Monday 9 December 2013

Listen to the Music - Chapter 1

Well, entah apalagi yang mau aku tulis, rasanya berlama-lama tidak menulis membuat aku kaku lagi merangkai kata-kata yang dulu walaupun berantakan namun bisa mengalir. Dan hari ini aku kehilangan sentuhan itu. malam ini aku buka-buka dokumen. Dan aku menemukan catatan diantara tumpukan file microsoft word ini sesuatu yang menarik. Tentang sebuah lagu dan kenangan yang tersembunyi antara lagu itu dengan aku. Simple nya lagu-lagu itu membuat aku kembali mengingat semua hal yang bisa aku tulis walau pendek. Oke semua cekidod!!


Peterpan – Semua Tentang Kita

Ini baru kelas delapan, dan sekolah sore menjelang Ujian kenaikan kelas dimulai. Hari ini biasa saja, hanya pelajaran kesenian dengan Guru baru yang juga baru saja lulus dari sebuah perguruan tinggi seni di kota padang panjang.  Dan yang menyesakkan lagi 4 kelas anak kelas delapan dikumpulkan dalam satu kelas, dia mengeluarkan semua alat musiknya. Dan aku ngga nyangka sama sekali dia bisa memainkan semua alat musik. Hebat sekali. Sampai yang terakhir, jarinya beradu pada tuts tuts piano, sebuah nada yang samar rasanya pernah aku dengar. Lalu tiba-tiba

“Waktu terasa semakin berlalu, tinggalkan cerita tentang kita”

Semua murid menyanyikan lagu itu, terus berlanjut sampai lagu itu habis, aku merinding. Paduan suara Pianonya dan suara semua anak kelas delapan. Hari itu aku bertekat agar bisa memainkan alat musik walau hanya satu.

Peterpan – Dibalik Awan

Hari itu, adalah hari-hari terakhir. Hari terakhir mengenakan celana biru dan lambang OSIS berwarna kuning. Ujian akhir telah selesai dan waktunya perpisahan. Ayah membuka warung pagi sekali. Karena pagi itu jam setengah enam pagi didepan gerbang sekolah sudah rame sekali siswa kelas 9. Mengadakan acara jalan-jalan keliling Sumbar untuk menikmati hari-hari terakhir serta perpisahan itu. aku baru saja selesai mandi dan berpakaian, beberapa saat kemudian. “pak beli batre” perempuan yang selalu aku ingat parasnya memanggil ayah untuk membeli batre. Lalu aku kedepan mengambilkan batre untuknya, “lho Hanafi ngga ikut?” dia sedikit kaget melihat aku yang masih belum nyiapin apa-apa untuk jalan-jalan itu “ngga,” aku jawab seperlunya ada rona kecewa diwajahnya. Meskipun begitu semua berlalu biasa saja. Walaupun aku ikut atau tidak. Semua benar-benar biasa. Terakhir berhenti dipadang. Aku beli CD bajakan peterpan. Judulnya dibalik Awan. Mendenger lagu itu hanya membuat aku mengingat kembali subuh itu. sial.

Peterpan  –  Sally Sendiri

Lagunya, mengingatkan pertama kali aku berada dikota padang sendirian, pergi sekolah sendiri. Naik angkot sendiri, tiba-tiba waktu MOS ada temen yang nyanyiin lagu ini. Rasanya makin sendiri. yang aku ingat hanya berjalan sendiri, belum ada rasanya yang ingin diajak berteman. Walau pada akhirnya ikatan yang aku buat selama 3 tahun dikota padang, di SMK 5 Padang Khususnya. Sangat-sangat susah diputus, akupun tak pernah ada niat untuk memutusnya. Mereka akan selalu hidup disini, dihati ini. Selamanya.

Drive – Bersama Bintang

Mungkin yang baru menginjak umur belasan tahun di tahun 2007 ada yang tau dengan sebuah sinetron yang berjudul Candy. Waktu itu memang sinetron lumayan lebay, tapi tidak selebay sinetron akhir-akhir ini yang sebenarnya untuk hiburan malah seolah sinetron berusaha merusak moral. Pertama kali dipadang aku tinggal dirumah orang yang sekampung denganku, semua orang biasa memanggilnya ibu. Setiap malam ibu selalu nonton tuh sinetron, sayup suara lagu itu selalu sampai kekamar atas tempat aku tidur. Harum kenanga dari balkon dan lagu itu, sampai sekarang masih membekas diotakku, ketika itu aku masih merasa sendiri, sangat sendiri dikota padang. Lagunya masih mengingatkan aku tentang kesendirian.

Closehead – Berdiri Teman

Entah siapa awal mula yang memperkenalkan lagu ini dikelas dulu, nyaris dua tahun lagu ini ada di playlist setiap anak-anak GB (Gambar Bangunan) dalam handphone nya masing-masing. Dan nyaris segitu lama juga lagu ini selalu menemani ruang praktek gambar ketika sedang praktek. Lagu ini hanya menyesakkan dada mengenang kembali segala kenangan yang telah lewat itu, berdiri teman nada-nada nya seperti rindu yang berterbangan.



Marjinal – Negri Negri

Aku ingat lagi, disaat-saat Dinasti Senior kelas tiga ketika aku kelas satu dulu akan berakhir. Akan terbebas dari ancaman anak-anak STM. Dan diakhir dinasti itu ada acara perpisahan dan sekolah mengadakan festival Band, dan KOMA 24. Entahlah, entah apa arti koma 24 itu, yang aku tau itu Band yang didirikan oleh 5 orang dari kelas GB, Iam, Acenk, Puyu, Ridho, Imul. Rasanya aku ingin  mencari lagi harddisk 5 GB bagian dari PC pentium 3 milik kakak yang aku bawa kepadang, disana ada Video dimana Koma 24 manggung. Yang membuat berbeda. Ketika hampir 7 – 8 band sudah unjuk gigi, sama sekali ngga ada reaksi dari siswa untuk jingkrak-jingkrak didepan panggung. Semuanya hanya nonton dari deretan kursi yang telah disediakan didepan panggung. Dan ketika Koma 24 yang akan tampil salah satu senar gitar putus, dan terpaksa sebagai Gitaris Ridho dan Imul gantian make Gitar karena mereka membawakan 2 lagu, masing-masing dapat satu lagu. Kejadian itu berlansung agak lama, dan membuat penonton emosi dan memaki serta mencela Koma 24, ada yang teriak. “Kangen Band, Kangen Band!!” entah apa maksudnya. Tapi kejadian terbalik ketika Drum Acenk mulai ditabuh, lagu negri-negri dengan tempo yang berbunyi terburu dan bergemuruh membuat adrenalin anak-anak STM yang sedari tadi manyun, semua orang berlari kedepan panggung dan mulai berjingkrak-jingkrak. Setidaknya Koma 24 membuat suasana yang tadi mati mulai bersemangat dengan lagu Negri –Negri yang diciptakan Marjinal. Lagu itu memang keren. Hari inipun sama, lagu itu seperti nada rindu. Kadang pilu.

Vierra – Manusia
AVA – Good Day

Playlist ketika berada diruang gambar, didepan meja gambar, menggambar masing-masing dimeja masing-masing, semuanya diam, semuanya Fokus pada gambar masing-masing, sayup hanya lagu-lagu ini yang terdengar. Pada akhirnya semua lagu-lagu ini hanya berlabuh pada kata rindu. Kadang pilu.

Lagi di Workshop Gambar (RUDI)


Peterpan – Yang Terdalam

Jam pelajaran terakhir, disiang terik. Namun jam 3 nanti masih ada kelas, terpaksa hari ini teman-teman GB ngga bisa pulang. Paling rame-rame jalan keluar dari sekolah melalui gerbang belakang, singgah dan nongkrong sebentar warung ibuk kos, dan berlanjut kekamar kos aku yang berada dipojok dekat kamar mandi. Hari-hari biasa yang kita lalui berminggu-minggu. Ada yang instan beli nasi bungkus, ada yang bawa nasi dari rumah, ngumpul nyaris 20 orang didalam kamar sempit, kumpulin semua nasi bungkus disatu tempat, dan makan rame-rame. Ritual yang biasa banget dilakukan. Sehabis itu pada santai semua menunggu pelajaran selanjutnya. Dulu ada videonya kita nyanyiin lagu ini didalam kamar, semuanya mainin alat musik. Lemaripun dijadiin alat musik. Tapi sayangnya Hardisk Jahanam itu sudah punah. Dan semuanya hanya tersimpan dalam kepala saja, ngga lebih. Lagi, lagu itu berubah wujud menjadi rindi. Kadang pilu

D’ Masiv – Lukaku

Jam istirahat, saatnya buru-buru kekantin. Menenangkan perut yang sedari tadi sudah unjuk rasa minta diturunkan makanan. Tapi matematika, fisika dan statika itu membuat segalanya terasa lambat. Adalah Puyu yang tampang Rock tapi suka banget dengan musik Pop. Waktu itu kita bertiga kekantin. Aku Iam dan Puyu, dan mereka bicara tentang lagu-lagu D’masiv. Dan puyu bilang “lagunya yang Lukaku enak tuh” dan Iam setuju, waktu itu bagi aku ngga ada yang lebih enak daripada semangkok Lontong gulai yang sedang aku kunyah ini. Walau pada akhirnya aku penasaran. Akhirnya aku download lagu itu dan dengarkan. Bener lagunya enak didenger. Tapi yang membuat aku sangat-sangat kecewa adalah. Nyaris seratus persen lagu D’masiv di Album itu ialah hasil plagiat. Pantesan pada enak semua, dan terbukti. Lagu D’masiv yang kita dengar hari ini. Itulah D’masiv yang sebenarnya.

Koma 24 – Fikirkan

Aku sudah lupa, bagaimana bunyinya lagu ini, yang aku ingat hanyalah. 3 orang wanita anak SMP, dan 20 Orang Cowok anak STM sedang berada disebuah Kampus bernama Bung Hatta menunggu 5 orang temannya untuk tampil, dengan Band mereka yang bernama Koma 24, sampai hari inipun aku sama sekali ngga mengerti dengan nama itu. tapi itu hari sabtu, seharusnya jadwal aku untuk pulang. Tapi mama Iam memaksa aku untuk tinggal sampai Koma tampil. Tapi aku ngga menyesal, ketika Koma 24 tampil mereka paling heboh, lalu aku pulang tanpa tau siapa yang juara di kompetisi itu, setelah balik lagi kepadang, aku dengan mereka kalah. Entahlah FIKIRKAN lagi KOMA 24. Apa yang sebenarnya salah.


Simple Plan – Perfect World

Ya, ini gila. Kebetulan 2 jam pelajaran ditengah kosong. Satu kelas berencana untuk bolos seharian dan pergi cabut kepainan yang berjarak kurang lebih 50 KM dari kota padang. Entah apa yang ada diotak anak GB waktu itu, yang jelas hari itu dunia seperti benar-benar sempurna. Untuk kita melepas tawa. Walau awalnya rasa tak mungkin sampai di painan karena ditengah jalan ditilang sama Polisi. Sampai ditempat tujuan. Semua sedih gundah itu hilang. Apa lagi bisa bersama sahabat tertawa. Ngga ada lagi rasanya masalah yang benar-benar berat. Entahlah menulis ini hanya membuat dadaku sesak. Lalu rindu. Kemudian pilu.

somehow forget the small parts like this


Udah lebih dari seribu kata. Sampe sini dulu deh lagu-lagu pembawa kenangan ini di chapter satu, masih banyak yang lain lagu dan kisahnya yang belum aku ceritakan. Sampai ketemu CHAPTER 2 yak!!

5 comments:

  1. good morning, hopefully on Monday morning we always passion to indulge again, I bring you the latest gaming special FREE. just a game

    ReplyDelete
  2. good morning, hopefully on Monday morning we always passion to indulge again, I bring you the latest gaming special FREE

    ReplyDelete
  3. selamat pagi dan salam perkenalan di senin yang cerah ini

    ReplyDelete
  4. Suka lagunya Peterpan – Sally Sendiri

    ReplyDelete
  5. kunjungan pagi hari, silahkan berkunjung kembali,ada video clip terbaru dr saya,semoga berkenan melihat,trm ksh

    ReplyDelete