Nyaris dua tahun aku meninggalkan bangku pendidikan, “a
beautiful mess”, aku merangkai lagi mimpi-mimpiku yang hancur berantakan,
rencana “satu tahun” aku dulu, semakin berlanjut dengan hal yang sama sekali
tidak aku inginkan, tapi ini begitu indah, tapi begitu tak sesuai dengan
rencanaku, apa karena sudah terlanjur basah, aku harus tetap berendam, meski
aku tak sanggup untuk berenang terlalu lama?
3 bulan itu waktu yang sangat singkat, bila dijalani dengan
senang hati, mei taun ini kontrakku dengan perusahaan ini akan habis, dan aku
berada dalam hutan dilema, jalan mana yang harus aku tempuh untuk menjalani ini
lagi, kemaren saat dirumah, besar keinginanku untuk tidak memperpanjang kontrak
dan kembali kebangku pendidikan, karena aku sudah ketinggalan 4 semester dari
teman-teman seumuranku, dan jikalau harus keluar dan fokus kuliah, apa setelah
dua tahun hidup dengan biaya sendiri, harus kembali lagi membebani semua pada
orang tua, ibu bilang ibu masih sanggup membiayai, tapi aku tak bisa melepaskan
seperti itu saja. Meski ada keinginan untuk bekerja diperusahaan kontraktor
lokal,
Tapi ada beberapa alasan yang membuatku ingin bertahan
diperusahaan ini, jelas pengalaman yang lebih, aku dapat dari pada
teman-temanku yang kuliah, beratnya kerja diproyek (aku suka bagian yang ini),
statusnya yang BUMN, mencakup keseluruh indonesia, dan perusahaan ini sangatlah
besar, meski tergolong BUMN kecil dari perusahaan yang bergerak dibidang yang
sama, dan plus. Kekeluargaan yang tinggi, kekeluargaan yang hangat, perusahaan
ini seperti sebuah keluarga yang sangat besar, dan aku senang bisa menjadi
salah satu dari ruang lingkupnya, ketika aku kemedan, disana ada, dipadang
apalagi, aku kepekan baru ada, aku kepalembang ada, dan sulit rasanya untuk
memutus itu semua, meski terkadang aku tau, beratnya tekanan dalam bekerja,
membuat aku kesal dan jengkel, tapi setidaknya aku bersyukur punya gaji yang
sama besarnya dengan abangku yang statusnya PNS, meski terkadang aku merasa
gaji itu kecil dibanding apa yang aku kerjakan, tetapi setelah aku pikir,
ternyata tidak, itu sudah sangat besar untuk pekerjaan ringan seperti ini, lihat
saja teman aku oyong, disetiap akan masuk tahun pelajaran baru, dia harus
menarik kayu dari hutan untuk membeli seragam buku dan beberapa peralatan
sekolah lainnya, termasuk untuk membayar uang kos serta biaya sekolahnya dulu
waktu aku masih MTs.
Di 2011 aku punya rencana untuk masuk perguruan tinggi,
terhalang karena aku harus dinas dipedalaman sumatera selatan, dan 2012 ini
kontrak aku abis, 2 tahun bekerja, tak ada barang 100 ribu pun yang aku tabung
dari semuanya selama 2 tahun, dengan apa aku harus mengakhiri semuanya,
sehingga ada niat untuk melanjutkan kontrak 1 tahun lagi dan setelah itu
keluar, karena aku ingin menabung dulu, untuk keperluan semuanya, dan nyari
pekerjaan sampingan diwaktu kuliah, dalam peta kehidupan yang aku rancang dulu,
seharusnya aku sudah tamat kulaih diumur 23 atau 24 tahun, tapi berantakan,
peta itu kena air hujan, dan semua tintanya meleleh, aku nyasar meski apa yang
aku lalui sangat indah, tetap saja aku nyasar, semoga aku bisa sampai ketujuan
dengan selamat, meski Allah memberi jalan yang lain, yang mungkin lebih jauh
dan lebih terjal dari apa yang seharusnya aku lalui, Allah memberi kepercayaan
padaku untuk menjalani hal yang seperti ini mungkin karena menurut-NYA aku
sanggup menjalani hidup seperti ini, takdir memaksa aku untuk mengambil
kepercayaan itu, dan aku tak boleh menyianyiakannya.
Aku bingung, harus memilih apa, lanjutkan kontrak, atau
kuliah? Ini menyulitkan posisiku, pekerjaan rumah ini takkan selesai dibulan
agustus,
No comments:
Post a Comment