Tuesday 14 February 2012

Serumpun Rumput Laut


Aku bukan rumput laut,
Berayun mengikuti gelombang tak berarah,
Tempat bersembunyi setiap kesalahan,
Aku awan bergulung yang gelap,
Terkadang tak diinginkan,
Tetapi sesekali ditunggu karna patah arang,
Tak kuasa menahan sengat kehidupan,

Hatiku pohon beringin,
Mengikat erat sulit tuk dilepaskan,
Lebih keras dari batu yang aku lihat ditepian sungai,
 Lebih gelap dari seperempat waktu malam,

Engkau satu yang mampu menerangi,
Saat aku mulai melihat jejak pagi yang akan datang,
Tak berhati kau lepas genggam eratku,
Kau lari, aku tertinggal tak lagi melihat,
Terpaksa ku tunggu matahari,

Aku mencarimu sepanjang hari,
Saat warna jingga senja membalut hatiku,
Aku menemukanmu, kututupi kesalahanmu,
Aku menjadi rumput laut,aku melupakan janjiku,
Tapi yang aku lihat, kau telah genggam tangan yang lain,
Dan aku tau, itu bukanlah tangan kananku.


puisi ini pernah aku kirimin ke salah satu surat kabar lokal,
yahhh tapi ngga dimuat,,
yasudah masukin blog ajaa,,


No comments:

Post a Comment