Saturday 30 July 2011

Ternyata kamu bisa rapuh juga


Tak seperti yang aku duga, aku pikir kamu sangat membenci aku, setelah kita miss contact beberapa tahun, aku saja yang merasa aneh sendiri, dan menghilang dari semua teman-teman Mtsn, tanpa ada alasan yang jelas, karena Cuma aku yang boleh tau alasannya, sampai suatu saat, sebuah situs jejaring sosial, lagi booming banget waktu itu, menemukan aku lagi dengan teman-teman lamaku di Mtsn, meski harus maya, ada yang langsung kenal denganku, ada juga yang masih bertanya, ini siapa? Dan ada yang katanya sama sekali nggak kenal, saat aku sebut namaku, malah dia jawab, “oh.. masih idup ya??” tanpa memikirkan perasaanku,  sedih banget deh harus ngalamin hal yang kayak gitu,

terkadang aku ketikan nama lengkap kamu dalam kotak pencarian itu, hasilnya akun kamu sama sekali ngga pernah aku temuin, sampai suatu saat aku berhasil nemuin kamu disalah satu teman dari temanku, aku lihat akun kamu, namun semuanya informasinya ditutup, aku hanya bisa lihat nama dan photo profil kamu aja, aku sama sekali nggak berani nambahin kamu dalam daftar teman aku, karena aku merasa, selesai percekcokan kecil dalam sms waktu itu membuat kamu benci dengan aku, dan sudah pasti kamu ngga bakalan terima aku menjadi teman aku, pemikiran aku waktu itu. Dan kejadian itu sudah dua tahun yang lalu.

Beberapa bulan yang lalu, masih disitus yang sama, guru IT Mtsn tersebut membuat sebuah group, memasukan aku dan beberapa orang angkatan aku dalam grup itu, termasuk kamu, banyak banget orang didalam grup itu, mulai dari angkatan aku yang pertama, angkatan aku ialah angkatan pertama yang belajar komputer secara praktek, karena pada tahun itu 2006, Mtsn aku dapat bantuan beberapa unit komputer, itu disaat aku kelas 2, enam bulan pertama aku hanya belajar teori. Hahaha betapa ketinggalannya sekolahku, dan guru IT yang bernama pak Chen itu, juga guru IT pertama diMtsn itu, karena aku sering banget bikin postingan disitu, pak chen memilih aku sebagai salah satu admin nya, semakin hari anggota grup itu semakin banyak, aku jadi males nge-post gara-gara, banyak anak-anak dalam grup itu yang sudah tidak aku kenal, karena sudah sampai 5 angkatan dibawahku. Akupun jadi males masuk dalam grup itu lagi.

Sampai suatu saat..
Hari itu aku sudah mulai santai dari semua pekerjaan yang nyaris aku lakukan tanpa libur selama 2 bulan, hanya disaat awal tahun baru, bisa libur dua hari sambil bakar kambing, dan dilanjutkan dengan pergi maen-maen kesebuah waterpark yang bisa dibilang pertama dan terbesar disumatera barat. Seperti biasa pertengahan maret 2011 ini, tak ada lagi pekerjaan yang harus aku kerjakan, hanya bangun disaat pagi, abis mandi langsung buka laptop dan online, sambil download film dan lagu. Saat aku sign in disitus itu, aku lihat, ada satu permintaan pertemanan, satu pesan, dan beberapa pemberitahuan lainnya. Awalnya aku buka siapa yang megirim pesan padaku,

“kamu yah ternyata, aku pikir siapa?”

Seperti itulah kira-kira isi dari pesan tersebut, aku lihat siapa pengirim pesan itu, ternyata yang ngirim kamu, ketika aku buka siapa yang ngirim permintaan pertemanan, dan ternyata kamu juga,
Lumayan kaget sih, dengan sikap kamu yang welcome, dan seolah tak pernah terjadi apa-apa, atau hanya aku yang terlalu membesar-besarkan semua masalah sepele dengan kamu, entahlah.

Beberapa saat kemudian disaat pikiranku masih melayang-layang kemasa lalu, aku dengan senang hati menerima permintaan pertemanan kamu, dan langsung membalas pesan yang kamu yang ternyata sedang online juga.

“hehe iya aku, emang kamu pikir siapa?,”

“aku nemu profil kamu tadi di grup Mtsn, aku fikir siapa, eh ternyata kamu, abis udah beda banget sih yang dulu sama yang sekarang”

“hahaha, beda apanya? Perasaan biasa aja, masih kayak yang dulu”

Dan entah apa lagi kelanjutan pembicaraannya, karena aku lihat kamu ada didaftar online, langsung aja aku chatting dengan kamu, dengan ujung-ujungnya tukeran nomor handphone.

Yang jelas semua seperti biasa saja, kamu udah lupain kata-kata aku yang dulu, ternyata kamu benar-benar anak sosial, tak seperti aku yang kamu bilang anak eksak, aku tau kata-kata itu dari kamu, setelah kita bertemu selasa siang disebuah tempat makan, kamu datang membawa teman kamu satu orang, harus aku akui, selama itu aku kenal dengan kamu, hanya sekali itu jugalah, aku punya banyak waktu untuk berbicara, dan menatap jelas wajah kamu yang tepat berada didepanku, tak ada yang berubah aku lihat dari wajah kamu, yang aku lihat hanya dandanan kamu yang berubah, jauh berbeda dengan yang dulu saat mtsn masih terlihat fresh dan alami, tanpa ada bedak lipstik, dan beberapa macam make up lagi yang aku sama sekali tidak tahu apa namanya, sudah pasti jelas bedalah, saat terakhir bertemu dengan kamu kamu masih punya status siswi disekolah setingkat SLTP, dan saat bertemu denganku saat ini status kamu sudah berubah jadi seorang mahasiswi.

Aku akui dandanan kamu saat itu sungguh sangat membuat aku yakin kamu sudah jauh berubah, menjadi lebih dewasa maybe.. dengan busana memakai jilbab yang modern, aku tak tau itu model apa, yang jelas, model pemakaian jilbab seperti yang kamu pakai itu, baru beberapa bulan ini aku lihat.

Beberapa jam dengan kamu itu, membuat aku sedikit bahagia, bisa bergaul dan berteman lagi dengan kamu, ketika dulu semuanya menghilang, dan hari itu semua sudah terasa berbeda, yang bikin aku lumayan seneng, kita bisa pergi main bareng kesalah satu tempat game station dipadang, kamu tau tidak? Itu adalah dipenghujung bulan, aku lagi kere-kerenya, walaupun gitu, aku coba untuk bisa deh, karena kamu bilang cuma hari itu kamu punya kesempatan buat ketemu sama aku, yah terpaksa.. aku ikutin aja,,

Dan ternyata semua hanya berakhir sampai disitu aja, nothing special berikutnya, terakhir aku sering lihat-lihat status yang kamu bikin, jujur dari semuanya, aku ngerasa ilfeel liat kamu, memang sih, dari dulu aku tak pernah tau persis karakter kamu seperti apa, memang aku tak pernah kenal sangat dekat dengan kamu, aku hanya buta, mengatakan aku suka, tanpa tau apa maksudnya, dan dari semua apa yang telah kamu perbuat dan dari semua apa yang terlontar dari mulut kamu, aku bisa menilai, ternyata bukan kamu orangnya, tau tidak? 5 tahun ini kamu bertahan dihatiku, tanpa ada alasan yang jelas kamu bisa tetap hidup dan tumbuh dihatiku, tapi setelah dari semua apa yang aku lihat dan rasakan, perlahan semuanya memudar, akhir-akhir ini, aku sudah tidak seperti dulu lagi memikirkan kamu, rasa cemburuku hilang, bahkan rasa suka yang dulupun hilang, kenapa bisa??
Entahlah aku tidak tau, yang pasti mungkin karena perkataan dan semua sikap kamu, jelas aku sangat tidak suka.

Dan hari ini aku ingin mengatakan, ternyata kamu yang bisa buat aku pertahanin kamu dihatiku bertahun-tahun, bisa rapuh, lapuk dan hancur juga akhirnya, meski aku sampai saat ini belum bisa menemukan seorang wanita yang mungkin benar-benar aku cinta dan sayangi, dan beberapa minggu belakang ini, aku sudah bisa bebas dari bayang-bayang masa lalu, kelam banget, tapi mentari udah terbit, hangatnya itu sampai kejantung aku, makasih kamu secara tidak langsung kamu udah liatin karakter kamu, yang aku tidak suka, jadi aku tak perlu susah-susah lagi, andaikan dulu aku tau sikap kamu lebih dahulu, mungkin aku tidak akan menyatakan kalau aku suka dengan kamu, berteman dengan kamu lebih dari cukup untukku, akhirnya aku dapat jawaban yang tepat dan pasti sekarang.
“Kamu hanya obsesi dalam hidupku.”

Tuesday 19 July 2011

Cobalah untuk lebih bijaksana

Dear sister,

Cinta tidak aneh,
Cinta tidaklah sakit,
Cinta bukan kebahagiaan,
Tapi cinta adalah segala sesuatunya,

Aku memang seorang anak manusia yang lebih muda darimu 4 tahun,
Aku banyak belajar dari kehidupanku, dan kamu banyak belajar teori,
Sampai-sampai kamu berfikir, akibat dari nikah satu suku itu hanyalah sebuah mitos,
Kamu wanita yang aku cintai, meski kamu bilang aku tak tau tentang anehnya cinta
Dan suatu saat kau ingin menjelaskannya padaku, aku memang tak pernah jatuh cinta,
Karena apa, aku sudah tak bisa merasakan cinta, tau kenapa? Karena cinta bukanlah apa-apa

Kamu meminta sebuah pengertian,
Tau tidak, seberapa pengertiannya kami kepada kamu?
Apa kamu lihat, bagaimana ayah saat “dia” datang kerumah? Dari awal ayah tidak suka, tapi ayah diam, tau kenapa? Karena kamu suka pada “dia” dan ayah sekuatnya mencoba mengerti pada kamu, pada anak gadisnya yang sudah dewasa, kamu tau tidak pikiran awamnya? Gadis kecilnya sudah dewasa, dan akan menyelesaikan kuliah S1 nya, ayah berfikir itu adalah suatu hal yang luar biasa, ayah menganggap pilihanmu sudah tepat tentang apapun, terlebih melihat segala prestasimu selama ini, ayah mencoba menerima dan mencoba mengerti, itu pengertian ayah. Satu hal lagi, ayah belum tau tentang apa yang terjadi antara kamu dan dia, entahlah ayah akan memberikan sebuah pengertian lagi, atau tidak, setidaknya kamu tau siapa ayah, dan kamu pasti tau jawabannya.

Jika kamu melihat ekspresi ibu, saat dia berkata “sakiiitt hati ibu” mungkin kamu bakalan menangis sejadi-jadinya, apa kamu dari kejauhan bisa rasa?, betapa remuk hati ibu mendengar apa yang kau ucapkan itu?, sebelum semua terjadi, ibu sudah sangat ikhlas dengan pilihan kamu, seperti itu pengertian ibu kepada kamu. Tapi setelahnya? Aku tak mengerti sepenuhnya perasaan ibu, tapi kamu wanita, suatu saat akan kamu rasa, ketika kamu mempunyai seorang anak wanita.

Aku..
Kamu tau aku lelaki, kamu juga tau kalau dia lelaki, aku berfikir secara logika, dari awal aku tidak suka, tapi aku menghargai kakak wanitaku satu-satunya, aku enjoy, mencoba mengerti akan perasaan kamu kedia, terlepas dari itu, aku mengetahui dibalik itu semuanya, feeling ku selama ini tidak meleset sedikitpun, apa yang aku takutkan terjadi. Benarkan? Cobalah menjadi lelaki, kelak kamu akan tau betapa sakitnya mendengar kakak perempuan satu-satunya dipermain begitu saja. Jangankan berharap untuk dikasih satu kesempatan terakhir. 0.000001 kesempatan takkan pernah dikasih oleh seorang lelaki, aku tau kalau dia begitu beberapa minggu sebelum kamu mengetahuinya, aku tak menyampaikannya pada kamu, kamu tau kenapa, karena aku tau betapa sakitnya hati wanita jika itu terjadi, benarkan? Aku menutupinya karena aku yakin kamu bukan jodohnya, dan aku akan menasehati kamu untuk tidak nikah buru-buru, agar kamu bisa punya waktu lebih banyak untuk kenal dengan lelaki yang mungkin lebih baik.

“belum tentu semua yang kau anggap baik, adalah yang terbaik untukmu
bisa jadi apa yang menurutmu itu buruk adalah yang terbaik untukmu.”

Kamu tau?? Yang berhak untuk menentukan ini baik atau buruk, bukan kamu,bukan aku, bukan siapa-siapa, tapi yang menentukannya Allah,

Sekarang kamu fikir,
Cara dia mendapatkan kamu, jelas itu sudah sangat salah, bahkan dia sendiri yang jujur pada kamu,
Dalam islam berpacaran itu jelas salah, mengenal satu sama lain boleh, tapi tidak dalam satu ikatan
Terserah kamu mau menilai baik atau buruknya, yang jelas, jika ibu masih belum bisa ikhlas, seumur hidup aku tidak akan pernah setuju, cinta kamu jelas salah, itu bukanlah cinta, karena cinta tidak sakit, tidak juga bahagia, semoga kamu mengerti.

Satu hal lagi, apa kamu benar-benar mengerti akan hakikat menikah? Seharusnya kamu tau, diminangkabau, menikah itu bukanlah bersatunya dua orang anak manusia, tapi dalam minang menikah itu ialah bersatunya dua kaum yang berbeda, bersatunya dua buah keluarga.
Harusnya aku tak perlu menjelaskan ini, karena aku yakin kamu jauh lebih mengerti daripada aku tentang hal ini, jelas!! Orang tua anak lelaki yang kamu bilang kamu mencintai dia itu, sama sekali tidak suka dengan kamu, dan kamu tau itu adalah suatu hal yang rumit diawalnya.

Aku menerima semua keputusan kamu, tapi aku begini, karena aku peduli,karena aku mencintai kamu, tapi aku memohon kepadamu, fikirkan baik-baik apa yang akan kamu pilih, cinta tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah, cinta tak pernah bisa memberi makan kamu,

Kamu tau persis kisah ayah dan ibu, apa kamu melihat ada cinta sebelum ayah dan ibu menikah?
Tapi kenapa mereka langgeng sampai saat sekarang ini??

Karena cinta adalah Hadiah pernikahan Spesial dari Allah, sekali lagi kukatakan Cinta tidak aneh, dan tidak sakit,

Kamu takkan pernah merasakan cinta sebelum menikah..

Tau? Setiap kali aku buka lemari baju didalam kamar, bekas lemari kamu saat bersekolah dulu. Aku melihat selembar kertas ditempel disana. Lebih kurang isinya begini

“Bukan meri yang harus dimengerti tapi meri yang harus mengerti”
Aku membacanya setiap kali mengambil baju didalam kamar itu!!!

aku tidak menghakimi, aku cuma tak ingin hal buruk terjadi pada kakak perempuanku satu-satunya karena hanya seorang lelaki yang sikapnya sama sekali aku bahkan kamu tidak suka. jadi berhentilah memuja-muja cinta..


Friday 15 July 2011

Jalani Saja..




Hari ini kamis, aku sengaja tak datang terlalu pagi kekantor, aku ingin pergi kebengkel buat service motor yang udah lama ngga diservice, jam 8 aku berangkat muter-muter kota padang nyari bengkel, awalnya aku datang kebengkel resmi, tapi antriannya panjang banget aku ngga yakin bakalan cepat selesainya, sedangkan aku buru-buru, lumayan jauh aku muter, akhirnya setelah capek muter-muter ketemu deh salah satu bengkel yang lumayan gede, trus sedang sepi lagi, aku langsung aja masuk dan bilang sama yang punya aku mau service motor, tak lama datanglah seseorang, mungkin karyawannya, langsung saja ngutak-atik motorku, lumayan lama aku menunggu, beberapa saat akan selesai, handphone ku berbunyi, saat aku lihat ini nomor baru, yang buat aku penasaran, nomor ini Cuma 11 digit, pasti dari kantor, saat aku angkat, dia menyapaku dan menyebut namaku, sambil terus memperkenalkan dirinya, ini Pak Rusdi, aku kaget ternyata yang nelfon manager keuangan wilayah I, perihal apa yang akan terjadi, sehingga harus manager keuangan yang menelfon, ternyata dia menyampaikan bahwa aku akan ditempatkan diproyek baru, sebenarnya sih proyek ini sudah lama jalan, tapi karena jangka waktunya memang panjang makanya sampai sekarang belum kelar-kelar. Dalam pembicaraan itu aku sudah tau saja dia bakalan bilang apa, karena hari-hari sebelumnya aku sudah punya feeling bakalan dipindahin ke Aceh atau Palembang. Dan jelas disana pak rusdi bilang, aku akan dipindah tugaskan kepalembang.

Setelah selesai menelfon, masih dalam keadaan menunggu, aku mulai berfikir, aku hanya merasa sedikit senang, karena pekerjaanku yang tidak jelas beberapa bulan ini akan segera berakhir, satu lagi, sudah niatku ingin pergi ke negeri orang, ngga hanya muter-muter padang aja, selebihnya belum sempat aku fikirkan, tapi rasanya masih ada yang mengganjal dalam hatiku, tapi apa ya?? Ditengah rasa bingung sambil nunggu tersebut, handphone yang aku pegang, berdering lagi, masih dengan nomor yang sama sekali tidak aku tau, aku coba angkat, dengan cara yang sama seperti tadi, tapi bapak yang ini tidak menyebutkan siapa namanya, sambil menjelaskna padaku, bahwa aku akan dipindahkan kepalembang, dan surat perintah tugasku sudah dikirim kekantor cabang dipadang, aku mengiyakan semua kata bapak itu, dan mengatakan sudah mengetahui, karena tadi sudah ditelfon oleh pak rusdi, sambil aku bertanya, dengan siapa aku berbicara, ternyata orang yang berbicara dibalik telepon genggam itu ialah pak eptu, manager SDM, yaaa, dialah orang yang wajib mengetahui, dimana aku harus ditempatkan.

Selesai pembicaraan aku membayar semua biaya service, tanpa ba bi bu, aku langsung berangkat kekantor karena tadi sebelum berangkat aku sudah persiapkan semuanya, dalam perjalanan aku disms lagi oleh gadis, katanya aku disuruh kekantor oleh pak erlan, “iya aku lagi dijalan!” balasan smsku kepadanya, sms nya yang terakhir sudah tidak ku hiraukan lagi, aku terus jalan, dan berhenti disebuah spbu, disana ada lagi yang menelfon, dan lagi nomor yang sama sekali aku tidak tau itu nomor siapa, saat aku angkat, terdengar sebuah suara yang aku bingung, ini orang masih muda apa udah tua, dia berbicara begitu sangat pelan dan halus, dari cara ngedok nya, jelas ini orang jawa, dia menanyakan kapan keberangkatanku kepalembang, aku bilang secepatnya mas, dan dia bilang hubungi dia, bila sudah mau berangkat kepalembang, habis dari semua percakapan itu aku langsung isi bensin dan kembali menuju kantor, yahh sampai dikantor aku langsung menuju meja gadis, mau mengambil surat tugasku ke palembang, dan melapor kepada kepala cabang.

Hari inipun aku putuskan untuk pulang, yah benar aku kan pergi lumayan jauh dan mungkin dalam waktu yang mungkin jauh lebih panjang, aku ingin bertemu keluarga dulu, sekalian aku ingin nganterin motor, ngga mungkin juga motornya aku bawa kepalembang, sesampai dirumah aku jelaskan semuanya pada orang tuaku, jujur walaupun aku sudah tinggal sendiri, untuk urusan apapun aku selalu menyampaikannya pada orang tua, untuk diriku sendiri, aku masih merasa seperti anak kecil yang masih perlu dijaga, jika aku sedang berada dirumah, disela-sela pembicaraan itu, dengan nada rendah dan terdengar seperti nada kecewa, ibu bertanya, “berarti kamu tidak jadi kuliah taun ini fi?” aku kesetrum entah energi apa yang menyetrumku mendengar ucapan ibu, aku ingat lagi suasana dibengkel tadi, ini yang tadinya tak sempat terfikirkan olehku, sudah dari akhir 2010 aku punya planing bakalan kuliah taun ini, meski harus kuliah ditempat swasta dan berbagi waktu dengan pekerjaan, aku ladenin deh buat planning aku agar berjalan lancar sampai aku berumur 25 tahun, bahkan aku juga sudah punya planning penuh sampai aku berumur 32 tahun, saat aku bercerita akan hal ini pada teman-temanku, “jauah pangana ang lai” selalu saja kata-kata itu yang aku dapat, artinya pikiran kamu kejauhan sampe mikirin kesitu, terserahlah menilainya bagaimana, tapi kayaknya pecahan pertama yang akan aku susun sudah mulai berantakan dari sini, yang jelas jika taun ini aku tidak kuliah, otomatis aku tidak bisa menyelesaikan kuliahku diumur 24 tahun, sedangkan hal lain masih banyak yang ingin aku lakukan, sore saat aku sudah sampai dirumah itu, ada sedikit yang aku sesalkan, langkah pertamaku yang ingin aku injakan ditimur, malah terarah keselatan, dalam fikirku setelah shalat ashar, aku diberi jalan, aku teringat akan kata-kataku sendiri pada iam, yahh dalam hal ini aku tak berhak memilih, disini aku Cuma punya kewajiban untuk menjalani, dan dibalik sesalku yang sedikit itu, pasti ada hikmah yang besar, hati kecilku berkata saat itu “Jalani saja dahulu” terimakaasih ya Allah, telah beri aku petunjuk,

“mau gimana lagi bu, ini udah jalannya” jawabku sama ibu, saat itu ibu masih memberi beberapa solusi, tapi aku rasa itu tidak mungkin, jadi ibu hanya diam, sepertinya ibu sudah melepasku untuk mengambil keputusan sendiri, dia mikir hanafi kecilnya sudah dewasa, aku serasa ingin menangis, saat aku berbicara ibu sedang sibuk menyiapkan bumbu masak dan ayah ikut ada disitu sambil duduk dimeja makan, memang suasananya sedikit agak muram, terbukti selama ini aku bisa pulang kerumah kapanpun aku mau, dan besok waktu pulang ku sudah terbatas, kemungkinan aku pulang lebaran akhir agustus depan. Sepertinya aku akan mengidap penyakit rindu dengan stadium yang lebih tinggi. Mau bagaimana lagi, jalani saja...

Selesai shalat maghrib, kita sekeluarga makan bersama, hanya ada 4 disitu, berarti kurang 2 lagi, ada ayah, ibu, aku dan adikku siska, selepas dari makan aku langsung ngambil kunci motor dan langsung menuju rumah abangku yang paling gede didaerah simpang tiga, keinginan terbesarku kesana bukanlah mengunjungi dia, aku hanya ingin bertemu dengan keponakanku, iky, disepanjang jalan aku mikirin gimana nanti becanda-becanda sama dia, ketawa-ketawa sama dia, tak lama aku sampai didepan rumahnya, kulihat tidak ada motor abangku disitu, kelihatannya sekitaran disitu juga lagi sepi, setelah selesai ku parkir motor, aku langsung menuju pintu, pintu rumah itu terbuka lebar, saat sampai didepan pintu, aku melihat uni mila, kakak iparku sedang menonton oscar oasis yang ada di tv-tv itu, aku tidak tau apa itu kadal atau cicak, yang jelas itu reptil,didepan ni mila duduk ada ayunan, dan sepertinya didalam ayunan yang dibuat dari kain itu ada yang tidur didalamnya, melihat itu aku sudah sedikit kecewa, saat kulihat kedalam, ternyata benar, iky udah tidur, yahhhhhhhhhh aku ngga bisa becanda-becanda sama dia, Cuma bisa nyium keningnya, sambil aku hanya berbisik fiuhh,, kita ngga bisa ketemu sekali tiga minggu lagi, buat beberapa bulan kedepan. Kutanya pada uni mila dimana abangku, tepatnya suami dia, ternyata sedang lembur dikantor, sepertinya tak mungkin juga aku bertemu dengannya, Cuma sebentar aku disana aku langsung balik, buat ngumpul lagi dengan keluarga.

satu hal dalam benakku malam itu, "Jalan Masih Panjang Hanafi" memang waktu ini tak pasti, entahkah besok aku masih sempat atau tidak melihat matahari pagi, yang jelas, malam ini harus dilalui, dan hidupku harus tetap dijalan, semoga jalan semua yang aku pilih ini benar!!

Wednesday 6 July 2011

iam & ami


“Bila ada didekatmu, detak dadaku mengencang
Pesona indah didirimu, buat ku mabuk kepayang
Jalan panjang yang kita lalui, bukanlah sebatas mimpi
Baru kini ku merasakan jatuh cinta sesungguhnya

Original Sountrack yang tepat banget buat melambangkan kisah cinta sahabatku disaat seperti ini, yah akhir juni ini dia bilang sudah bulan keempat dia menjalani hubungan, dalam kata lain pacaran dengan kekasihnya ini, ngga ada yang spesial sebenarnya kalau dia berpacaran, Cuma dalam waktu yang lumayan singkat, dia bisa berubah dengan sangat signifikan, ngga bisa disangkal aku merasa dia berubah seperti angga berubah.

Beberapa minggu yang lalu aku memang bertemu dengannya, dia mengajakku pergi kesebuah studio band yang bisa dibilang sudah familiar lah dikalangan kami, mungkin karena keseringan mereka ng-band disitu, namun aku masih belum merasakan perubahan itu, i’am seperti biasa ku sebut namanya, masih iam seperti yang biasa kurasakan saat itu, karena waktu itu kita berdua tidak sempat berbagi banyak cerita setelah lama tidak bertemu, biasanya kalau dulu seminggu saja liburan sekolah, saat aku balik kepadang lagi, bener-bener seubrek cerita yang dia sampaikan kepadaku, semua temanku pasti tau, bagaimana menggebunya iam bercerita tentang kisah hidup dan cerita cintanya, tak salah sebenarnya erith memberi gelar “kereta api” kepadanya, aku juga tidak tau apakah dia memakai tanda baca koma dalam tatanan bahasa di hidupnya, entahlah, dia yang tau.

Kembali ketanggal 27 juni penghujung bulan juni kemaren, setelah mengantar ibu keloket mobil yang menuju pasaman barat, aku kembali ke mess tempat aku tinggal sekarang, disalah satu rumah, dikawasan belanti, sudah nyaris sore aku masih tak melakukan apa-apa dirumah itu, aku mengambil laptop ingin mengetikkan sesuatu, tapi masih belum tau apa yang akan aku ceritakan, entah kenapa aku ingat iam, yang katanya sudah pindah rumah dari siteba ke aia pacah, aku langsung sms dia, menanyakan posisinya dimana, didalam sms itu aku bilang, aku ingin tau dimana rumahnya dan aku juga kangen dengan keluarganya, memang sejak aku bersahabat dan mulai dekat dengan iam, akupun mulai dekat dengan keluarganya, bahkan sampe kakak mama iam pun aku kenal, biasa aku panggil ibu ke kakak mama nya iam, dan panggil mama ke mama iam itu sendiri.

Tak cukup lama, sms akupun dibalas, dalam sms itu ia menjelaskan bahwasanya sekarang dia lagi di kos-kosan ami, yapp ami inilah yang menjadi pacar atau kekasih atau apalah namanya, untuk saat ini yang aku tau, dalam sms ia menjelaskan akan menjemput lila adiknya yang baru aja lulus TK kerumah ibu, kakak mamanya iam, dikawasan kalawi, dan katanya kalau mau ikut kerumah barunya, aku disuruh kerumah ibu buat ketemu dan pulang bareng kerumahnya, katanya dia akan sms aku lagi kalau dia sudah sampai dirumah ibu, aku mengiyakan smsnya, cukup lama aku menunggu sampai-sampai aku ketiduran, tapi sms dia yang malah bangunin aku dari tidur itu, katanya dia sudah sampai dirumah ibu, akupun balas sms dia mengatakan “iya tunggu sebentar” rasanya males banget pergi, karena aku baru aja tidur sebentar, tapi aku yang bikin janji mau ngga mau harus ditepati, dengan langkah gontai aku pergi kekamar mandi, ingat belum shalat ashar, aku langsung whudu dulu dan shalat sebelum berangkat.

Sampai disana aku lihat sih ada motornya, tapi aku ngga liat penampakan dia, aku lihat rumah ibu pintunya kebuka, aku langsung aja menuju pintu sambil ngucapin assalamualaikum, ibupun keluar, sudah lama aku tidak ketemu dengan ibu, mungkin dia agak lupa denganku, ditambah lagi rambutku yang lumayan panjang, dan tak seperti biasanya. Saat dia keluar dia sih lumayan agak kaget aku langsung aja salaman dan nanya dimana iam, dan ternyata iam lagi tidur dikamar belakang, huffttttt. Aku disuruh bangunin iam sama ibu, aku bangunin, malah iam, ikut-ikutan kaget dibangunin, aku bilang aja yaudah langsung berangkat aja, Cuma sebentar akupun berangkat aku memakai motorku sendiri, dan dia berdua dengan lila dengan motornya sendiri, tak tau mengapa setiap saat yang genting kalo aku lagi berdua dengan iam pake motor, pasti aja ada masalah, banyak banget pengalaman kita berdua, tentang motor yang mogok lah, atau abis minyak lah padahal spbu masih jauh dan yang jual getengan juga ngga ada, dan masalah motor saat itu ialah, saat sampai dibalai baru, motorku rantainya putus, padahal iam sudah sangat jauh didepan, sial banget deh waktu itu.

Singkat cerita sampailah dirumah iam, nyaris maghrib, dan ternyata dirumahnya lagi ada banyak temen-temen ira, kakaknya iam, yang kuliah disalah satu perguruan tinggi ilmu kesehatan dikota padang, ada juga shanti disitu yang sekampung dengan aku, tak banyak yang kita ceritain dirumahnya itu, jam setengah sembilanpun kita berdua keluar lagi dari rumah, tak ada tujuan saat itu yang jelas hanya pergi keluar, sampai disiteba, rintik hujan mulai turun, makin lama semakin kenceng tuh hujan, akupun ngusulin buat singgah disebuah tempat yang bisa dibilang cafe lah, tempat aku dan teman-teman ngemil abis bubar bulan puasa taun kemaren, yang aku bingung tuh hujan ngga berhenti-henti sampai jam satu malam, yahh ditempat itulah ia mulai menceritakan semuanya, apa yang ia alami selama kuliah, dan apa yang berubah darinya setelah bertemu dan menjalin sebuah hubungan dengan ami.

Awalnya dia hanya bercerita tentang,software-software yang dipakai dikalangan teknik sipil, gimana ribetnya awal-awal kuliah, ngeladenin senior yang katanya super ngeselin, setahun ini sudah dua semester yang dia lalui, katanya super ribet dengan yang namanya assisten dosen. bayangin aja, gambar yang susah-susah diprint dengan kertas A1 dan harus mengeluarkan dana 20.000 rupiah untuk satu lembarnya, tuh dosen seenak dengkulnya doang nyoret-nyoret tuh gambar terkadang hanya karena kesalahan ketebalan garis, behhh aku mah ikut-ikutan kesal dengerin ceritanya, tapi wajar juga sih sebenarnya, yang salah ya tetap aja salah.

Tidak tau dari mana datangnya, ditengah hujan-hujan yang masih saja belum reda, diapun mulai menceritakan tentang ami, tak banyak yang aku tanya, tapi dia yang banyak bercerita, begitulah dia orangnya, hal penting sampai ngga penting sekalipun diceritakan semuanya. Dia bercerita diawal pertama kenal dengan ami itu, dia punya perasaan yang sangat biasa-biasa saja, yaa mungkin nganggap sebagai teman gitu, beda dengan satu teman yang benar-benar ia suka sewaktu masuk kuliah itu aku lupa namanya tapi masih satu fakultas dengannya, dia bercerita kalau dia suka pada wanita itu seperti dia suka pada chicha dulu, chicha temen les nya, yang dia lakukan hanya bisa diam didepan chicha, bahkan berubah kepribadian yang aku tau dia itu cerewet dan banyak omong dan lumayan hangat , kalo didepan chicha itu malah berubah jadi iam yang aneh, kalem ngga jelas dan sangat dingin, gimana orang mau bisa suka, kalau dia hanya memendam sendiri, dan seperti itulah ia menyukai wanita yang satu ini, wanita itu bukan ami, tapi orang lain.

Aku tidak bisa menceritakan gimana ia mulai bisa dekat dengan ami, ntar ganggu privasi iam, cerita-ceritanya dimulai setelah mereka berpacaran, pernah suatu saat ami bilang kepadanya, “kamu itu tipe orang yang kalau menurut kamu hal itu ngga penting buat kamu, dan ngga membawa manfaat buat kamu, kamu ngga bakalan ngelakuin, walaupun kamu tau itu bakalan bermanfaat banyak buat orang lain”, hmmm mungkin perkataan ami benar, akupun ngerasa seperti itu, dan tau tidak? Iam sudah sangat jauh berubah, setelah beberapa bulan pacaran dengan ami, dia menjadi rela berkorban, dan satu lagi, dia menjadi orang yang punya pola pemikiran yang semakin jauh tentang apa yang orang-orang katakan tentangnya, dalam artian dia semakin dewasa dalam menyikapi ucapan orang, tak seperti dulu yang selalu bodo dengan ucapan orang, bayangin aja dia rela ujan-ujanan demi nganterin baju putih kekosan ami dikarenakan ami butuh baju itu untuk mengikuti ujian, hmmm bagiku itu bukanlah iam yang mau berbuat seperti itu, terlebih saat ami mengatakan kepadanya, “Cuma kamu yang aku punya dikota ini” beuuhhhh romantis cuy, setelah ami mengatakan itu kepadanya, setiap kali berantem dengan ami, iam yang selalu meminta maaf, what??? Percaya atau tidak begitulah, tak pernah aku melihat ia meminta maaf kepada cewek hanya karena berantem-beranteman kayak gitu, yang aku aku tau dia bakalan ngerasa gengsi banget kalu harus berbuat seperti itu, tapi itulah perubahannya, dan yang aku dapat dari pembicaraan malam itu, dari setiap ucapannya aku merasa, dia jauh lebih bijak dalam menggunakan kata-kata, seperti dia sudah mencerna matang-matang kata apa yang akan diucapkannya, tak seperti iam yang biasa, ceplas ceplos tak menentu, malah terkesan kemana-mana, dari sana aku tau dia sudah sangat jauh berubah, dari apa yang aku fikirkan sebelumnya, terakhir bercerita tentang ami, ia mengatakan padaku, “aku jadi ingat perkataan kamu yang dulu naf” katanya, aku heran memang apa yang dulu aku katakan padanya, ternyata
“kamu memang seharusnya memilih, tapi ketika kamu dihadapkan kepada sesuatu yang tidak kamu pilih, kamu harus tetap menjalaninya, karena dibalik apa yang tidak kamu suka itu, Allah sudah menyiapkan sesuatu yang sangat besar, karena yang tidak kamu pilih itulah menurut Allah yang terbaik, dan suatu saat kamu pasti akan mengatakan “”untung dulu aku seperti ini, andaikan tidak mungkin aku tidak sebahagia ini””.”
Kata-kata itulah yang dulu aku katakan padanya, yang aku sendiripun lupa, kalau aku pernah mengatakan itu kepadanya emang iya ya aku sebijak itu?, hahahahaha tapi kalau ngga salah iya, aku mengatakan itu padanya ketika dia hanya bisa lulus berkuliah di Non Reguler, dan dia sangat tidak suka degan hal itu.
Lantas aku tanya balik ke iam, “apa hubungannya dengan yang kamu ceritakan sekarang?” dia bilang padahal aku dulu sama sekali tidak suka dengan ami, bisa dibilang biasa saja, aku dulukan sukanya sama wanita itu, aku lupa nama wanitanya siapa yang jelas teman sekelasnya, dia melanjutkan ucapannya, andaikan dulu aku jadian dengan wanita itu, mungkin aku takkan sebahagia ini dengan ami, katanya.

Setahun berpisah banyak yang berubah dari iam, yang ingin aku sampaikan hanyalah, terimakasih buat ami, yang sengaja atau tidak sengaja telah merubah sahabatku menjadi seorang yang jauh lebih dewasa, banyak berubah kearah yang positif, malah nyaris semua sikap jeleknya mulai berubah, Cuma ketawanya yang kayak orang ayan yang tidak berubah, hahaha aku jadi malu malam itu saat bercerita, orang sangat banyak dicafe itu, dia malah ketawa kayak gitu, apa dia ngga sadar ya?? Banyak yang merhatiin, ya sudahlah, semua orang juga tau, kalau aku sedang berdua dengannya suasana pasti jadi hangat, dan ribut serta berisik.

IAM dan AMI, satu huruf konsonan dua huruf vokal dan tiga huruf yang sama, hmmm PERFECT , ada “A”, “I”, dan “M”.
Semoga kalian langgeng deh, tak pernah aku melihat iam menyayangi wanita seperti itu, satu lagi aku dapat arti cinta, dapat arti cinta dari kisah kalian berdua, cinta itu belajar, seperti iam yang belajar merubah hidupnya, karena rasa sayang nya pada seorang wanita. Tak menyangka aku, iam bakalan seperti saat ini. Dan tak pernah juga aku melihat iam berpacaran seperti ini, dari yang pernah aku tau!! Tapi aku tau semua tentangnya, hahahaha, selamat mencintai ya iam, semoga ngga ada masalah yang rumit buat kalian berdua, buat ami, jaga iam baik-baik ya ;), sekali lagi, semoga kalian berdua tetap langgeng. Amin..