya rasa ingin pulang ini mengalahkan rasa lapar kami. Sepanjang jalan, hanya reruntuhan bangunan yang terlihat, jalanan retak, untung saja tidak ada jembatan yang runtuh, sampai akhirnya tiba disebuah tempat yang masih 40km lagi dari rumahku, disana terjadi longsor, hingga terjadi kemacetan panjang dan sangat tidak mungkin untuk bus sebesar itu melanjutkan perjalanan, hingga ia memutuskan untuk menurunkan semua penumpang ditempat itu dan mencari mobil lain untuk pulang. Sejauh itu hanya tinggal aku berdua dengan eby adik kelasku, kebetulan kita berdua satu kabupaten, namun beda kecamatan, aku melanjutkan perjalanan dengannya dengan berjalan kaki beberapa kilo, hingga sampai disimpang padang sawah, disana kita menunggu tumpangan untuk pulang, tak ada yang bisa memberi tumpangan, akhirnya aku dan eby mendapat tumpangan dari sebuah mobil pick up, distributor telur, mobilnya penuh dengan telur ayam, diapun bersedia memberikan kami tumpangan, namun hanya sampai kesimpang tiga, dari sana masih 10 km lagi kerumahku, akupun langsung menuju rumah abangku yang beristri orang sana, sesampainya disitu, istri abangku bilang, kalo abangku pergi kepadang pakai motor, memastikan aku dan uni meri baik-baik saja, namun aku sudah sampai dipasaman, akupun meminta agar seseorang mengantarku pulang dirumah, ada seorang sepupu istri abangku itu yang mengantarku pulang kerumah memakai motor. Sesampainya didepan rumah, aku melihat ayah sedang berjalan keluar dari rumah, sambil melipat lengan kemeja panjangnya, dia menatapku, wajahnya yang terlihat khawatir tampak lega melihatku, dia berteriak memanggil ibu, seraya berlari kecil mengejarku, kepinggir jalan raya, sesampainya didekatku, dia langsung memegang tanganku, hal yang sangat berbeda yang dia lakukan ketika aku pulang, aku sangat terharu, dia bilang "alhamdulillah kamu selamat, uni mana?" Tanya nya padaku, aku memang tak sempat memastikan keadaan uni ku, karena dipadang jaringa telfon maupun sinyal handphone sudah tak ada, tapi ayah bilang uni sudah menelfon, melalui telfon rumah, karena sepertinya jaringan telfon rumah tidak terganggu. September 2011 Bulan september 2011 ini mungkin akan segera berakhir, bulan yang aku rasa jauh lebih berat dibanding september 2 tahun yang lalu, Diawali dengan merusak acara wisuda uni ku tanggal 10 yang lalu, aku tak ingin membahasnya, tapi aku ingin meminta maaf pada uni, dihari yang hanya akan ia rasakan sekali seumur hidupnya, aku membuat ulah dan membuat ia meneteskan air mata dihari yang harusnya dia dijadikan ratu, dan membuat senyum diwajahnya, tapi aku memang keras kepala, sifat yang aku dapat dari ayah, kenapa aku harus dapat sifat buruknya, kenapa aku tidak dapat sikapnya yang pantang menyerah dalam bekerja, entahlah. Hari itu aku bertengkar hebat dengan ayah, disela-sela acara yang harusnya penuh dengan canda tawa. Maaf uni aku merusak segalanya. Tapi aku ingin menangis melihat apa yang telah dikorbankan ibu beberapa bulan sebelum acara ini dimulai. Dan ayah tetap saja bersikukuh dengan sikap keras kepalanya itu. Bahkan aku membuat tidak ada foto kelurga dihari itu. Aku hanya mencoreng wajah uni dimuka teman-temannya, rasa malu yang mungkin tak tertanggung lagi, tapi aku keras kepala seperti ayah, dan aku tetap pada pendirianku. Beberapa hari sebelum hari wisuda itu, pamanku meninggal dunia, aku memang jarang berinteraksi dengannya, aku hanya bertemu dengannya ketika shalat jum'at dan wirid pengajian dikampungku, serta sesekali bertemu ketika aku kebetulan lewat didepan rumahnya, tapi aku selalu bersalaman dengannya, senyumnya yang sangat lugu, jalannya, dan tutur katanya, sangat melekat jelas dalam benakku, masih teringat jelas diotakku september 2 tahun lalu, ketika aku sedang bercerita dengan ayah, apa yang terjadi dikota padang, persis sehari setelah gempa, sore ketika aku sudah berada dirumah, paman berjalan kaki bersama bibi, karena mereka tidak punya kendaraan, dari kejauhan terlihat sangat tergesa, dengan mimik wajah sangat panik, sesampai didepan warung milik ayahku, dia langsung memegangku dengan mata berbinar ingin mengeluarkan air mata dan menciumku, dia khawatir terjadi apa-apa denganku, diwajahnya terlihat agak tenang setelah tau kalau aku selamat dari musibah itu. Dan september tahun ini, dia, pamanku, pergi meninggalkan kami semua untuk selama-lamanya. Aku sangat sedih. Beberapa hari setelah itu, aku berangkat kepalembang, melanjutkan pekerjaanku didaerah martapura, selang hanya beberapa hari disini, aku dapat sms dari siska adikku, kalu mak uwo, begitu kami biasa memanggilnya, guru mengajiku, sudah meninggal dunia, bulan september, aku sangat merasa sedih, dialah sosok yang bisa membuatku fasih membaca alquran lengkap dengan segala macam tajwidnya, didikannya memang keras, tapi semua itu terbukti, rombongannya yang ikut MTQ sangat ditakuti, bahkan beberapa muridnya selalu menang ditingkat provinsi. Mak uwo pulalah yang membuat aku bisa belajar tilawah, dan tartil, bahkan aku sempat ikut MTQ tingkat kecamatan meski hanya mendapat juara harapan 1, tapi itu sangat memuaskan aku. Dibenakku masih sangat jelas, saat aku mengisi malamku diwaktu masih sd dimushalla yang ia bangun sendiri, belajar mengaji dengan teman-teman lainnya, membayar dengan bayaran yang sangat-sangat murah, hanya 2500 perminggu dan perkeluarga, adapun 7 orang ngaji disitu, tapi semua kakak adik, tetap bayarnya hanya 2500 saja, dengan uang segitu bisa dapat ilmu yang sangat-sangat bermanfaat, malam minggu anak lelaki tidur dimushalla dan subuh nya ada acara didikan subuh, sampai pagi menjelang, dilanjutkan dengan acara goro membersihkan mushalla, masa kecilku yang indah, tiap malam belajar bersamanya, dan september ini, dia pun pergi meninggalkan semua muridnya untuk selama-lamanya. Bahkan tak sampai 2 hari setelahnya uni ku menelfon, dia mengabari aku, bahwa temannya satu kos, dan sama satu universitas meninggal dunia, dalam sebuah kecelakaan motor dengan kekasihnya, salah satu temannya bilang mereka memang pasangan terbaik, tuhan ngga ingin memisahkan orang itu berdua, sehingga tuhan memanggil mereka berdua berbarengan, aku tak tau bagaimana kejadian sebenarnya, tapi yang aku dengar seperti itu, dia hidup, dibesarkan orang tuanya, sekolah, dan kemudian menyelesaikan kuliahnya, wisuda dan dia pergi selamanya.. Uni bilang, kemaren, masih teringat jelas olehnya ketika dia memanggil uni ku "jeng mer".. Aku memang tak terlalu kenal siapa dia, tapi kenapa kisah sedih yang selalu diperdengarkan padaku september tahun ini? Ini lebih berat dari februari dan bulan mei yang lalu, jauh lebih berat.. Dan masih banyak lagi cerita suram september ini, mungkin ini hanya sebagian kecilnya, sebagian kecil yang aku ceritakan dipenghujung september.. Wake me up when september ends. Beberapa hari yang lalu aku menelfon ibu, disaat aku sangat galau tak karu-karuan, mendengar suara, cerita dan pesan ibu, membuat aku sangat tenang, sungguh sangat tenang, September yang galau, Jangan ceritakan lagi kisah sedih, Tulangku terasa remuk Mendengar nyanyianmu, Cepatlah berlalu bawa semua gundahmu, Kelak juga kau akan datang lagi, Mesti takkan pernah aku pastikan kita akan bertemu, Terimakasih untuk air matanya Terimakasih membuat aku tegar, Terimakasih mengajari aku untuk kuat, Terimakasih mengingatkan aku akan kematian, Selamat jalan semua yang tertinggal dibulan september, Semoga semua dapat tempat yang indah, lebih baik dari dunia, Aku mencintai Mencintai kalian yang tertinggal dibulan september, September ini.. September yang akan selalu aku kenang. September mengagumkan..... :'(

Thursday 11 August 2011

Ikhlas

Sudah nyaris sepekan bulan ramadhan berjalan, terlihat jelas dimesjid, shaf yang awalnya penuh, mulai berkurang, semangat yang tinggi diawal tarawih mulai mengendor, termasuk aku, padahal tarawih disini hanya setengah jam, tapi kenapa aku merasa malas untuk melangkahkan kakiku datang kemesjid, aku tau aku melakukan hal ini untuk diriku sendiri, tetap saja rasa malas dan ngantuk membayangi aku setiap kali habis berbuka puasa, tapi selalu aku coba lawan, dan jadilah, tarawihku bolong-bolong beberapa malam, tapi jauh lebih baik ketimbang tahun kemaren, saat aku harus dipaksa kerja siang malam, hanya untuk pekerjaan erection yang aku anggap biasa-biasa saja, dan pekerjaanku hanya memegang kamera sambil terus berdiri dilapangan melihat semua orang bekerja.

Kembali kebeberapa minggu yang lalu, persis 1 ramadhan, sebelum berangkat tarawih malam pertama, sehabis menelfon dan shalat maghrib, aku menunggu dan menghabiskan waktu menonton tv, menunggu adzan isya dimesjid, aku tak tau pasti program apa yang sedang aku tonton, kisahnya seorang tukang jahit, yang hari demi hari mengumpulkan duit dari hasil jahitannya untuk berangkat haji, hingga tahunpun banyak terlewatkan, akhirnya sampai saat dimana uang itu sudah lengkap dan lebih dari cukup untuk berangkat haji, kisah ini sebenarnya sederhana, semua orang tau, ujung ceritanya, tiba-tiba tetangganya sakit parah dan membutuhkan banyak uang untuk biaya operasi, jalan cerita yang sangat mudah untuk dibaca, semua juga tau, makna ditayangkannya program itu, agar kita manusia, mau saling membantu sesama dan ikhlas dengan segala sesuatu.

Dan jujur, itu hanyalah tayangan fiktif yang diperagakan oleh orang-orang yang profesiaonal dibidang itu, tapi kenapa aku terbawa perasaan akan tayangan itu, aku merasa tak rela jika bapak tukang jahit tadi, dengan polos memberikan semua tabungan hajinya yang dikumpulkan bertahun-tahun demi tetangganya yang bisa dibilang sudah sangat sekarat, bahkan aku tak rela melihat kerelaan bapak tukang jahit itu mengubur kembali mimpinya yang nyaris tercapai.

Dari situ aku berfikir, aku sering kali berkata aku ikhlas kepada semua orang yang bertanya kepadaku tentang keikhlasanku, apa benar-benar aku sudah bisa menguasai ilmu ikhlas seperti yang dikatakan deddy mizwar dalam kiamat sudah dekat?, aku rasa tidak, meskipun aku takar seberapa banyak keikhlasanku, mungkin takkan sampai satu gelas, meski mungkin aku punya sedikit rasa ikhlas, tapi siapa orang yang bisa menakar seberapa ikhlasnya dia pada dirinya sendiri.

Apa yang mesti aku lakukan terhadap diriku sendiri,

Semalaman aku masih memikirkan hal itu, mungkin sebagian orang mengatakan, kenapa harus memikirkan hal yang tidak penting semacam itu, tapi aku tak bisa berhenti memikirkannya, sampai puasa pertamapun dimulai hari itu,
Dan hari itu bedug maghrib berbunyi, tak ada apa-apa waktu itu dimess tempat aku tinggal, dan hari pertama puasa, aku hanya berbuka dengan beberapa gelas air putih dan gorengan yang barusan dibeli diluar, aku tahu diluar sana, masih banyak orang-orang yang hanya bisa membatalkan puasanya dengan doa tanpa bisa menikmati setetespun air putih, apalagi es buah atau semacamnya termasuk juga makanan, dan dengan terpaksa harus kembali berpuasa sepanjang malam, tapi mengapa hatiku terus saja menggerutu berbuka puasa hanya dengan air putih saja dan beberapa gorengan untuk mengganjal perut, jujur beberapa hal seperti itu tanpa makan nasi, bisa membuatku kenyang dan tenang untuk melanjutkan shalat tarawih, tetapi aku tidak terima jika hanya berbuka dengan air putih saja, apa itu menandakan tidak ada ikhlas dalam hatiku?

Diawal ramadhan kali ini, aku diberi beberapa pelajaran, dan memaksa aku untuk mengerti, yaa jika aku ingin bisa ikhlas, aku harus mulai dari hal-hal kecil, aku harus mengikhlaskan hal-hal kecil terlebih dahulu, sebenarnya dari dulu aku sudah tau dengan yang namanya ikhlas, tapi ramadhan kali ini memaksa aku untuk mendalami lebih jauh tentang ikhlas, aku sangat bersyukur, karena lingkunganku senantiasa memberikan aku sebuah pembelajaraan, terkadang tanpa aku sadari, terimakasih ya rabb, membuat ekosistem yang begitu sempurna, dimana saja aku berada, terkadang hanya aku saja yang tidak menyadari, tingkah polahku diperhatikan, dan diajari dengan begitu saja, skenario paling indah yang pernah aku rasakan.


Wednesday 3 August 2011

1 Ramadhan di "Martapura"


Suatu saat aku akan bercerita, kenapa aku bisa berada dikota kecil yang super bersih ini, ini bukanlah martapura yang berada dipulau kalimantan, ini adalah kisah martapura, yang terletak dikabupaten Oku Timur, Sumatera Selatan tepatnya, sekitar 6 jam dari kota palembang arah ke lampung. Kota yang sudah 3 kali berturut-turut mendapatkan piala adipura.

Tahun kedua dimana aku tak bisa berjabat tangan dengan keluarga terdekatku, untuk meminta maaf atas kesalahan yang selalu saja aku buat, tak bisa mencium tangan ayah ibu dan kakak-kakakku, serta minta maaf pada adikku, butuh waktu 6 jam dari sini kepalembang, butuh waktu 16 jam dari palembang ke padang, dan butuh 4 jam dari padang kerumahku, totalnya 26 jam, aku tak punya waktu sebanyak itu, dengan pekerjaanku yang sebanyak ini.

Ini hari minggu,31 agustus 2011, semua orang kantor yang rumahnya deket dari martapura, pulang kerumahnya masing-masing, sedangkan yang rumahnya jauh tetap berada di mess, tak ada niat kerja bagiku untuk hari ini, aku ingin santai sehari ini, tanpa ada volume-volume culvert yang membuat aku lumayan puyeng, tak sadar dalam ingatanku waktu itu, ternyata besok puasa pertama akan dimulai, siang tadi aku sempat liat di TV semua pada sibuk memberitakan keputusan menteri agama kapan 1 Ramadhan tepatnya, aku lihat jam tangan sudah nyaris pukul 17.00 wib, sedangkan aku belum shalat ashar, dan akupun lupa untuk mengisi pulsa akan menelfon semua yang ada dirumah, dikampungku tepatnya, segera aku whudu dan shalat, abis itu baru pergi keluar untuk membeli pulsa, sampai dimess kembali aku duduk dipinggir jalan depan mess, kebetulan mess yang aku tinggalin berada dalam komplek perumahan PU, dalamnya nyaman banget, ngga ada yang berisik, hijau lagi, aku duduk diatas rumput, sambil terus mencet handphone mencari nomor ayah.

Saat aku telfon ayah, suara halo dengan nada yang sangat aku kenal menyapa telingaku, sambil terus menanyakan bagaimana kabarku, “aku baik-baik saja ayah”, dan aku katakan padanya, bahwasanya aku ingin meminta maaf padanya, atas semua kesalahan yang pernah aku lakukan padanya, aku kembali teringat akan sosok ayah, seseorang pekerja keras, sangat cerdas tanpa dia harus menyelesaikan sekolah dasarnya, karena kekurangan biaya dulu, tapi ayahku yang tidak lulus sd, bisa membuat satu anaknya menjadi seorang PNS, september depan anak perempuannya akan wisuda, dan anak ketiganya bisa menjadi salah satu karyawan perusahaan BUMN, dan anak yang terakhir, masih kelas 3 MTsN, aku tau betapa kerasnya hal yang dilakukan ayah sehingga menghasilkan itu semua, kasarnya, nyari uang itu emang sangat sulit terkadang, untuk orang-orang yang dipilih takdir. Sesuatu yang telah ditetapkan dengan harga mati, tanpa bisa ditawar lagi.

Aku menanyakan pada ayah dimana ibu, ayah bilang ibu sedang kepasar membeli beras, lantas aku bilang pada ayah untuk mengakhiri percakapan dan akan menelfon lagi nanti setelah ibu pulang dari pasar.

Habis memencet tombol reject, aku kembali mencari nomor abangku yang paling tua, namanya Desrimal, dibalik sosoknya yang dulu aku bilang antagonis, selalu marah padaku pada hal-hal yang tidak aku anggap salah, sebenarnya dia orang yang sangat-sangat perhatian kepada adik-adiknya, walau terkadang, caranya tak begitu benar, sehingga membuat kami adik-adiknya merasa risih, tapi aku tau, itu hanya ungkapan rasa sayang pada adik-adiknya, dulu ketika aku kecil saat dia sering marah-marah padaku, ingatan yang ada dalam otakku hanya, jika aku telah dewasa aku akan mengajaknya berantem, tapi setelah aku remaja seperti saat ini, tak ada dendam dihatiku atas apa yang dulu pernah terjadi, walaupun dulu aku menangis sejadi-jadinya karena dia. Mungkin fikiran yang sudah tidak pendek lagi membuat aku menyadari dari semua yang telah ia lakukan untuk aku. Harus aku akui, sosok dia, adalah salah satu yang membina hidupku sampai bisa seperti ini.

Dari kejauahan terdengar agak pelan suaranya, seperti biasa mengangkat telfon, ia mengatakan
“halo, Assalamualaikum, apo pi”
Hahaha, abangku tak begitu kreatif saat mengangkat telfon, misalkan aku tidak menjawab salamnya dia akan memberi ceramah pendek padaku, tanpa peduli ada berita apa yang akan aku sampaikan.
Dalam sendu sore dipenghujung bulan sya’ban itu sayup-sayup aku katakan, aku memanggil kakak padanya, suatu saat akan aku permasalahkan panggilan kakak ini,
“kak, kan udah mau puasa, biar puasanya afdhal, hanafi minta maaf yah kak, atas kesalahan hanafi selama ini sama kakak”
“iya, udah kakak maafin, tadi kakak juga udah liat kok diwall pesbuk kakak”
Yap sehari sebelumnya aku sudah nyoret-nyoret wall pesbuk semua keluargaku, siapa yang sangka? Ayah dan ibuku punya akun pesbuk.
Percakapan berlanjut dengan canda-canda lainnya, dari situ aku dapat kabar, kalau abangku dan keluarganya bakalan pergi kerumah ayah dan ibu, sore itu.

Saat aku ingin menelfon ayah kembali, aku masih sangat yakin, ibu pasti belum pulang dari pasar, akupun menelfon mami, mami ialah adik ibuku, aku panggil mami kepadanya, saat aku menelfon, butuh waktu lama untuk dia mengangkat telfonnya, tapi aku sabar kok sampai dia mengangkat telfonnya, awalnya saat telfon itu diangkat banyak aku dengar suara gaduh, setelah ia mengangkat telfonnya ternyata dia lagi bareng ibu membeli beras dipasar, setelah ngomong banyak dan juga meminta maaf padanya, aku minta supaya mami, memberikan handphonenya pada ibu, terdengar jelas suara ibu disitu, meski timing minta maafnya bener-bener ngga pas waktu itu, terserah mau memanggil aku lelaki pecundang dan cemen, aku meneteskan air mata, saat mendengar suara ibu yang sudah sangat aku kenal, rekaman nomor wahid dalam otakku, aku meminta maaf padanya sambil berlinang air mata, suasana sore itu juga sangat sendu dan sepi dikomplek itu, bahkan angin yang bertiuppun serasa tak ada disana, membuat aku makin sedih, mengingat dosa-dosaku pada ibu, bahkan beberapa bulan yang lalu aku nyaris membuat ibu menangis, aku tak tau apa ibu tau aku menangis atau tidak, yang jelas nada suaranya yang mengatakan telah memaafkan aku, seolah ingin menenangkanku dan mengusap punggungku, begitu aku merasakan sosok ibu dalam hidupku, bahkan hanya dengan suaranya bisa membuat aku tenang.

Dalam percakapan itu, disela-selanya aku bertanya, uni meri dimana, uni meri ialah kakak perempuanku, dia anak nomor dua, aku panggil uni kepadanya, layaknya seorang anak minang yang memanggil uni pada kakak perempuannya, saat aku bertanya uni meri dimana, ibu menjawab dia lagi dirumah, tapi besok udah balik lagi kepadang, kata ibu singkat menjelaskan, kalo uni meri hanya pulang dihari pertama.

Sebelumnya tadi aku sudah mencoba untuk menghubungi handphonenya, beberapa kali aku panggil, tak ada jawaban, tapi untuk kesekian kalinya aku panggil baru dia angkat telfon dariku, sebenarnya aku agak ragu menelfonnya, mengingat aku ada masalah kecil dengannya beberapa minggu yang lalu, bahkan aku sama sekali tidak memberi kabar bahwa aku berangkat kepalembang kepadanya, aku kesal padanya setelah mendengar cerita dia dari ibu, aku kesal karena dia sudah membuat ibu sedih, dia sudah buat ibu sakit hati dengan sikapnya, itu yang membuat aku kesal, sangat kesal padanya, aku kasihan melihat ibu, sehingga semua kata-kata kotorku ku lontarkan padanya, lewat sms yang panjang banget, sebagai ungkapan bahwa aku kecewa padanya, sangat kecewa.
Hal itu yang membuat aku berfikir, apa seharusnya aku minta maaf padanya?
Hati kecilku bilang, jelas aku harus meminta maaf padanya, kesalahan yang aku lakukan mungkin lebih buruk dari apa yang dia lakukan, aku tau posisinya yang tersudut saat itu, jauh lebih miris daripada keadaan aku, aku mengerti akan perasaannya, entahkah ini karmaku, terlalu sering menyakiti wanita, sehingga kakakku juga harus merasakan hal yang sama. Entahlah, aku tau posisi dia yang sangat bimbang, posisi dia yang terlalu percaya pada orang yang tak semestinya ia percayai, kata-kata apapun yang aku lontarkan, takkan buat ia mengerti, aku hanya kesal, aku tak mau mengajarinya, dia yang seharusnya mengajariku tentang dunia yang selama ini dia rasa. Tak pantas untukku menasehatinya, seharusnya akulah yang harus patuh dengan pilihannya, dan sebaik-baiknya aku yang harus meminta maaf padanya, aku yakin dia pasti memaafkan aku dengan tulus, karena apa, karena aku juga seorang kakak.

Benar, semua baik-baik saja, aku sering berantem dengan dia, apa lagi diwaktu aku kecil, seringkali aku tertekan olehnya, aku sama sekali tidak berani dengannya, bisa aku bilang, uni meri yang dulu itu kejam, tapi itu hasil pemikiranku ketika berumur 7 tahun, 12 tahun yang lalu, dia juga kakak yang baik, meski terkadang aku selalu membantah apa yang dia ucapkan.
Dalam percakapan telfon dengannya dari mulutnya dia sudah mengatakan, kalau dia memaafkan aku. Aku yakin hatinya juga berkata begitu, aamiin

Begitu juga dengan adikku, semoga dia baik-baik saja, aku punya kejutan kecil untuknya..

Tunggu lebaran datang!!

Saturday 30 July 2011

Ternyata kamu bisa rapuh juga


Tak seperti yang aku duga, aku pikir kamu sangat membenci aku, setelah kita miss contact beberapa tahun, aku saja yang merasa aneh sendiri, dan menghilang dari semua teman-teman Mtsn, tanpa ada alasan yang jelas, karena Cuma aku yang boleh tau alasannya, sampai suatu saat, sebuah situs jejaring sosial, lagi booming banget waktu itu, menemukan aku lagi dengan teman-teman lamaku di Mtsn, meski harus maya, ada yang langsung kenal denganku, ada juga yang masih bertanya, ini siapa? Dan ada yang katanya sama sekali nggak kenal, saat aku sebut namaku, malah dia jawab, “oh.. masih idup ya??” tanpa memikirkan perasaanku,  sedih banget deh harus ngalamin hal yang kayak gitu,

terkadang aku ketikan nama lengkap kamu dalam kotak pencarian itu, hasilnya akun kamu sama sekali ngga pernah aku temuin, sampai suatu saat aku berhasil nemuin kamu disalah satu teman dari temanku, aku lihat akun kamu, namun semuanya informasinya ditutup, aku hanya bisa lihat nama dan photo profil kamu aja, aku sama sekali nggak berani nambahin kamu dalam daftar teman aku, karena aku merasa, selesai percekcokan kecil dalam sms waktu itu membuat kamu benci dengan aku, dan sudah pasti kamu ngga bakalan terima aku menjadi teman aku, pemikiran aku waktu itu. Dan kejadian itu sudah dua tahun yang lalu.

Beberapa bulan yang lalu, masih disitus yang sama, guru IT Mtsn tersebut membuat sebuah group, memasukan aku dan beberapa orang angkatan aku dalam grup itu, termasuk kamu, banyak banget orang didalam grup itu, mulai dari angkatan aku yang pertama, angkatan aku ialah angkatan pertama yang belajar komputer secara praktek, karena pada tahun itu 2006, Mtsn aku dapat bantuan beberapa unit komputer, itu disaat aku kelas 2, enam bulan pertama aku hanya belajar teori. Hahaha betapa ketinggalannya sekolahku, dan guru IT yang bernama pak Chen itu, juga guru IT pertama diMtsn itu, karena aku sering banget bikin postingan disitu, pak chen memilih aku sebagai salah satu admin nya, semakin hari anggota grup itu semakin banyak, aku jadi males nge-post gara-gara, banyak anak-anak dalam grup itu yang sudah tidak aku kenal, karena sudah sampai 5 angkatan dibawahku. Akupun jadi males masuk dalam grup itu lagi.

Sampai suatu saat..
Hari itu aku sudah mulai santai dari semua pekerjaan yang nyaris aku lakukan tanpa libur selama 2 bulan, hanya disaat awal tahun baru, bisa libur dua hari sambil bakar kambing, dan dilanjutkan dengan pergi maen-maen kesebuah waterpark yang bisa dibilang pertama dan terbesar disumatera barat. Seperti biasa pertengahan maret 2011 ini, tak ada lagi pekerjaan yang harus aku kerjakan, hanya bangun disaat pagi, abis mandi langsung buka laptop dan online, sambil download film dan lagu. Saat aku sign in disitus itu, aku lihat, ada satu permintaan pertemanan, satu pesan, dan beberapa pemberitahuan lainnya. Awalnya aku buka siapa yang megirim pesan padaku,

“kamu yah ternyata, aku pikir siapa?”

Seperti itulah kira-kira isi dari pesan tersebut, aku lihat siapa pengirim pesan itu, ternyata yang ngirim kamu, ketika aku buka siapa yang ngirim permintaan pertemanan, dan ternyata kamu juga,
Lumayan kaget sih, dengan sikap kamu yang welcome, dan seolah tak pernah terjadi apa-apa, atau hanya aku yang terlalu membesar-besarkan semua masalah sepele dengan kamu, entahlah.

Beberapa saat kemudian disaat pikiranku masih melayang-layang kemasa lalu, aku dengan senang hati menerima permintaan pertemanan kamu, dan langsung membalas pesan yang kamu yang ternyata sedang online juga.

“hehe iya aku, emang kamu pikir siapa?,”

“aku nemu profil kamu tadi di grup Mtsn, aku fikir siapa, eh ternyata kamu, abis udah beda banget sih yang dulu sama yang sekarang”

“hahaha, beda apanya? Perasaan biasa aja, masih kayak yang dulu”

Dan entah apa lagi kelanjutan pembicaraannya, karena aku lihat kamu ada didaftar online, langsung aja aku chatting dengan kamu, dengan ujung-ujungnya tukeran nomor handphone.

Yang jelas semua seperti biasa saja, kamu udah lupain kata-kata aku yang dulu, ternyata kamu benar-benar anak sosial, tak seperti aku yang kamu bilang anak eksak, aku tau kata-kata itu dari kamu, setelah kita bertemu selasa siang disebuah tempat makan, kamu datang membawa teman kamu satu orang, harus aku akui, selama itu aku kenal dengan kamu, hanya sekali itu jugalah, aku punya banyak waktu untuk berbicara, dan menatap jelas wajah kamu yang tepat berada didepanku, tak ada yang berubah aku lihat dari wajah kamu, yang aku lihat hanya dandanan kamu yang berubah, jauh berbeda dengan yang dulu saat mtsn masih terlihat fresh dan alami, tanpa ada bedak lipstik, dan beberapa macam make up lagi yang aku sama sekali tidak tahu apa namanya, sudah pasti jelas bedalah, saat terakhir bertemu dengan kamu kamu masih punya status siswi disekolah setingkat SLTP, dan saat bertemu denganku saat ini status kamu sudah berubah jadi seorang mahasiswi.

Aku akui dandanan kamu saat itu sungguh sangat membuat aku yakin kamu sudah jauh berubah, menjadi lebih dewasa maybe.. dengan busana memakai jilbab yang modern, aku tak tau itu model apa, yang jelas, model pemakaian jilbab seperti yang kamu pakai itu, baru beberapa bulan ini aku lihat.

Beberapa jam dengan kamu itu, membuat aku sedikit bahagia, bisa bergaul dan berteman lagi dengan kamu, ketika dulu semuanya menghilang, dan hari itu semua sudah terasa berbeda, yang bikin aku lumayan seneng, kita bisa pergi main bareng kesalah satu tempat game station dipadang, kamu tau tidak? Itu adalah dipenghujung bulan, aku lagi kere-kerenya, walaupun gitu, aku coba untuk bisa deh, karena kamu bilang cuma hari itu kamu punya kesempatan buat ketemu sama aku, yah terpaksa.. aku ikutin aja,,

Dan ternyata semua hanya berakhir sampai disitu aja, nothing special berikutnya, terakhir aku sering lihat-lihat status yang kamu bikin, jujur dari semuanya, aku ngerasa ilfeel liat kamu, memang sih, dari dulu aku tak pernah tau persis karakter kamu seperti apa, memang aku tak pernah kenal sangat dekat dengan kamu, aku hanya buta, mengatakan aku suka, tanpa tau apa maksudnya, dan dari semua apa yang telah kamu perbuat dan dari semua apa yang terlontar dari mulut kamu, aku bisa menilai, ternyata bukan kamu orangnya, tau tidak? 5 tahun ini kamu bertahan dihatiku, tanpa ada alasan yang jelas kamu bisa tetap hidup dan tumbuh dihatiku, tapi setelah dari semua apa yang aku lihat dan rasakan, perlahan semuanya memudar, akhir-akhir ini, aku sudah tidak seperti dulu lagi memikirkan kamu, rasa cemburuku hilang, bahkan rasa suka yang dulupun hilang, kenapa bisa??
Entahlah aku tidak tau, yang pasti mungkin karena perkataan dan semua sikap kamu, jelas aku sangat tidak suka.

Dan hari ini aku ingin mengatakan, ternyata kamu yang bisa buat aku pertahanin kamu dihatiku bertahun-tahun, bisa rapuh, lapuk dan hancur juga akhirnya, meski aku sampai saat ini belum bisa menemukan seorang wanita yang mungkin benar-benar aku cinta dan sayangi, dan beberapa minggu belakang ini, aku sudah bisa bebas dari bayang-bayang masa lalu, kelam banget, tapi mentari udah terbit, hangatnya itu sampai kejantung aku, makasih kamu secara tidak langsung kamu udah liatin karakter kamu, yang aku tidak suka, jadi aku tak perlu susah-susah lagi, andaikan dulu aku tau sikap kamu lebih dahulu, mungkin aku tidak akan menyatakan kalau aku suka dengan kamu, berteman dengan kamu lebih dari cukup untukku, akhirnya aku dapat jawaban yang tepat dan pasti sekarang.
“Kamu hanya obsesi dalam hidupku.”

Tuesday 19 July 2011

Cobalah untuk lebih bijaksana

Dear sister,

Cinta tidak aneh,
Cinta tidaklah sakit,
Cinta bukan kebahagiaan,
Tapi cinta adalah segala sesuatunya,

Aku memang seorang anak manusia yang lebih muda darimu 4 tahun,
Aku banyak belajar dari kehidupanku, dan kamu banyak belajar teori,
Sampai-sampai kamu berfikir, akibat dari nikah satu suku itu hanyalah sebuah mitos,
Kamu wanita yang aku cintai, meski kamu bilang aku tak tau tentang anehnya cinta
Dan suatu saat kau ingin menjelaskannya padaku, aku memang tak pernah jatuh cinta,
Karena apa, aku sudah tak bisa merasakan cinta, tau kenapa? Karena cinta bukanlah apa-apa

Kamu meminta sebuah pengertian,
Tau tidak, seberapa pengertiannya kami kepada kamu?
Apa kamu lihat, bagaimana ayah saat “dia” datang kerumah? Dari awal ayah tidak suka, tapi ayah diam, tau kenapa? Karena kamu suka pada “dia” dan ayah sekuatnya mencoba mengerti pada kamu, pada anak gadisnya yang sudah dewasa, kamu tau tidak pikiran awamnya? Gadis kecilnya sudah dewasa, dan akan menyelesaikan kuliah S1 nya, ayah berfikir itu adalah suatu hal yang luar biasa, ayah menganggap pilihanmu sudah tepat tentang apapun, terlebih melihat segala prestasimu selama ini, ayah mencoba menerima dan mencoba mengerti, itu pengertian ayah. Satu hal lagi, ayah belum tau tentang apa yang terjadi antara kamu dan dia, entahlah ayah akan memberikan sebuah pengertian lagi, atau tidak, setidaknya kamu tau siapa ayah, dan kamu pasti tau jawabannya.

Jika kamu melihat ekspresi ibu, saat dia berkata “sakiiitt hati ibu” mungkin kamu bakalan menangis sejadi-jadinya, apa kamu dari kejauhan bisa rasa?, betapa remuk hati ibu mendengar apa yang kau ucapkan itu?, sebelum semua terjadi, ibu sudah sangat ikhlas dengan pilihan kamu, seperti itu pengertian ibu kepada kamu. Tapi setelahnya? Aku tak mengerti sepenuhnya perasaan ibu, tapi kamu wanita, suatu saat akan kamu rasa, ketika kamu mempunyai seorang anak wanita.

Aku..
Kamu tau aku lelaki, kamu juga tau kalau dia lelaki, aku berfikir secara logika, dari awal aku tidak suka, tapi aku menghargai kakak wanitaku satu-satunya, aku enjoy, mencoba mengerti akan perasaan kamu kedia, terlepas dari itu, aku mengetahui dibalik itu semuanya, feeling ku selama ini tidak meleset sedikitpun, apa yang aku takutkan terjadi. Benarkan? Cobalah menjadi lelaki, kelak kamu akan tau betapa sakitnya mendengar kakak perempuan satu-satunya dipermain begitu saja. Jangankan berharap untuk dikasih satu kesempatan terakhir. 0.000001 kesempatan takkan pernah dikasih oleh seorang lelaki, aku tau kalau dia begitu beberapa minggu sebelum kamu mengetahuinya, aku tak menyampaikannya pada kamu, kamu tau kenapa, karena aku tau betapa sakitnya hati wanita jika itu terjadi, benarkan? Aku menutupinya karena aku yakin kamu bukan jodohnya, dan aku akan menasehati kamu untuk tidak nikah buru-buru, agar kamu bisa punya waktu lebih banyak untuk kenal dengan lelaki yang mungkin lebih baik.

“belum tentu semua yang kau anggap baik, adalah yang terbaik untukmu
bisa jadi apa yang menurutmu itu buruk adalah yang terbaik untukmu.”

Kamu tau?? Yang berhak untuk menentukan ini baik atau buruk, bukan kamu,bukan aku, bukan siapa-siapa, tapi yang menentukannya Allah,

Sekarang kamu fikir,
Cara dia mendapatkan kamu, jelas itu sudah sangat salah, bahkan dia sendiri yang jujur pada kamu,
Dalam islam berpacaran itu jelas salah, mengenal satu sama lain boleh, tapi tidak dalam satu ikatan
Terserah kamu mau menilai baik atau buruknya, yang jelas, jika ibu masih belum bisa ikhlas, seumur hidup aku tidak akan pernah setuju, cinta kamu jelas salah, itu bukanlah cinta, karena cinta tidak sakit, tidak juga bahagia, semoga kamu mengerti.

Satu hal lagi, apa kamu benar-benar mengerti akan hakikat menikah? Seharusnya kamu tau, diminangkabau, menikah itu bukanlah bersatunya dua orang anak manusia, tapi dalam minang menikah itu ialah bersatunya dua kaum yang berbeda, bersatunya dua buah keluarga.
Harusnya aku tak perlu menjelaskan ini, karena aku yakin kamu jauh lebih mengerti daripada aku tentang hal ini, jelas!! Orang tua anak lelaki yang kamu bilang kamu mencintai dia itu, sama sekali tidak suka dengan kamu, dan kamu tau itu adalah suatu hal yang rumit diawalnya.

Aku menerima semua keputusan kamu, tapi aku begini, karena aku peduli,karena aku mencintai kamu, tapi aku memohon kepadamu, fikirkan baik-baik apa yang akan kamu pilih, cinta tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah, cinta tak pernah bisa memberi makan kamu,

Kamu tau persis kisah ayah dan ibu, apa kamu melihat ada cinta sebelum ayah dan ibu menikah?
Tapi kenapa mereka langgeng sampai saat sekarang ini??

Karena cinta adalah Hadiah pernikahan Spesial dari Allah, sekali lagi kukatakan Cinta tidak aneh, dan tidak sakit,

Kamu takkan pernah merasakan cinta sebelum menikah..

Tau? Setiap kali aku buka lemari baju didalam kamar, bekas lemari kamu saat bersekolah dulu. Aku melihat selembar kertas ditempel disana. Lebih kurang isinya begini

“Bukan meri yang harus dimengerti tapi meri yang harus mengerti”
Aku membacanya setiap kali mengambil baju didalam kamar itu!!!

aku tidak menghakimi, aku cuma tak ingin hal buruk terjadi pada kakak perempuanku satu-satunya karena hanya seorang lelaki yang sikapnya sama sekali aku bahkan kamu tidak suka. jadi berhentilah memuja-muja cinta..


Friday 15 July 2011

Jalani Saja..




Hari ini kamis, aku sengaja tak datang terlalu pagi kekantor, aku ingin pergi kebengkel buat service motor yang udah lama ngga diservice, jam 8 aku berangkat muter-muter kota padang nyari bengkel, awalnya aku datang kebengkel resmi, tapi antriannya panjang banget aku ngga yakin bakalan cepat selesainya, sedangkan aku buru-buru, lumayan jauh aku muter, akhirnya setelah capek muter-muter ketemu deh salah satu bengkel yang lumayan gede, trus sedang sepi lagi, aku langsung aja masuk dan bilang sama yang punya aku mau service motor, tak lama datanglah seseorang, mungkin karyawannya, langsung saja ngutak-atik motorku, lumayan lama aku menunggu, beberapa saat akan selesai, handphone ku berbunyi, saat aku lihat ini nomor baru, yang buat aku penasaran, nomor ini Cuma 11 digit, pasti dari kantor, saat aku angkat, dia menyapaku dan menyebut namaku, sambil terus memperkenalkan dirinya, ini Pak Rusdi, aku kaget ternyata yang nelfon manager keuangan wilayah I, perihal apa yang akan terjadi, sehingga harus manager keuangan yang menelfon, ternyata dia menyampaikan bahwa aku akan ditempatkan diproyek baru, sebenarnya sih proyek ini sudah lama jalan, tapi karena jangka waktunya memang panjang makanya sampai sekarang belum kelar-kelar. Dalam pembicaraan itu aku sudah tau saja dia bakalan bilang apa, karena hari-hari sebelumnya aku sudah punya feeling bakalan dipindahin ke Aceh atau Palembang. Dan jelas disana pak rusdi bilang, aku akan dipindah tugaskan kepalembang.

Setelah selesai menelfon, masih dalam keadaan menunggu, aku mulai berfikir, aku hanya merasa sedikit senang, karena pekerjaanku yang tidak jelas beberapa bulan ini akan segera berakhir, satu lagi, sudah niatku ingin pergi ke negeri orang, ngga hanya muter-muter padang aja, selebihnya belum sempat aku fikirkan, tapi rasanya masih ada yang mengganjal dalam hatiku, tapi apa ya?? Ditengah rasa bingung sambil nunggu tersebut, handphone yang aku pegang, berdering lagi, masih dengan nomor yang sama sekali tidak aku tau, aku coba angkat, dengan cara yang sama seperti tadi, tapi bapak yang ini tidak menyebutkan siapa namanya, sambil menjelaskna padaku, bahwa aku akan dipindahkan kepalembang, dan surat perintah tugasku sudah dikirim kekantor cabang dipadang, aku mengiyakan semua kata bapak itu, dan mengatakan sudah mengetahui, karena tadi sudah ditelfon oleh pak rusdi, sambil aku bertanya, dengan siapa aku berbicara, ternyata orang yang berbicara dibalik telepon genggam itu ialah pak eptu, manager SDM, yaaa, dialah orang yang wajib mengetahui, dimana aku harus ditempatkan.

Selesai pembicaraan aku membayar semua biaya service, tanpa ba bi bu, aku langsung berangkat kekantor karena tadi sebelum berangkat aku sudah persiapkan semuanya, dalam perjalanan aku disms lagi oleh gadis, katanya aku disuruh kekantor oleh pak erlan, “iya aku lagi dijalan!” balasan smsku kepadanya, sms nya yang terakhir sudah tidak ku hiraukan lagi, aku terus jalan, dan berhenti disebuah spbu, disana ada lagi yang menelfon, dan lagi nomor yang sama sekali aku tidak tau itu nomor siapa, saat aku angkat, terdengar sebuah suara yang aku bingung, ini orang masih muda apa udah tua, dia berbicara begitu sangat pelan dan halus, dari cara ngedok nya, jelas ini orang jawa, dia menanyakan kapan keberangkatanku kepalembang, aku bilang secepatnya mas, dan dia bilang hubungi dia, bila sudah mau berangkat kepalembang, habis dari semua percakapan itu aku langsung isi bensin dan kembali menuju kantor, yahh sampai dikantor aku langsung menuju meja gadis, mau mengambil surat tugasku ke palembang, dan melapor kepada kepala cabang.

Hari inipun aku putuskan untuk pulang, yah benar aku kan pergi lumayan jauh dan mungkin dalam waktu yang mungkin jauh lebih panjang, aku ingin bertemu keluarga dulu, sekalian aku ingin nganterin motor, ngga mungkin juga motornya aku bawa kepalembang, sesampai dirumah aku jelaskan semuanya pada orang tuaku, jujur walaupun aku sudah tinggal sendiri, untuk urusan apapun aku selalu menyampaikannya pada orang tua, untuk diriku sendiri, aku masih merasa seperti anak kecil yang masih perlu dijaga, jika aku sedang berada dirumah, disela-sela pembicaraan itu, dengan nada rendah dan terdengar seperti nada kecewa, ibu bertanya, “berarti kamu tidak jadi kuliah taun ini fi?” aku kesetrum entah energi apa yang menyetrumku mendengar ucapan ibu, aku ingat lagi suasana dibengkel tadi, ini yang tadinya tak sempat terfikirkan olehku, sudah dari akhir 2010 aku punya planing bakalan kuliah taun ini, meski harus kuliah ditempat swasta dan berbagi waktu dengan pekerjaan, aku ladenin deh buat planning aku agar berjalan lancar sampai aku berumur 25 tahun, bahkan aku juga sudah punya planning penuh sampai aku berumur 32 tahun, saat aku bercerita akan hal ini pada teman-temanku, “jauah pangana ang lai” selalu saja kata-kata itu yang aku dapat, artinya pikiran kamu kejauhan sampe mikirin kesitu, terserahlah menilainya bagaimana, tapi kayaknya pecahan pertama yang akan aku susun sudah mulai berantakan dari sini, yang jelas jika taun ini aku tidak kuliah, otomatis aku tidak bisa menyelesaikan kuliahku diumur 24 tahun, sedangkan hal lain masih banyak yang ingin aku lakukan, sore saat aku sudah sampai dirumah itu, ada sedikit yang aku sesalkan, langkah pertamaku yang ingin aku injakan ditimur, malah terarah keselatan, dalam fikirku setelah shalat ashar, aku diberi jalan, aku teringat akan kata-kataku sendiri pada iam, yahh dalam hal ini aku tak berhak memilih, disini aku Cuma punya kewajiban untuk menjalani, dan dibalik sesalku yang sedikit itu, pasti ada hikmah yang besar, hati kecilku berkata saat itu “Jalani saja dahulu” terimakaasih ya Allah, telah beri aku petunjuk,

“mau gimana lagi bu, ini udah jalannya” jawabku sama ibu, saat itu ibu masih memberi beberapa solusi, tapi aku rasa itu tidak mungkin, jadi ibu hanya diam, sepertinya ibu sudah melepasku untuk mengambil keputusan sendiri, dia mikir hanafi kecilnya sudah dewasa, aku serasa ingin menangis, saat aku berbicara ibu sedang sibuk menyiapkan bumbu masak dan ayah ikut ada disitu sambil duduk dimeja makan, memang suasananya sedikit agak muram, terbukti selama ini aku bisa pulang kerumah kapanpun aku mau, dan besok waktu pulang ku sudah terbatas, kemungkinan aku pulang lebaran akhir agustus depan. Sepertinya aku akan mengidap penyakit rindu dengan stadium yang lebih tinggi. Mau bagaimana lagi, jalani saja...

Selesai shalat maghrib, kita sekeluarga makan bersama, hanya ada 4 disitu, berarti kurang 2 lagi, ada ayah, ibu, aku dan adikku siska, selepas dari makan aku langsung ngambil kunci motor dan langsung menuju rumah abangku yang paling gede didaerah simpang tiga, keinginan terbesarku kesana bukanlah mengunjungi dia, aku hanya ingin bertemu dengan keponakanku, iky, disepanjang jalan aku mikirin gimana nanti becanda-becanda sama dia, ketawa-ketawa sama dia, tak lama aku sampai didepan rumahnya, kulihat tidak ada motor abangku disitu, kelihatannya sekitaran disitu juga lagi sepi, setelah selesai ku parkir motor, aku langsung menuju pintu, pintu rumah itu terbuka lebar, saat sampai didepan pintu, aku melihat uni mila, kakak iparku sedang menonton oscar oasis yang ada di tv-tv itu, aku tidak tau apa itu kadal atau cicak, yang jelas itu reptil,didepan ni mila duduk ada ayunan, dan sepertinya didalam ayunan yang dibuat dari kain itu ada yang tidur didalamnya, melihat itu aku sudah sedikit kecewa, saat kulihat kedalam, ternyata benar, iky udah tidur, yahhhhhhhhhh aku ngga bisa becanda-becanda sama dia, Cuma bisa nyium keningnya, sambil aku hanya berbisik fiuhh,, kita ngga bisa ketemu sekali tiga minggu lagi, buat beberapa bulan kedepan. Kutanya pada uni mila dimana abangku, tepatnya suami dia, ternyata sedang lembur dikantor, sepertinya tak mungkin juga aku bertemu dengannya, Cuma sebentar aku disana aku langsung balik, buat ngumpul lagi dengan keluarga.

satu hal dalam benakku malam itu, "Jalan Masih Panjang Hanafi" memang waktu ini tak pasti, entahkah besok aku masih sempat atau tidak melihat matahari pagi, yang jelas, malam ini harus dilalui, dan hidupku harus tetap dijalan, semoga jalan semua yang aku pilih ini benar!!

Wednesday 6 July 2011

iam & ami


“Bila ada didekatmu, detak dadaku mengencang
Pesona indah didirimu, buat ku mabuk kepayang
Jalan panjang yang kita lalui, bukanlah sebatas mimpi
Baru kini ku merasakan jatuh cinta sesungguhnya

Original Sountrack yang tepat banget buat melambangkan kisah cinta sahabatku disaat seperti ini, yah akhir juni ini dia bilang sudah bulan keempat dia menjalani hubungan, dalam kata lain pacaran dengan kekasihnya ini, ngga ada yang spesial sebenarnya kalau dia berpacaran, Cuma dalam waktu yang lumayan singkat, dia bisa berubah dengan sangat signifikan, ngga bisa disangkal aku merasa dia berubah seperti angga berubah.

Beberapa minggu yang lalu aku memang bertemu dengannya, dia mengajakku pergi kesebuah studio band yang bisa dibilang sudah familiar lah dikalangan kami, mungkin karena keseringan mereka ng-band disitu, namun aku masih belum merasakan perubahan itu, i’am seperti biasa ku sebut namanya, masih iam seperti yang biasa kurasakan saat itu, karena waktu itu kita berdua tidak sempat berbagi banyak cerita setelah lama tidak bertemu, biasanya kalau dulu seminggu saja liburan sekolah, saat aku balik kepadang lagi, bener-bener seubrek cerita yang dia sampaikan kepadaku, semua temanku pasti tau, bagaimana menggebunya iam bercerita tentang kisah hidup dan cerita cintanya, tak salah sebenarnya erith memberi gelar “kereta api” kepadanya, aku juga tidak tau apakah dia memakai tanda baca koma dalam tatanan bahasa di hidupnya, entahlah, dia yang tau.

Kembali ketanggal 27 juni penghujung bulan juni kemaren, setelah mengantar ibu keloket mobil yang menuju pasaman barat, aku kembali ke mess tempat aku tinggal sekarang, disalah satu rumah, dikawasan belanti, sudah nyaris sore aku masih tak melakukan apa-apa dirumah itu, aku mengambil laptop ingin mengetikkan sesuatu, tapi masih belum tau apa yang akan aku ceritakan, entah kenapa aku ingat iam, yang katanya sudah pindah rumah dari siteba ke aia pacah, aku langsung sms dia, menanyakan posisinya dimana, didalam sms itu aku bilang, aku ingin tau dimana rumahnya dan aku juga kangen dengan keluarganya, memang sejak aku bersahabat dan mulai dekat dengan iam, akupun mulai dekat dengan keluarganya, bahkan sampe kakak mama iam pun aku kenal, biasa aku panggil ibu ke kakak mama nya iam, dan panggil mama ke mama iam itu sendiri.

Tak cukup lama, sms akupun dibalas, dalam sms itu ia menjelaskan bahwasanya sekarang dia lagi di kos-kosan ami, yapp ami inilah yang menjadi pacar atau kekasih atau apalah namanya, untuk saat ini yang aku tau, dalam sms ia menjelaskan akan menjemput lila adiknya yang baru aja lulus TK kerumah ibu, kakak mamanya iam, dikawasan kalawi, dan katanya kalau mau ikut kerumah barunya, aku disuruh kerumah ibu buat ketemu dan pulang bareng kerumahnya, katanya dia akan sms aku lagi kalau dia sudah sampai dirumah ibu, aku mengiyakan smsnya, cukup lama aku menunggu sampai-sampai aku ketiduran, tapi sms dia yang malah bangunin aku dari tidur itu, katanya dia sudah sampai dirumah ibu, akupun balas sms dia mengatakan “iya tunggu sebentar” rasanya males banget pergi, karena aku baru aja tidur sebentar, tapi aku yang bikin janji mau ngga mau harus ditepati, dengan langkah gontai aku pergi kekamar mandi, ingat belum shalat ashar, aku langsung whudu dulu dan shalat sebelum berangkat.

Sampai disana aku lihat sih ada motornya, tapi aku ngga liat penampakan dia, aku lihat rumah ibu pintunya kebuka, aku langsung aja menuju pintu sambil ngucapin assalamualaikum, ibupun keluar, sudah lama aku tidak ketemu dengan ibu, mungkin dia agak lupa denganku, ditambah lagi rambutku yang lumayan panjang, dan tak seperti biasanya. Saat dia keluar dia sih lumayan agak kaget aku langsung aja salaman dan nanya dimana iam, dan ternyata iam lagi tidur dikamar belakang, huffttttt. Aku disuruh bangunin iam sama ibu, aku bangunin, malah iam, ikut-ikutan kaget dibangunin, aku bilang aja yaudah langsung berangkat aja, Cuma sebentar akupun berangkat aku memakai motorku sendiri, dan dia berdua dengan lila dengan motornya sendiri, tak tau mengapa setiap saat yang genting kalo aku lagi berdua dengan iam pake motor, pasti aja ada masalah, banyak banget pengalaman kita berdua, tentang motor yang mogok lah, atau abis minyak lah padahal spbu masih jauh dan yang jual getengan juga ngga ada, dan masalah motor saat itu ialah, saat sampai dibalai baru, motorku rantainya putus, padahal iam sudah sangat jauh didepan, sial banget deh waktu itu.

Singkat cerita sampailah dirumah iam, nyaris maghrib, dan ternyata dirumahnya lagi ada banyak temen-temen ira, kakaknya iam, yang kuliah disalah satu perguruan tinggi ilmu kesehatan dikota padang, ada juga shanti disitu yang sekampung dengan aku, tak banyak yang kita ceritain dirumahnya itu, jam setengah sembilanpun kita berdua keluar lagi dari rumah, tak ada tujuan saat itu yang jelas hanya pergi keluar, sampai disiteba, rintik hujan mulai turun, makin lama semakin kenceng tuh hujan, akupun ngusulin buat singgah disebuah tempat yang bisa dibilang cafe lah, tempat aku dan teman-teman ngemil abis bubar bulan puasa taun kemaren, yang aku bingung tuh hujan ngga berhenti-henti sampai jam satu malam, yahh ditempat itulah ia mulai menceritakan semuanya, apa yang ia alami selama kuliah, dan apa yang berubah darinya setelah bertemu dan menjalin sebuah hubungan dengan ami.

Awalnya dia hanya bercerita tentang,software-software yang dipakai dikalangan teknik sipil, gimana ribetnya awal-awal kuliah, ngeladenin senior yang katanya super ngeselin, setahun ini sudah dua semester yang dia lalui, katanya super ribet dengan yang namanya assisten dosen. bayangin aja, gambar yang susah-susah diprint dengan kertas A1 dan harus mengeluarkan dana 20.000 rupiah untuk satu lembarnya, tuh dosen seenak dengkulnya doang nyoret-nyoret tuh gambar terkadang hanya karena kesalahan ketebalan garis, behhh aku mah ikut-ikutan kesal dengerin ceritanya, tapi wajar juga sih sebenarnya, yang salah ya tetap aja salah.

Tidak tau dari mana datangnya, ditengah hujan-hujan yang masih saja belum reda, diapun mulai menceritakan tentang ami, tak banyak yang aku tanya, tapi dia yang banyak bercerita, begitulah dia orangnya, hal penting sampai ngga penting sekalipun diceritakan semuanya. Dia bercerita diawal pertama kenal dengan ami itu, dia punya perasaan yang sangat biasa-biasa saja, yaa mungkin nganggap sebagai teman gitu, beda dengan satu teman yang benar-benar ia suka sewaktu masuk kuliah itu aku lupa namanya tapi masih satu fakultas dengannya, dia bercerita kalau dia suka pada wanita itu seperti dia suka pada chicha dulu, chicha temen les nya, yang dia lakukan hanya bisa diam didepan chicha, bahkan berubah kepribadian yang aku tau dia itu cerewet dan banyak omong dan lumayan hangat , kalo didepan chicha itu malah berubah jadi iam yang aneh, kalem ngga jelas dan sangat dingin, gimana orang mau bisa suka, kalau dia hanya memendam sendiri, dan seperti itulah ia menyukai wanita yang satu ini, wanita itu bukan ami, tapi orang lain.

Aku tidak bisa menceritakan gimana ia mulai bisa dekat dengan ami, ntar ganggu privasi iam, cerita-ceritanya dimulai setelah mereka berpacaran, pernah suatu saat ami bilang kepadanya, “kamu itu tipe orang yang kalau menurut kamu hal itu ngga penting buat kamu, dan ngga membawa manfaat buat kamu, kamu ngga bakalan ngelakuin, walaupun kamu tau itu bakalan bermanfaat banyak buat orang lain”, hmmm mungkin perkataan ami benar, akupun ngerasa seperti itu, dan tau tidak? Iam sudah sangat jauh berubah, setelah beberapa bulan pacaran dengan ami, dia menjadi rela berkorban, dan satu lagi, dia menjadi orang yang punya pola pemikiran yang semakin jauh tentang apa yang orang-orang katakan tentangnya, dalam artian dia semakin dewasa dalam menyikapi ucapan orang, tak seperti dulu yang selalu bodo dengan ucapan orang, bayangin aja dia rela ujan-ujanan demi nganterin baju putih kekosan ami dikarenakan ami butuh baju itu untuk mengikuti ujian, hmmm bagiku itu bukanlah iam yang mau berbuat seperti itu, terlebih saat ami mengatakan kepadanya, “Cuma kamu yang aku punya dikota ini” beuuhhhh romantis cuy, setelah ami mengatakan itu kepadanya, setiap kali berantem dengan ami, iam yang selalu meminta maaf, what??? Percaya atau tidak begitulah, tak pernah aku melihat ia meminta maaf kepada cewek hanya karena berantem-beranteman kayak gitu, yang aku aku tau dia bakalan ngerasa gengsi banget kalu harus berbuat seperti itu, tapi itulah perubahannya, dan yang aku dapat dari pembicaraan malam itu, dari setiap ucapannya aku merasa, dia jauh lebih bijak dalam menggunakan kata-kata, seperti dia sudah mencerna matang-matang kata apa yang akan diucapkannya, tak seperti iam yang biasa, ceplas ceplos tak menentu, malah terkesan kemana-mana, dari sana aku tau dia sudah sangat jauh berubah, dari apa yang aku fikirkan sebelumnya, terakhir bercerita tentang ami, ia mengatakan padaku, “aku jadi ingat perkataan kamu yang dulu naf” katanya, aku heran memang apa yang dulu aku katakan padanya, ternyata
“kamu memang seharusnya memilih, tapi ketika kamu dihadapkan kepada sesuatu yang tidak kamu pilih, kamu harus tetap menjalaninya, karena dibalik apa yang tidak kamu suka itu, Allah sudah menyiapkan sesuatu yang sangat besar, karena yang tidak kamu pilih itulah menurut Allah yang terbaik, dan suatu saat kamu pasti akan mengatakan “”untung dulu aku seperti ini, andaikan tidak mungkin aku tidak sebahagia ini””.”
Kata-kata itulah yang dulu aku katakan padanya, yang aku sendiripun lupa, kalau aku pernah mengatakan itu kepadanya emang iya ya aku sebijak itu?, hahahahaha tapi kalau ngga salah iya, aku mengatakan itu padanya ketika dia hanya bisa lulus berkuliah di Non Reguler, dan dia sangat tidak suka degan hal itu.
Lantas aku tanya balik ke iam, “apa hubungannya dengan yang kamu ceritakan sekarang?” dia bilang padahal aku dulu sama sekali tidak suka dengan ami, bisa dibilang biasa saja, aku dulukan sukanya sama wanita itu, aku lupa nama wanitanya siapa yang jelas teman sekelasnya, dia melanjutkan ucapannya, andaikan dulu aku jadian dengan wanita itu, mungkin aku takkan sebahagia ini dengan ami, katanya.

Setahun berpisah banyak yang berubah dari iam, yang ingin aku sampaikan hanyalah, terimakasih buat ami, yang sengaja atau tidak sengaja telah merubah sahabatku menjadi seorang yang jauh lebih dewasa, banyak berubah kearah yang positif, malah nyaris semua sikap jeleknya mulai berubah, Cuma ketawanya yang kayak orang ayan yang tidak berubah, hahaha aku jadi malu malam itu saat bercerita, orang sangat banyak dicafe itu, dia malah ketawa kayak gitu, apa dia ngga sadar ya?? Banyak yang merhatiin, ya sudahlah, semua orang juga tau, kalau aku sedang berdua dengannya suasana pasti jadi hangat, dan ribut serta berisik.

IAM dan AMI, satu huruf konsonan dua huruf vokal dan tiga huruf yang sama, hmmm PERFECT , ada “A”, “I”, dan “M”.
Semoga kalian langgeng deh, tak pernah aku melihat iam menyayangi wanita seperti itu, satu lagi aku dapat arti cinta, dapat arti cinta dari kisah kalian berdua, cinta itu belajar, seperti iam yang belajar merubah hidupnya, karena rasa sayang nya pada seorang wanita. Tak menyangka aku, iam bakalan seperti saat ini. Dan tak pernah juga aku melihat iam berpacaran seperti ini, dari yang pernah aku tau!! Tapi aku tau semua tentangnya, hahahaha, selamat mencintai ya iam, semoga ngga ada masalah yang rumit buat kalian berdua, buat ami, jaga iam baik-baik ya ;), sekali lagi, semoga kalian berdua tetap langgeng. Amin..

Tuesday 21 June 2011

a letter from mom and dad

"Sebuah Surat dari Ayah dan Ibu"

Anaku, Ketika kami tumbuh tua
kami harap kamu bersabar dan mengerti terhadap kami

kalau misalnya kami memecahkan piring,
atau menghamburkan sup diatas meja
karena kami kehilangan sisi penglihatan,
Kami harap kamu tidak meneriaki kami.

orang tua sangat sensitif
sangat tersinggung ketika kamu meneriaki kami

Ketika Pendengaran kami mulai terganggu
dan kami tidak bisa mendengar apa yang kamu katakan
kami harap kamu tidak mengatakan kami "Tuli"
Harap ulangi yang kamu katakan atau tulis dalam secarik kertas

Maafkan kami Anakku
Kami bertambah Tua

Ketika kaki ku bertambah lemah
kami harap kamu tetap bersabar untuk membantu membangunkan
Seperti sama saat kamu kecil dulu, kami membantu kamu untuk belajar berjalan pertama kalinya

Tolong dengarkan kami
ketika kami terus mengulang menceritakan tentang diri kami, seperti sebuah rekaman rusak.
Kami harap kamu tetap mendengarkan kami

Tolong jangan tertawakan kami atau lelah mendengarkan kami

apakah kamu ingat ketika waktu kecil kamu menginginkan sebuah balon ?
kamu mengulang terus apa yang kamu minta sampai kamu mendapatkannya

maafkan aroma kami...
aroma kami seperti aroma orang tua
Tolong jangan paksa kami untuk mandi..karena tubuh kami lemah
orang tua cepat sakit ketika mereka kedinginan, kami harap kami tidak membuat kamu merasa kami ini jorok karena hal tersebut.

Apakah kamu ingat ketika kamu masih kecil ? Kami selalu mengejarmu berlarian karena kamu tidak mau mandi. Kami harap kamu juga bisa bersebar ketika orang tua menjadi seperti anak kecil. itu semua bagian dari semua orang tua yang akan kamu mengerti nanti ketika kamu Tua seperti kami.

dan jika kamu punya waktu, kami harap kita bisa berbincang, walaupun hanya beberapa menit, kami selalu merasa kesendirian di masa-masa tua kami dan tidak punya seseorang untuk berbicara

Kami tau kamu sibuk dengan pekerjaan, biarpun kamu tidak tertarik dengan cerita kami, tolong luangkan waktu sedikit untuk kami
Apakah kamu ingat ketika masih kecil ? kami selalu mendengarkan ceritamu tentang mainanmu

Dan ketika saatnya tiba..
kami harus sakit dan terbaring, kami harap kamu tetap bersabar untuk merawat kami

Kami minta maaf jika secara tidak sengaja mengompol atau membuat berantakan di kasur.Kami harap kamu masih tetap bersabar dimasa-masa saat terakhir kami didunia, kami tidak akan lama lagi...

Ketika waktu nya datang, Kami harap kamu memegang tangan kami untuk menghadapi kematian
Dan jangan khawatir, ketika kami bertemu Sang Pencipta, Kami akan membisikan di telinganya untuk memberkati anakku.

karena anakku mencintai Ayah dan Ibunya
terimah kasih banyak atas perhatian mu, Kami mencintai mu

dengan semua cinta.... Ayah & Ibu



beberapa waktu yang lalu aku menemukan surat itu terselip diantara jutaan thread dalam sebuah forum terbesar diindonesia, aku sudah minta izin kepada yang punya thread untuk share surat tersebut diblog aku ini, aku tidak tau apakah dia mengizinkan atau tidak, yang pasti aku sangat tersentuh dan ingin menangis membaca thread yang seperti ini.

Aku Cuma mau ng-share sama temen-temen semua aja, aku ngga punya komentar apa-apa tentang surat ini, cukup aku saja yang tau, bagaimana perasaan aku setelah membacanya,

Aku Cuma bisa bilang, aku mencintai ayah dan ibu, sangat mencintai,

Gimana perasaan temen-temen setelah baca surat ini??

Wednesday 15 June 2011

Awalan "A" dengan akhiran "A" yang jauh lebih baik

Enam bulan sudah aku bersekolah dikota padang, kota yang sama sekali tak ada saudaraku disini, Cuma ada uni meri yang juga ngekos disini, tapi tempat kosannya sangat jauh dari kos aku, nyaris tiga bulan aku dikamar paling pojok didekat kamar mandi sendirian, memang sih bulan yang lalu aku dapet temen sekamar dari jurusan listrik, pinter banget main gitarnya, tapi ya aku ngga seneng sekamar sama dia, entah kenapa, tapi juga aku tak tau kenapa kok hanya sebentar saja dia kos disini abis itu pindah, dan setelah ia pindah aku sendiri lagi dikamar itu, kamar paling pojok didekat kamar mandi kos surian no, 04.

Semester satu berakhir, setelah selesai ujian akupun terima rapor, ada suatu kebanggaan disaat pulang, aku dapet juara 2 dari entah berapa orang siswa, hahaha dari dua orang siswa kali.

Semua aku lalui bahkan kenal dengan angga, awalnya ia sudah bertanya-tanya dipenghujung semester dua, ia akan pindah kos dari tempat lama dia yang dikontrak satu tahun, berarti sebentar lagi kontrakannnya bakal abis, katanya dia nyari kos, dan diapun tau aku kos deket banget dari sekolah. Awalnya aku kurang suka dengan yang namanya angga, hahahaha bukan apa-apa, tapi aku bener-bener ngga tahan kalo ngomong dengan dia, dia itu salah satu orang yang selalu always kalo ngomong mengeluarkan bau yang kurang sedap, hah, bukan kurang, tapi sangat tidak sedap, dan tau? Alasannya sepanjang tahun selama aku kelas 1, katanya “lagi sariawan” dan itu ia katakan setiap hari ketika ia diledek teman sekelas termasuk aku.

Tak terasa libur semester dua berakhir, nilaiku semester ini menurun seiring semakin bandelnya aku disekolah dan dilingkungan sekitar aku kos, walhasil aku dapet ceramah panjang lebar dirumah, yahh bawa happy aja, dalam hatiku mikir nilai ngga penting, aku bukan ngejar nilai kok sekolah jauh-jauh kepadang, yang aku cari ilmunya toh hasilnya dengan nilai ku yang pas-pasan disekolah, aku bisa punya ilmunya, dan sangat bermanfat untuk diriku saat ini.

Seperti biasa, hari ini hari minggu dipenghujung libur semester dua, berarti besok aku sudah ada dikelas dua masuk ke semester tiga, aku berangkat jam 2 siang dari pasaman dengan bus yang lumayan biasa aku tumpangi, sampai didepan kos ku kira-kira jam setengah delapan malam, saat aku sampai ada banyak sekali anak baru disini, junior aku yang baru masuk tahun itu, mereka aneh melihatku, tapi seharusnya aku yang aneh melihat mereka, kok jadi kebalik gini, apa dia nyangka aku anak baru juga? Huffttt ngga penting, aku langsung menuju kamarku yang paling pojok didekat kamar mandi, saat jalan dari luar kedalam aku mengaruk-ngaruk kantong untuk mengambil kunci kamarku, susah banget ngambilnya mana barang bawaan banyak banget lagi, aku berhasil mengambil kunci saat sampai didepan kamar tapi aku kaget saat masuk kedalam kamar, kamarnya terbuka, didalam banyak banget barang-barang yang jelas-jelas bukan punya aku, ada lemari yang lebay banget, gedenya minta ampun aku tau, itu bukan lemari untuk anak kos, tapi itu lemari untuk pasangan yang baru kawin, saat aku masuk ternyata sudah ada angga didalam, oh god!!! Sekarang gue sekamar dengan anak yang nafasnya paling ngga enak sekelas!! Aku sama sekali tidak menyangka, kalau dia bakalan milih sekamar dengan aku, padahal kamar lain masih ada tuh yang kosong, then.. why me??

Mungkin hanya aku tidak sadar itu adalah awal ketawa garing yang kita lakukan setiap hari, nyaris 2 tahun bersama, banyak hal yang berubah dari angga semenjak kita sekamar, nilai semesternya semakin naik setiap semesternya, mulutnya sudah tak begitu lagi, sudah mulai mendingan, mungkin dia merasa dengan ucapanku ceplas-ceplos tanpa mikirin perasaan orang lain, tapi yang aku suka dari angga seberapapun aku menjahilinya tak pernah sekalipun dia marah kepadaku, yahh akupun tak terlalu begitu menjahilinya, aku tau batasannya. Diwaktu kelas satu, dia biasa menyendiri dan paling deket dengan satu teman saja yaitu oki. Kalo dikelas mereka berdua itu emang deket banget, ketika pelajaran berakhir dan bel pulang berbunyi dia tak pernah ikut kita untuk kumpul-kumpul dulu, dia langsung saja pulang kekontrakan lamanya,

Aku ingat saat kemaren, yahh rasanya baru kemaren, dia mengajakku untuk pergi kekampungnya pesisir selatan, harus aku akui itulah pertama kali aku menginjakan kaki dipesisir selatan, menginap disitu beberapa hari, dan dia mengajakku kesemua tempat wisata dipesisir selatan, setau aku itu tempat paling indah yang pernah aku kunjungi, ada ribuan tempat wisata disitu, disaat awal sampai disana, aku langsung diajak ketempat yang namanya pucak tarusan, sore-sore dengan pemandangan yang sangat menakjubkan, dari atas puncak itu kelihatan sekali laut lepas dan beberapa pulau, hari selanjutnya aku pergi ke “jembatan aka” seperti namanya warga sumatera barat pasti tau jembatan yang terbuat dari akar secara alami tanpa ada bantuan tangan manusia, tapi hari itu disaat aku kesitu, akar itu sudah dibantu dengan besi-besi dan kawat agar akar nya tetap kuat menahan setiap orang yang menyeberang disana. Selanjutnya aku pergi kepantai carocok pantai yang enak banget buat dipandang mata,sekalian kepuncak langkisau, pemandangan paling exstrem, gila!!! Aku benar-benar terpesona dengan keindahan puncak langkisau, jika kepainan, tapi tidak pergi kesitu, takkan lengkap rasanya. Pengalaman dengan angga yang tak pernah terduga olehku, dan takkan pernah kulupakan sepanjang hidupku.

Perubahan angga yang sangat signifikan adalah ketika disemester terakhir sekolah, memang dia cerita bagaimana dia berkenalan dengan seorang wanita, tapi aku lupa detailnya, aku dikenalkan dengan wanita itu, namanya ii, aneh ya, aku tulis ie-ie saja, aku sama sekali tidak pernah mengerti, mungkin karena aku tak pernah merasakan cinta pada seorang wanita seperti angga mencintai seorang wanita, yakni wanita itu, aku masih belum bisa menemukan wanita yang benar-benar bisa membuatku seperti yang angga rasa, bagaimana tidak, bukan tanpa alasan angga yang aku tahu, dari kelas satu sampai dia kenal dengan wanita itu, aku sama sekali tak pernah melihat dia shalat, hanya terkadang aku hanya liat dia shalat jum’at itupun sesekali, tapi perubahan besar terjadi pada angga ketika dia kenal dengan wanita itu, wanita itupun bukanlah keturunan ustadz apalagi kiayi, yang aku dengar dari angga ayah wanita itu seorang polisi, beberapa bulan setelah mereka jadian, angga yang biasa males bangun pagi, saat aku terbangun subuh-subuh aku sudah melihat dia shalat subuh, habis shalat subuh dia nelfon ie-ie, hanya nelfon itu yang aku kurang suka, dan akupun ngga bisa lakukan itu, yaa dia nelfon seperti minum obat, 3 kali sehari. Tapi beberapa minggu setelah mereka jadian, angga semakin rajin shalat, tidur tepat waktu, bangun sangat pagi untuk shalat dan nelfon, menjadi pribadi yang semakin tenang, aku bisa rasakan perubahan itu, ya bagaimana tidak merasakan, dari 24 jam sehari mungkin hanya 4 jam aku tidak bersamanya,

jadi ingat waktu dulu, bikin tugas bareng, kalo mau tidur ngobrol dulu, sebelum tidur luluran dulu, sharing tentang musik yang up to date, ngantri nyuci saat hari minggu, ngantri nyetrika, ngantri ketika mau mandi, semua kegiatan harian nyaris semua kita lakukan bersama, saat sore abis pulang sekolah, kita satu kos bareng-bareng ke pantai pergi mandi-mandi sampai matahari terbenam.

Dan bagiku semua itu berubah kearah yang lebih baik, bahkan sangat baik, angga berubah jauh lebih baik daripada aku, yahh terkadang aku merasa iri pada angga, aku rasanya ingin berubah seperti itu, tapi ngga ada yang bisa buat aku termotivasi, aku mau bilang lagi, “aku belum bisa mencintai seorang wanita, seperti angga mencintai seorang wanita” hah!!! Yang pasti secara diam-diam aku banyak belajar dari angga, belajar tentang kehidupan yang mungkin angga sendiri tak pernah mempelajari itu dari dirinya sendiri, dia bukanlah orang yang pinter dikelas, tapi ilmu tentang kehidupan banyak yang aku ambil darinya tanpa pernah ia sadari, yaa terkadang aku lihat, dia tak menyadari tentang perubahannya dan nilai-nilai yang ada dikehidupannya, dia itu seorang lelaki yang baik, sabar, hmmm ngomong-ngomong bicara sabar, nanti bakalan aku ceritain tentang temanku oyong, temanku paling sabar sejagad raya. Kembali ke angga lagi, kalo mungkin dia membaca postingan ini, aku ingin katakan, terserah dia mau menganggapku apa, tapi aku menganggapnya lebih dari seorang teman, bahkan lebih dari seorang sahabat, aku sudah menganggapnya sebagai saudara kandungku sendiri.

Banyak yang aku masih belum ceritakan tentang ANGGA, tapi ini terlalu panjang, ntar bosen lagi bacanya :p

ini nihh,, beberapa potret angga beberapa tahun yang lalu :)




Jadul bangett nih foto



Fir'aun

Monday 13 June 2011

Kisah “Mamak Azli” kakak Ibu

Ya,, biasa dipanggil Buyuang Zili untuk tahun ini (2011), bisa dikatakan umurnya mungkin sudah berumur 60 tahunan, anak ke 4 dari 7 orang bersaudara, ibuku biasa memanggil ajo kepadanya ibuku anak nomor 5, saat aku bertanya bagaimana tampang mamak (dalam minang kabau “mamak” ialah panggilan untuk saudara laki-laki ibu) ku ini, uci nenek ku dari ayah bilang, ganteng sekali orangnya, diantara anak nenek aku, dialah yang paling tampan, kulitnya kuning langsat, tak seperti ibu yang harus aku akui, ibu itu sao matang, bukan kuning langsat, yaa dialah yang paling tampan, bisa dibilang tampangnya diatas rata-rata, hanya satu yang kurang dari dia, yaitu dia mengidap penyakit epilepsi, hal tersebut yang membuat nenek tak ingin menyekolahkan dia, hanya karena alasan malu ntar disekolah penyakit dia kambuh, padahal dari cerita yang aku dengar dari ibu, mamak ialah seorang lelaki yang cerdas, dia bisa membaca dan menulis, dia tidak buta huruf, hanya butuh sebulan buat dia belajar caranya membaca dan menulis dan dia bisa, itu membuktikan bahwa dia bukanlah orang sembarangan, dia pribadi yang cerdas dengan satu kekurangan saja, kekurangan itu yang dijadikan alasan oleh nenek untuk tidak menyekolahkan dia, abangnya yang mengajarinya cara membaca dan menulis, yaitu paman aku juga, namanya Damai, mamak aku yang paling tua, itu benar, dia hanya diajar oleh kakaknya untuk belajar membaca dan menulis, hanya dalam waktu satu bulan, dari situ aku dapat kesimpulan, dia adalah seorang lelaki cerdas yang tampan.

1979,, (32 tahun yang lalu)
Sudah menjadi suatu hal yang biasa, mamak zili pulang kerumah sekali dalam tiga bulan, kerjaannya hanya keluar dari rumah, nggak tau pergi kemana, dan pulang sekali-kali, banyak yang ngga tau kemana dia, ada kabar, kadang dia sampai kedaerah talu, kira-kira 30 km dari kampungku, nenek memang agak sentimen pada anaknya yang satu ini, sering dimarahin, dan jarang dikasih kesempatan, aku sangat sedih denger semua cerita dari ibu, bahkan aku dengar dari uci juga, kadang dia sampai dikampung uci ku ini, terus digebukin sama preman kampung sana, ibu juga pernah bilang terkadang pulang kerumah dia sudah dalam keadaan benjol-benjol, hiks, kasihan dia.
Sampai klimaksnya suatu hari saat dia pulang entah dari mana, tahun 1979 itu ketika dia berumur sekitar 25 tahun, diwaktu magrib, saat itu nenek abis selesai shalat magrib, dia ngeloyor masuk dan langsung mengambil nasi untuk dia makan, mungkin karena dia lapar, abis pulang dari perjalanan jauh, nenek marah besar sama dia, sangat marah, “kok kamalala me kiajo ang tu nyoh, jang makan jo ang diumah ko leh, malu mbo dek ang diliek urang” ( jika kerjaanmu hanya bermain saja,kamu tak usah lagi makan dirumah ini, amak malu dilihat orang ) kata nenek sambil menyambar piring yang berisikan nasi yang sedang dipegang oleh mamak zili untuk ia makan, yahh aku fikir karena dia cerdas, lalu dia ngomong, sambil mengambil nasi dengan jempol dan telunjuknya yang sedang dipegang nenek hanya sebiji nasi saja, sambil bilang ke nenek, “ko mak, mbo ambiak sabijo nasi umak ko ha, untuak mbo makan, ndak ka mbo makan-makan lai nasi umak saumua iduik mbo leh” ( ini mak, aku makan nasi amak yang sebiji ini,seumur hidup tak akan aku makan-makan lagi nasi amak" katanya sambil terus melangkah dari rumah dan langsung pergi, yaa itulah terakhir kalinya ia berada dikampung ini, tak ada yan pernah tau dia kemana, tapi selama dirumah dia sangat sering mengatakan pada semua orang pada nenek dan pada kakak dan adiknya, dia sangat ingin pergi kemedan, hari ini sudah 30 tahun sejak dia pergi, sangat perih hati nenek bila mengingat kejadian ini lagi, jika kami bercerita masalah ini dan nenek mendengar dia selalu saja menangis, apa mungkin ini yang masih menahan nenek untuk terus ada, umur nenek sudah lebih 90 tahun mungkin akan masuk ke 100 tahun, nenek adalah orang paling tua nomor 2 dikampungku setelah eyangnya singgih sahabat kecilku, aku saja menangis mendengar cerita ibu tentang kakaknya itu, aku sangat ingin, sangattt ingin bertemu dengan mamak ku ini, mungkin dia sedang berada disuatu tempat, mungkin sudah punya anak yang juga mungkin ada yang seumuran dengan aku, jika ada yang membaca postingan ini, jikalau tau, apa itu mungkin ada orang disekeliling kamu, yang berasal dari pasaman, sumatera barat,bernama Azli atau zili, secara fisik aku tidak tau bagaimana rupanya, dia sudah pergi jauh sebelum aku dilahirkan, yah tolong saja dikomen, akupun yakin dalam perjalanannya pasti dia mengidam-idamkan medan, karena ibu bilang dia getol dan selalu bilang ingin sekali pergi kemedan, entah dia nyasar, aku tak tahu, tapi aku ingin sekali bertemu dengannya, sangat ingin.




Tahun lalu entah darimana datang kabarnya, sampailah kabar itu dikampungku, kabar itu mengatakan bahwa mamak zili itu sedang berada disuatu tempat dikota pinang, tanpa pikir panjang ayah pun berangkat kekota pinang disumatera utara, dan ternyata itu bukanlah mamak zili, benar dia orang pasaman yang tidak tahu jalan pulang, tapi dia bukanlah orang yang dimaksud, kampungnya beda dengan kampungku, dan kekecewaaan lah yang ayah bawa pulang, saat ini hanya menunggu kabar, dan menunggu dia kembalilah yang kami bisa, mau dicaripun, akan dicari kemana, aku yakin dia masih hidup, karena nenek masih menunggu dia, karena nenek belum ikhlas bila belum bertemu dengan dia, hal itu yang membuat aku yakin mamak zili ku, masih hidup dan dalam keadaaan yang baik-baik saja.
Aku percaya itu.

Friday 27 May 2011

Sepatu Kuning iky

Resepsi perikahan Desrimal dan Karmila Sari.
Sabtu 24 Januari 2009 di Katimaha


Rasanya baru kemaren photo itu ada, tak disangka itu tahun 2009 yang lalu, dan bias-bias bahagia masih terasa, dan masih terlihat diraut wajah mereka sampai saat ini, dan pada saat itu statusku masih menjadi siswa SMK Negeri 5 Padang, harus bolak balik Pasaman-Padang pada bulan itu, apalagi temen aku satu kelas pada ikut semua keacara pernikahan itu.
Masih ditahun yang sama pada bulan Oktober, tiga keluarga diberi rezeky oleh Allah SWT, yaitu keluarga aku, keluarga mertua abangku, dan yang ketiga keluarga kecil abangku sendiri, yahh dibulan itu tepat pada tanggal 22, warga simpang tiga, kedatangan warga baru dari langit, dan bertambah lagi satu penduduk dunia, seorang bayi laki-laki, anak pertama dari Desrimal dan Karmila sari, serta cucu pertama dari keluargaku dan dari keluarga mertua abangku, dan itu ialah keponakan pertama aku, sungguh aku sangat bahagia, uniknya saat bayi itu terlahir, aku tidak sedang ada dipadang melainkan sedang dipasaman, jadi aku bisa datang tepat waktu kerumah abangku yang istrinya melahirkan, dan hari itu,, Kamis 22 Oktober 2009, sekitar jam 18.00 WIB Ayah resmi dinobatkan sebagai seorang kakek dan ibu mendjadi seorang nenek. Dan sekarang bayi itu menyebutnya dengan “Atuk” dan “Nenek Ibu”

Bayi itu diberi nama “RIFKY MUZAKKI ALFARISI” dan semua orang memanggilnya “iky” yahh rasanya baru beberapa jam lalu aku masih melihat dia setiap hari dibedong,


dan sekarang dia sudah bisa jalan, lari, dan memanggilku dengan sebutan “abak” tingkahnya yang lucu menunjuk suatu benda dan bertanya “apo” dengan lancar ia mengatakannya, paling seneng jalan-jalan pake payung, kalo keinginannya ngga dikabulkan dia bakalan ngambek dan langsung lari kekasur telungkup lalu menangis kayak disinetron, hufftt mending jadi aktor aja, paling suka dengan yang namanya ikan, kalo lagi nangis bilang saja kedia “lauakkk” dia bakalan berhenti menangis, tapi kalo tuh ikan ada ditangan dia, kasian ikannya dianiaya terus, sabtu kemaren dia datang kerumah karena memang sudah jadwalnya, setiap tiga minggu sekali papa nya ikut panen sawit ayah, otomatis dia juga ikutan kerumah, ada yang lucu kemaren itu sepatu kuningnya dia, lucu banget!!!

Beberapa potret Iky










Thursday 26 May 2011

Dorama yang slalu ingatkan aku tahun 2005

Setiap kali denger soundtrack dorama ini, pasti perasaan aku tercabik-cabik ngga jelas, mungkin jika aku perdengarkan pada orang lain, komentarnya akan biasa-biasa saja, kenapa aku merasa aneh, mungkin karena ini dorama pertama yang aku tonton, tapi sumpah, rasanya 11 episode itu sungguh sangat kurang untuk perfect story kaya gitu, dan banyak terselip kisah-kisah hidupku yang rasanya kurang membahagiakan pada saat itu, tapi apalah pemikiranku saat itu, aku hanya anak remaja 13 tahun yang masih belum mengerti apa-apa,

************


Bulan juli 2005, saat-saat aku mulai mereka katakan tumbuh jadi anak remaja, dan itu sudah lebih 5 tahun berlalu terhitung 2011 ini, ditahun itulah sebuah stasiun televisi swasta indonesia menyiarkan dorama tersebut, memang aku tidak menonton dari awal dorama itu, tapi setelah aku perhatikan semakin lama kisahnya semakin menarik, bahkan sangat menarik, hal yang biasa aku lakukan pulang sekolah keluyuran sampai sore, berubah karena aku tidak mau ketinggalan setiap episode-episodenya,ibu juga ikut-ikutan nonton karena ibu juga suka kisahnya, uni yenti, anak adik ayah yang tinggal dirumah, bahkan kalau abangku sudah pulang kerja, dia juga ikut-ikutan nonton, kisahnya susah ditebak, entah bagaimana pola fikir perfilman jepang, tapi begitulah,, sangat menarik kisahnya,judulnya "Boku Dake No Madonna (you are my only madonna) ....and I love her"

Diawal tahun 2011 ini, aku dikasih fasilitas laptop dari perusahaan, dan rumah yang djadikan kantor ini mempunyai wi-fi dengan sinyal dan kecepatan yang sangat bagus, entah datang darimana, aku mikirin dorama itu lagi, setelah aku browsing-browsing diinternet, ternyata ketemu disebuah forum download paling gede di indonesia, hahaha bisa dibilang begitulah, akupun download semuanya, disini aku ngga ceritain sinopsisnya, kalo temen-temen mau download, ini ada aku sediain link downloadnya, kalo ada yang kenal sama aku, silahkan datang saja ke aku bawa flashdisk yang gede, co-pas deh,,


untuk semua

Episode 01
Episode 02
Episode 03
Episode 04
Episode 05
Episode 06
Episode 07
Episode 08
Episode 09
Episode 10
Episode 11 Final

atau yang mau saoundtrack nya,,
OST Boku Dake no Madonna

theme song nya juga ada
Theme song