Wednesday 6 July 2011

iam & ami


“Bila ada didekatmu, detak dadaku mengencang
Pesona indah didirimu, buat ku mabuk kepayang
Jalan panjang yang kita lalui, bukanlah sebatas mimpi
Baru kini ku merasakan jatuh cinta sesungguhnya

Original Sountrack yang tepat banget buat melambangkan kisah cinta sahabatku disaat seperti ini, yah akhir juni ini dia bilang sudah bulan keempat dia menjalani hubungan, dalam kata lain pacaran dengan kekasihnya ini, ngga ada yang spesial sebenarnya kalau dia berpacaran, Cuma dalam waktu yang lumayan singkat, dia bisa berubah dengan sangat signifikan, ngga bisa disangkal aku merasa dia berubah seperti angga berubah.

Beberapa minggu yang lalu aku memang bertemu dengannya, dia mengajakku pergi kesebuah studio band yang bisa dibilang sudah familiar lah dikalangan kami, mungkin karena keseringan mereka ng-band disitu, namun aku masih belum merasakan perubahan itu, i’am seperti biasa ku sebut namanya, masih iam seperti yang biasa kurasakan saat itu, karena waktu itu kita berdua tidak sempat berbagi banyak cerita setelah lama tidak bertemu, biasanya kalau dulu seminggu saja liburan sekolah, saat aku balik kepadang lagi, bener-bener seubrek cerita yang dia sampaikan kepadaku, semua temanku pasti tau, bagaimana menggebunya iam bercerita tentang kisah hidup dan cerita cintanya, tak salah sebenarnya erith memberi gelar “kereta api” kepadanya, aku juga tidak tau apakah dia memakai tanda baca koma dalam tatanan bahasa di hidupnya, entahlah, dia yang tau.

Kembali ketanggal 27 juni penghujung bulan juni kemaren, setelah mengantar ibu keloket mobil yang menuju pasaman barat, aku kembali ke mess tempat aku tinggal sekarang, disalah satu rumah, dikawasan belanti, sudah nyaris sore aku masih tak melakukan apa-apa dirumah itu, aku mengambil laptop ingin mengetikkan sesuatu, tapi masih belum tau apa yang akan aku ceritakan, entah kenapa aku ingat iam, yang katanya sudah pindah rumah dari siteba ke aia pacah, aku langsung sms dia, menanyakan posisinya dimana, didalam sms itu aku bilang, aku ingin tau dimana rumahnya dan aku juga kangen dengan keluarganya, memang sejak aku bersahabat dan mulai dekat dengan iam, akupun mulai dekat dengan keluarganya, bahkan sampe kakak mama iam pun aku kenal, biasa aku panggil ibu ke kakak mama nya iam, dan panggil mama ke mama iam itu sendiri.

Tak cukup lama, sms akupun dibalas, dalam sms itu ia menjelaskan bahwasanya sekarang dia lagi di kos-kosan ami, yapp ami inilah yang menjadi pacar atau kekasih atau apalah namanya, untuk saat ini yang aku tau, dalam sms ia menjelaskan akan menjemput lila adiknya yang baru aja lulus TK kerumah ibu, kakak mamanya iam, dikawasan kalawi, dan katanya kalau mau ikut kerumah barunya, aku disuruh kerumah ibu buat ketemu dan pulang bareng kerumahnya, katanya dia akan sms aku lagi kalau dia sudah sampai dirumah ibu, aku mengiyakan smsnya, cukup lama aku menunggu sampai-sampai aku ketiduran, tapi sms dia yang malah bangunin aku dari tidur itu, katanya dia sudah sampai dirumah ibu, akupun balas sms dia mengatakan “iya tunggu sebentar” rasanya males banget pergi, karena aku baru aja tidur sebentar, tapi aku yang bikin janji mau ngga mau harus ditepati, dengan langkah gontai aku pergi kekamar mandi, ingat belum shalat ashar, aku langsung whudu dulu dan shalat sebelum berangkat.

Sampai disana aku lihat sih ada motornya, tapi aku ngga liat penampakan dia, aku lihat rumah ibu pintunya kebuka, aku langsung aja menuju pintu sambil ngucapin assalamualaikum, ibupun keluar, sudah lama aku tidak ketemu dengan ibu, mungkin dia agak lupa denganku, ditambah lagi rambutku yang lumayan panjang, dan tak seperti biasanya. Saat dia keluar dia sih lumayan agak kaget aku langsung aja salaman dan nanya dimana iam, dan ternyata iam lagi tidur dikamar belakang, huffttttt. Aku disuruh bangunin iam sama ibu, aku bangunin, malah iam, ikut-ikutan kaget dibangunin, aku bilang aja yaudah langsung berangkat aja, Cuma sebentar akupun berangkat aku memakai motorku sendiri, dan dia berdua dengan lila dengan motornya sendiri, tak tau mengapa setiap saat yang genting kalo aku lagi berdua dengan iam pake motor, pasti aja ada masalah, banyak banget pengalaman kita berdua, tentang motor yang mogok lah, atau abis minyak lah padahal spbu masih jauh dan yang jual getengan juga ngga ada, dan masalah motor saat itu ialah, saat sampai dibalai baru, motorku rantainya putus, padahal iam sudah sangat jauh didepan, sial banget deh waktu itu.

Singkat cerita sampailah dirumah iam, nyaris maghrib, dan ternyata dirumahnya lagi ada banyak temen-temen ira, kakaknya iam, yang kuliah disalah satu perguruan tinggi ilmu kesehatan dikota padang, ada juga shanti disitu yang sekampung dengan aku, tak banyak yang kita ceritain dirumahnya itu, jam setengah sembilanpun kita berdua keluar lagi dari rumah, tak ada tujuan saat itu yang jelas hanya pergi keluar, sampai disiteba, rintik hujan mulai turun, makin lama semakin kenceng tuh hujan, akupun ngusulin buat singgah disebuah tempat yang bisa dibilang cafe lah, tempat aku dan teman-teman ngemil abis bubar bulan puasa taun kemaren, yang aku bingung tuh hujan ngga berhenti-henti sampai jam satu malam, yahh ditempat itulah ia mulai menceritakan semuanya, apa yang ia alami selama kuliah, dan apa yang berubah darinya setelah bertemu dan menjalin sebuah hubungan dengan ami.

Awalnya dia hanya bercerita tentang,software-software yang dipakai dikalangan teknik sipil, gimana ribetnya awal-awal kuliah, ngeladenin senior yang katanya super ngeselin, setahun ini sudah dua semester yang dia lalui, katanya super ribet dengan yang namanya assisten dosen. bayangin aja, gambar yang susah-susah diprint dengan kertas A1 dan harus mengeluarkan dana 20.000 rupiah untuk satu lembarnya, tuh dosen seenak dengkulnya doang nyoret-nyoret tuh gambar terkadang hanya karena kesalahan ketebalan garis, behhh aku mah ikut-ikutan kesal dengerin ceritanya, tapi wajar juga sih sebenarnya, yang salah ya tetap aja salah.

Tidak tau dari mana datangnya, ditengah hujan-hujan yang masih saja belum reda, diapun mulai menceritakan tentang ami, tak banyak yang aku tanya, tapi dia yang banyak bercerita, begitulah dia orangnya, hal penting sampai ngga penting sekalipun diceritakan semuanya. Dia bercerita diawal pertama kenal dengan ami itu, dia punya perasaan yang sangat biasa-biasa saja, yaa mungkin nganggap sebagai teman gitu, beda dengan satu teman yang benar-benar ia suka sewaktu masuk kuliah itu aku lupa namanya tapi masih satu fakultas dengannya, dia bercerita kalau dia suka pada wanita itu seperti dia suka pada chicha dulu, chicha temen les nya, yang dia lakukan hanya bisa diam didepan chicha, bahkan berubah kepribadian yang aku tau dia itu cerewet dan banyak omong dan lumayan hangat , kalo didepan chicha itu malah berubah jadi iam yang aneh, kalem ngga jelas dan sangat dingin, gimana orang mau bisa suka, kalau dia hanya memendam sendiri, dan seperti itulah ia menyukai wanita yang satu ini, wanita itu bukan ami, tapi orang lain.

Aku tidak bisa menceritakan gimana ia mulai bisa dekat dengan ami, ntar ganggu privasi iam, cerita-ceritanya dimulai setelah mereka berpacaran, pernah suatu saat ami bilang kepadanya, “kamu itu tipe orang yang kalau menurut kamu hal itu ngga penting buat kamu, dan ngga membawa manfaat buat kamu, kamu ngga bakalan ngelakuin, walaupun kamu tau itu bakalan bermanfaat banyak buat orang lain”, hmmm mungkin perkataan ami benar, akupun ngerasa seperti itu, dan tau tidak? Iam sudah sangat jauh berubah, setelah beberapa bulan pacaran dengan ami, dia menjadi rela berkorban, dan satu lagi, dia menjadi orang yang punya pola pemikiran yang semakin jauh tentang apa yang orang-orang katakan tentangnya, dalam artian dia semakin dewasa dalam menyikapi ucapan orang, tak seperti dulu yang selalu bodo dengan ucapan orang, bayangin aja dia rela ujan-ujanan demi nganterin baju putih kekosan ami dikarenakan ami butuh baju itu untuk mengikuti ujian, hmmm bagiku itu bukanlah iam yang mau berbuat seperti itu, terlebih saat ami mengatakan kepadanya, “Cuma kamu yang aku punya dikota ini” beuuhhhh romantis cuy, setelah ami mengatakan itu kepadanya, setiap kali berantem dengan ami, iam yang selalu meminta maaf, what??? Percaya atau tidak begitulah, tak pernah aku melihat ia meminta maaf kepada cewek hanya karena berantem-beranteman kayak gitu, yang aku aku tau dia bakalan ngerasa gengsi banget kalu harus berbuat seperti itu, tapi itulah perubahannya, dan yang aku dapat dari pembicaraan malam itu, dari setiap ucapannya aku merasa, dia jauh lebih bijak dalam menggunakan kata-kata, seperti dia sudah mencerna matang-matang kata apa yang akan diucapkannya, tak seperti iam yang biasa, ceplas ceplos tak menentu, malah terkesan kemana-mana, dari sana aku tau dia sudah sangat jauh berubah, dari apa yang aku fikirkan sebelumnya, terakhir bercerita tentang ami, ia mengatakan padaku, “aku jadi ingat perkataan kamu yang dulu naf” katanya, aku heran memang apa yang dulu aku katakan padanya, ternyata
“kamu memang seharusnya memilih, tapi ketika kamu dihadapkan kepada sesuatu yang tidak kamu pilih, kamu harus tetap menjalaninya, karena dibalik apa yang tidak kamu suka itu, Allah sudah menyiapkan sesuatu yang sangat besar, karena yang tidak kamu pilih itulah menurut Allah yang terbaik, dan suatu saat kamu pasti akan mengatakan “”untung dulu aku seperti ini, andaikan tidak mungkin aku tidak sebahagia ini””.”
Kata-kata itulah yang dulu aku katakan padanya, yang aku sendiripun lupa, kalau aku pernah mengatakan itu kepadanya emang iya ya aku sebijak itu?, hahahahaha tapi kalau ngga salah iya, aku mengatakan itu padanya ketika dia hanya bisa lulus berkuliah di Non Reguler, dan dia sangat tidak suka degan hal itu.
Lantas aku tanya balik ke iam, “apa hubungannya dengan yang kamu ceritakan sekarang?” dia bilang padahal aku dulu sama sekali tidak suka dengan ami, bisa dibilang biasa saja, aku dulukan sukanya sama wanita itu, aku lupa nama wanitanya siapa yang jelas teman sekelasnya, dia melanjutkan ucapannya, andaikan dulu aku jadian dengan wanita itu, mungkin aku takkan sebahagia ini dengan ami, katanya.

Setahun berpisah banyak yang berubah dari iam, yang ingin aku sampaikan hanyalah, terimakasih buat ami, yang sengaja atau tidak sengaja telah merubah sahabatku menjadi seorang yang jauh lebih dewasa, banyak berubah kearah yang positif, malah nyaris semua sikap jeleknya mulai berubah, Cuma ketawanya yang kayak orang ayan yang tidak berubah, hahaha aku jadi malu malam itu saat bercerita, orang sangat banyak dicafe itu, dia malah ketawa kayak gitu, apa dia ngga sadar ya?? Banyak yang merhatiin, ya sudahlah, semua orang juga tau, kalau aku sedang berdua dengannya suasana pasti jadi hangat, dan ribut serta berisik.

IAM dan AMI, satu huruf konsonan dua huruf vokal dan tiga huruf yang sama, hmmm PERFECT , ada “A”, “I”, dan “M”.
Semoga kalian langgeng deh, tak pernah aku melihat iam menyayangi wanita seperti itu, satu lagi aku dapat arti cinta, dapat arti cinta dari kisah kalian berdua, cinta itu belajar, seperti iam yang belajar merubah hidupnya, karena rasa sayang nya pada seorang wanita. Tak menyangka aku, iam bakalan seperti saat ini. Dan tak pernah juga aku melihat iam berpacaran seperti ini, dari yang pernah aku tau!! Tapi aku tau semua tentangnya, hahahaha, selamat mencintai ya iam, semoga ngga ada masalah yang rumit buat kalian berdua, buat ami, jaga iam baik-baik ya ;), sekali lagi, semoga kalian berdua tetap langgeng. Amin..

No comments:

Post a Comment