Aku bukan
rumput laut,
Berayun
mengikuti gelombang tak berarah,
Tempat
bersembunyi setiap kesalahan,
Aku awan
bergulung yang gelap,
Terkadang
tak diinginkan,
Tetapi
sesekali ditunggu karna patah arang,
Tak kuasa
menahan sengat kehidupan,
Hatiku pohon
beringin,
Mengikat
erat sulit tuk dilepaskan,
Lebih keras
dari batu yang aku lihat ditepian sungai,
Lebih gelap dari seperempat waktu malam,
Engkau satu
yang mampu menerangi,
Saat aku
mulai melihat jejak pagi yang akan datang,
Tak berhati
kau lepas genggam eratku,
Kau lari,
aku tertinggal tak lagi melihat,
Terpaksa ku
tunggu matahari,
Aku
mencarimu sepanjang hari,
Saat warna
jingga senja membalut hatiku,
Aku
menemukanmu, kututupi kesalahanmu,
Aku menjadi
rumput laut,aku melupakan janjiku,
Tapi yang
aku lihat, kau telah genggam tangan yang lain,
Dan aku tau,
itu bukanlah tangan kananku.
puisi ini pernah aku kirimin ke salah satu surat kabar lokal,
yahhh tapi ngga dimuat,,
yasudah masukin blog ajaa,,
No comments:
Post a Comment