Friday 28 September 2012

Sebelah Mata


Ini bukan freemason, illuminati atau antek-antek nya, ini hanya sekedar sebuah pandangan, pernah ngerasain dipandang sebelah mata ngga?, trus gimana rasanya?.

Aku pernah beberapa kali berada dalam golongan minoritas, dan ternyata jadi golongan minoritas itu sulit sekali. bagaimanapun keadaannya, semuanya mudah saja mempersalah kita, walau terkadang kita dalam keadaan benar, padahal belum tau siapa  yang sepenuhnya benar, karena kebenaran itu hak milik Allah dan kesalahan itu semuanya ulah manusia, yaa seenggaknya jangan pernah merasa diri kita lah yang paling benar.

Dan tentang sebelah mata, hari ini terjadi lagi. Awal bulan september ini, aku daftar kuliah disebuah perguruan tinggi swasta, dengan mengambil jalur khusus yaitu kuliah sabtu minggu, entah dari mana datangnya, semua orang menganggap citra kampus itu jelek, dan setelah aku masuk kuliah disana, kampus itu tidak sejelek apa yang selama ini orang-orang pikirkan.

Oke. Don’t judge a book by the cover, mungkin dalam sisi penjualan, cover buku sangatlah penting dalam artian yang sebenarnya, tapi kalau dalam artian kiasan ini tepat sekali dengan kampus aku, mengubah paradigma itu memang sangat sulit, apalagi sudah turun temurun seperti saat sekarang ini, ya bagaimanapun, jelekpun kampus aku dimata orang-orang, jiwa memiliki itu pasti akan lahir seiring waktu aku menuntut ilmu didalamnya.

Hal yang sama pernah aku rasain sekolah disebuah SMK yang punya sertifikasi Internasional, namun aku berada dalam jurusan minoritas, jurusan yang sama sekali ngga ada peminatnya, Cuma aku yang punya minat tinggi mengambil jurusan itu, jurusan itu ialah jurusan Gambar Bangunan, dan aku puas mendengar ejekan 3 tahun disana, dan semuanya ngga sia-sia, walau minoritas, walau jadi bahan ejekan, bahkan dianggap jurusan yang paling ngga banget, aku dan teman satu angkatan bisa ngebuktiin kalo kami jurusan bangunan, sudah tidak bisa lagi dipandang sebelaha mata, karena aku sekolah bangunan dulu makanya sekarang bisa membiayai kuliah sendiri. Cuma butuh waktu untuk membuktikan.

Dan hal yang sama terulang lagi, ketika siapa aja yang bertanya padaku sekarang dimana kuliah, ketika aku menjawabnya aku berkuliah ditempat yang sekarang. beragam tanggapan yang datang, dengan catatan tanggapan itu jika disimpulkan semua artinya sama, “pandangan sebelah mata”. Terkadang kita merasa lebih baik dari pada orang lain hanya karena strata, akupun terkadang merasakan hal yang sama, sulit memang menganggap orang yang stratanya dibawah kita, bukan hanya dari materi mungkin saja dalam segala hal. Dan mungkin lagi salah satunya kualitas KAMPUS!

Akan punya kebanggan tersendiri bila bisa berkuliah ditempat yang namanya sudah besar, bahkan mungkin melahirkan orang-orang besar, tapi punya kampus dengan kualitas bagus ngga bakalan pernah menjamin kita untuk sukses, pertanyaannya hanyalah, apa diri kita termasuk orang yang benar-benar berkualitas?. Maka beruntunglah orang-orang yang selalu dalam golongan yang paling disenangi. Tapi jika suatu saat dia jatuh, dia bukanlah seorang pribadi yang tangguh.

Dan kampusku yang semua orang dari dulu memandangnya sebelah mata, harus mencoba kembali untuk melihat dengan kedua matanya, tempat itu bukan seperti yang kalian anggap dulu, terbukti kok. Dari teknik sipil, kebetulan saya mengambil jurusan teknik sipil disana, karena itu yang cocok dengan pekerjaanku sekarang. Entah taun berapa aku lupa, entah taun kemaren apa 2 tahun yang lalu, salah satu mahasiswa dari kampusku itu memenangkan perlombaan campuran beton dengan mutu tertinggi disalah satu Universitas bisa dibilang nomor wahid disumetare barat, yang diikuti oleh universitas dari 3 provinsi, yaitu Riau, Jambi dan Sumatera Barat.

Setidaknya universitas itu sekarang sudah mulai menampakkan diri, bahwa dirinya sudah tidak bisa lagi dipandang sebelah mata, perlahan dia akan bisa mengatakan “Kami adalah satu dari yang terbaik”.

Sekecil apapun jangan pernah memandang sebelah mata.
Orang-orang tidak pernah tersandung dibatu yang besar, tapi orang-orang selalu tersandung oleh batu-batu kecil, yang aku dapat pelajaran dari hal ini hanyalah. Mulailah Respect dengan Hal-hal yang kecil.

gambarnya ngga nyambung, malah 2 belah mata, takut dibilang konspirasi -__-

Tuesday 25 September 2012

September Awesome!


Akhirnya punya waktu luang juga untuk bercerita lagi dalam blog tercinta ini, september ini benar-benar bulan yang paling sibuk, dimulai dari planning lebaran kemaren yang punya acara numpuk disana dan disini, ditambah ketika dapat kabar bahwasanya aku akan dipindah tugaskan kedumai, dan dengan sanggahan ingin berkuliah dipadang, akhirnya aku ditempatkan disebuah proyek yang dekat dari rumah, sekitar 20 menit dari rumah. Dan ternyata butuh waktu 2 tahun agar doa ibu  terkabul.

Setelah 2 tahun akhirnya keinginan untuk berkuliah itu terlaksana, aku melanjutkan kuliah disalah satu Perguruan Tinggi Swasta dikota Padang, dan dengan alasan itu tadi aku jadi punya alasan pada Manager keungan divisi I untuk tetap ditugaskan didaerah Sumatera Barat, setidaknya sampai 4 tahun kedepan.

Susahnya ngga abis disitu aja, awal bulan ini aku disibukkan dengan persiapan proyek baru yang kontraknya baru ditanda tangani pertengahan agustus kemaren, mulai dari survey lapangan yang bikin aku item setelah pemutihan selama berbulan-bulan, menggambar bentuk jembatan itu kembali, dikarenakan softfile gambar dari konsultan sudah ngga ada lagi, membuat Rencana kerja, menghitung volume jembatan dan sampai hari ini hitungan kebutuhan besi sampai desember depan belum selesai, bukan belum selesai belum aku sentuh sama sekali, ngeliat gambar penulangannya aja  kepala aku udah sakit! -__-

sok sok an..

Dan beberapa hari belakangan ini aku have FUN banget!, dikarenakan sabtu kemaren hari pertama masuk kuliah, tapi masih belum masuk kelas karena dihari pertama itu ada ospek kecil-kecilan, untuk pengenalan kampus dan berkenalan dengan para senior serta tenaga pendidik dan sedikit pidato dari Rektor Universitas. Kenapa dimulainya pada hari sabtu?. Ini dikarenakan aku kuliah mengambil jalur khusus pada sabtu minggu, kedepannya aku harus bisa me-manage waktu biar kuliah dan kerja sejalan semuanya, senin sampai jum’at kerja dan sabtu minggu kuliah, tanpa hari libur walau setengah hari sekalipun. Mungkin 4 tahun kedepan akan jadi tahun-tahun yang berat, tapi ini fase yang harus dijalanin.

Cukup happy dihari pertama masuk auditorium kampus, berkenalan dengan anak-anak sipil lainnya, dari kabar yang sebelumnya aku dengar, biasanya yang kuliah sabtu minggu itu Cuma orang-orang uzur yang bekerja dipemerintahan maupun swasta, tetapi alhamdulillah banget, angkatan aku tahun ini, yang kuliah sabtu minggu paling banter tamatan tahun 2009, dan akhirnya aku bertemu dengan orang-orang yang masih muda, pekerja keras dan kreatif buktinya meraka semua mampu membayar uang kuliahnya sendiri, yang terpenting adalah aku punya teman seangkatan yang seumuran!.

Menikmati hari pertama dengan teman-teman jurusan yang welcome, membuat aku sedikit melupakan stres tentang kerjaan yang selalu aja numpuk, dan pada malam harinya aku ngumpul dengan anak gebe, walau Cuma 8 orang. Anak gebe itu ialah sebutan buat kami tamatan SMK Negeri 5 Padang tahun 2010 dengan jurusan Gambar Bangunan. Malam mingguan bareng teman sampai jam 4 pagi itu sangat menyenangkan, mengingat hampir setahun juga kita ngga ngumpul-ngumpul lagi.

ini salah satunya..
Pulang jam 4 pagi dan jam 9 paginya kudu hadir lagi dikampus buat lanjutan acara yang kemaren belum usai, dan ngga nyangka banget kita anak teknik sipil makin berasa aja kompaknya, aku, Firman, Defri, Tora, Agung, Angga, Ramzil setidaknya baru itu yang aku tau anak sipil yang asik banget. Dengan catatan Tora bukan anak sipil tapi dia teknik industri.

Dihari sebelumnya ada pemungutan biaya makan siang untuk hari minggu itu sebesar 25 ribu rupiah, yang jelas aku, firman, defri, tora dan agung sama sekali belum bayar. Karena ngga dimintain sih sama seniornya. Namun nasinya kita dapet dan makan rame-rame dari sini aja udah keliatan kompaknya.

Halal ngga yah?
Dan hari ini, aku sudah kembali lagi duduk dibelakang meja didepan laptop diatas kursi dalam ruangan pengap bersiap menghitung besi. Kebayang deh, hari-hari berikutnya yang bakalan aku jalanin.

Oh yah satu lagi, ada yang aneh dari ospek kemaren, baru kali ini aku dengar senior manggil abang sama seniornya. hahahahahaha

Friday 21 September 2012

Terkadang Aku Sangat Takut


Aku telah melupakan dosa, keinginan mendahului fajar untuk bangun pun sudah lama tak ku hiruakan. Setengah dari setiap langkahku menyiakan waktu subuh, dari dalam keegoisan akulah yang terbaik, padahal aku hanyalah boneka fase kedua dari setiap hal yang mesti dijalani.

Aku tak tau ini sebuah keinginan jangka pendek atau aku memang benar-benar ingin memiliki satu, aku butuh beban yang bersandar dibahuku, aku butuh beban pikiran ketika sesuatu meminta sesuatu kepadaku, sesuatu yang membangunkan aku sebelum fajar bangun. Sesuatu yang kuat dengan semua kelembutan.

Aku ingin mengubahnya dari titik itu, ketika aku harus mulai mengeraskan suara takbir dari setiap rakaat shalat yang aku dirikan.

Aku hanya takut salah, salah bagi diriku, dan salah bagi semua yang hidup disekelilingku. Tapi salahku, aku diam bukan tak menginginkan apa-apa, aku hanya merasa tak pantas, ketika harus bangun disepertiga malam dan “meminta”, apa yang telah aku lakukan sehingga aku pantas untuk meminta?, tidak ada.

Add caption