Kenang Sajalah..
Naik kelas pertama ditingkatan sekolah menengah pertama,dag
dig dug, terima rapor untuk kedua kalinya, disudut kanan bawah rapor tertulis
jelas, “NAIK KE KELAS VIII” dengan tanda tangan wali kelas dan kepala sekolah,
hari itu pembagian kelas, dari keseluruhan siswa kelas VII dulu di re-shuffle
lagi, entah bagaimana tata cara pembagian kelas itu, aku lupa, yang jelas,
namaku sudah tertera saja dibuku absen kelas paling bontot, kelas D, dari yang
aku tau, jika berada dikelas A berarti “Excellent” , B berarti “very good”, C
sama saja dengan “good”, dan sejauh pengetahuanku D adalah “bad”, WTF!!!
Tak tanggung-tanggung, kelas 8D itu, bener-bener paling
bontot, alias diujung, kelas tambahan dari gedung awal yang hanya tiga,
belakangan ditambahkan lagi diujungnya satu kelas lagi, karena sekolahanku
kekurangan kelas, lantai nya yang sama sekali tidak rata, tanpa plesteran, atau
alas lantai apapun, hanya campuran beton lantai biasa tanpa dilapisi keramik,
bahkan acian pun tidak, cat kelas yang beda sendiri dengan tiga kelas
disebelahnya, ketiga kelas disebelah punya warna coklat muda, sedangkan 8D itu
warna biru, kuzen dan jendela kayu tanpa cat, karena kelas baru, belum ada
pagar dan taman didepannya, pintu aneh sendiri, belum dicat juga, beberapa hal
yang dibanggakan, hanya bangku siswanya yang baru, sangat berbeda dengan kelas
lain, karena bangkunya tipikal, sangat sangat baru, saking barunya, setiap hari
ada saja cat berwarna merah tua kecoklatan menempel dibaju, celana, dan tas.
saat pertama masuk, aku memilih tempat duduk, dan walhasil
aku duduk sebangku dengan oyong, orang yang ceria, lucu, aneh, tegar, dan
satu-satunya orang yang mampu bertahan duduk sebangku denganku selama 1 tahun
penuh, sebelumnya aku juga sekelas dengannya, tapi tidak sebangku, aku duduk
persis dibelakang ijun alias junaidi, temanku dari SD, aihh.. sungguh banyak
kenangan bersama ijun.
ketika melihat kedepan, yang terlihat hanya dinding, tanpa
papan tulis, lihat kebelakang meja guru, ada kolong lemari tanpa lemarinya,
yahh, kelas kami tak ada lemarinya, terakhir, kelas 8D lah kelas pertama yang
memakai white board disekolah ini, tapi tidak menempel di dinding, dipinjam
dari perpustakaan, bentuknya lebih mirip mading dari pada papan tulis, nilai
plusnya dibanding kelas lain yang masih pakai kapur tulis, itulah beberapa
kepingan keterangan tentang gambaran kelas 8D, aku dapat pelajaran dari sini,
awal yang buruk, belum tentu berujung menyakitkan, 8D contohnya, hey.. siapa
yang tau apa yang terjadi disana, bakalan diingat selamanyaa...
Fakta lainnya, papan tulis terletak disebelah utara,
otomatis sebelah kanan adalah arah timur, tempat dimana matahari terbit, dan
bersiaplah, setiap pagi, terkena cahaya matahari mulai dari masuk kelas jam
07:30 WIB sampai jam 10:00 ketika matahari mulai tinggi, namanya juga
sekolahan, sepanjang tembok dipasang jendela kaca, maka dengan leluasa panas
cahaya matahari masuk begitu saja, karena tidak ada gorden dikelas, itu yang
aku derita selama satu tahun belajar dikelas, sukur-sukur kalo pagi mendung,
kalo misalkan cerah, bersiaplah untuk vitamin E yang over.
aku melirik kekanan, adit bersembunyi dibalik bukunya, pipi
sebelah kanannya sudah mateng kena cahaya matahari, sedangkan yendri, aal dan
ryan, enak bisa sembunyi dibalik dinding, yoyo tengkurep ngindari matahari,
yang paling kasian rudi, dengan tegar dia tetap duduk lurus, menantang matahari
sambil tetap fokus dengan pelajaran didepan, aku lirik kebelakang, ari udah
keringetan menahan panas mukanya merah, sungguh aku kasihan bener melihatnya,
dan bagaimana dengan aku? Sering aku minta dengan oyong
untuk bertukar tempat duduk, tapi dia tidak pernah mau, sebenarnya oyong juga
kena oleh cahaya matahari tapi hanya beberapa belas menit saja, itupun cahaya
matahari pagi yang hangat, sedangkan aku jam 09:00 matahari tepat mengenai
pipi, tangan dan badanku bagian kanan, jam dimana saat matahari sedang
panas-panasnya pagi itu, mungkin tahun pelajaran itu aku item sebelah, sumpah!,
jujur aku tekanan batin setahun duduk disitu, apalagi jikalau jam 09:00
ditimpali dengan pelajaran matematika pak Zam-zami, sudahlah, kepalaku
mendidih!
Dan dengan para wanita? Mereka enak duduk dibagian sebelah
kiri itu, ADEM!!
To be continued to “puzzle 2 (Sahabat & Cinta.. )”