Tuesday 20 March 2012

Benda Keramat


Akhirnya aku baru tersadar, ternyata aku sudah terdampar saja ditahun 2012, ohh tidakk!!!!, umurku yang belasan tahun, This pass too easy, hari-hari yang berlalu monoton dengan sukses, ngga kerasa bentar lagi umur 20 tahun menumpu dipundakku, 19 perlahan pergi bersama akhir maret ini, seiring terbitnya matahari satu april, beriringan pula 19 pergi dengan tergopoh-gopoh. aku sudah tua, aku akan matiii.

Aku tak menyalahkan DNA ku, aku tak menyalahkan ibu atau ayah, yang notabene dua-duanya berbulu, tidak! Bukan berbulu, yang berbulu itu ayam dan burung, ayah dan ibu itu berambut maksudnya, dikaki dan tangan, pernah liat orang-orang yang semacam itukan? Semacam aku ini, rambut tumbuh dengan subur sesuka hatinya ditubuhku, ditangan, dikaki, diselangkangan bahkan tega-teganya dia menanam bibit bulu diudel, (udelku berbulu?) ya enggaklah, Cuma gagal tumbuh aja diudel, mungkin udel itu semacam tanah tandus yang tak bisa ditumbuhi, dikasih pupuk semacam apapun termasuk kompos, ngga bakalan ngaruh.

Ini problematika ku sejak kecil, sejak aku SD, dibilang keturunan monyet, hmmm mungkin sudah biasa, terkadang aku juga merasa mirip dengan monyet, Cuma aku ini monyet intelektual, hahahah terserahlah, aku bukan monyet, dan yang lebih parahnya lagi, nyakitin fisik, dengan teori malaikat maut, yakni mencabut bulu tangan atau bulu kaki, ohh god.. begitukah rasanya kambing dikuliti?.

Yang paling mengganggu adalah, kumis yang semakin subur setiap harinya, apa karena saat minum susu atau minum air putih, bagian atas bibir dan dibawah hidung itu menjadi bagian subur? Karena disirami air dan dipupuk dengan susu? Tapi buktinya, aku tak pernah memupuk ataupun menyiram ketek dengan susu, tapi kenapa bagian itu merambat dengan subur? Aku terganggu, (perasaan ini postingan mulai jorok deh), sejak kelas 6 SD aku mulai menyadari karna mulai kegatelan suka sama cewek satu kelas, namanya Tika. Tika itu teman SD ku, aku lupa apakah aku sekelas dengannya dari kelas 1 yang jelas aku sekelas dengannya dikelas 6, wali kelas kita namanya Ina Merly, tapi ngga ada hubungannya dengan orang berdua itu, sama Tika sih ada, dimtsn juga aku satu sekolahan sama dia, tapi perasaan aku jadi biasa aja, waktu SD itu aku serius aku suka dengannya, (anak SD macam apa aku ini?) tapi apalah yang dilakukan anak SD, anak SD kampung lagi, seperti aku, karena takut diketawain teman sekelas makanya aku diam saja tak berani mengutarakannya pada siapapun, tapi percayalah, ini FAKTA! Jangan pernah percaya pada anak SD, jangan pernah mempercayakan sebuah rahasia pada anak SD, karena anak SD itu, anak paling ember sejagad raya, pasti rahasia apapun kebongkar! Itu pesan moralnya.

Karena mulai keganjenan itu, aku sering sekali masuk kamar ibu, ibu punya lemari gede dengan cermin yang juga gede, aku mulai kegatelan disini, setiap hari nongkrong depan cermin, sambil tersenyum sendiri, ketawa sendiri, miring-miringin bibir, kepala juga mulai miring-miring, lama-lama otak yang miring, atau mulup nguap gede-gede, lihat bagian yang nge-gantung ditenggorokanku, liat gigi yang banyak karatnya, sesekali ibu melongok kedalam sambil senyum-senyum mengetawai aku, masih saja tak sadar-sadar, sampai akhirnya aku menemukan sesuatu yang ganjil diwajahku, apakah itu? Mari kita tanya pada peta. Seraya memperhatikan bagian itu aku semakin mendekat kecermin, semakin dekat, dekat, dekat, dekat, dekat, TIDAAAAAAKKKKKKKK!!!!!!!!..... aku kumisan, betapa hancurnya perasaanku yang masih kelas 6 SD ditumbuhi bulu yang tidak berperikekumisan.

Tolong, tolong,  aku hanyalah anak kelas 6 SD yang tidak berdosa,
Kenapa kumis-kumis ini ada disini,  aku sedih,  aku shock tak bisa terima kenyataan ini,

Tapi terimasajalah, aku mulai risih dengan hal semacam ini, mengapa aku diberi kumis begini? Padahal Cuma kumis tipis, aku saja yang berlebihan, tapi mengapa ia tumbuh begitu subur, pada akhirnya aku sering juga dapanggil “sunguik” sama teman-teman disekolah juga dirumah, ditempat ngaji juga, tapi aku terima, setidaknya itu jauh lebih baik dari pada monyet.

Beralih pada benda keramat ini, yiiihhaaaaaaaa aku nyaris 20 tahun, sudah saatnya aku punya benda keramat ini, benda keramat yang dipunyai setiap lelaki dewasa, yiiiihaaaaa,, aku dewasa!! Aku dewasa!!!! Hahahahahahaha (backsound : musik serem kayak disinetron), awalnya aku ragu memilikinya, memiliki apa? Memiliki benda keramat ini, kenapa dia benda keramat? Karena setiap orang lelaki dewasa yang punya masalah mirip denganku memilikinya, apalagi kalau “bukan pencukur kumis”, (sepertinya aku mulai lebe). Hari ini, tertanggal 19 maret 2012 satu bulan sebelum tanggal tanggal 20 april, aku resmi memiliki benda keramat ini, aku membelinya tadi siang bersama temanku, namanya “tambah tuah”, aku berani bersumpah dan benar-benar bersumpah, kalo nama temanku itu tambah tuah, itu tak penting, sangat panjang sejarahnya, sejarah TAMBAH TUAH .

Aku keluar kantor dengan tambah tuah dengan alasan ngadem ke indomaret sama atasan karena dikantor ini ngga ada AC, yang ada hanya AS, Air Spiner, angin yang hanya berputar-putar dalam ruangan itu saja, aku memang buruk dalam berbahas inggris, maklumi sajalah, aku membeli benda ini sudah memikirkannya selama 40 hari dan 40 malam, rasanya aku mulai risih, dengan pertumbuhan bulu ini yang semaikn over, semakin pajang dan semakin tebal dan semakin kasar, ia seperti parasit dan aku sebagai inangnya, nah trus? Selama ini dengan apa aku mengatasi masalah ini? Dengan sebuah gunting,


Mitos yang selama ini beredar jika kumis itu dicukur, maka dia akan semakin menggila tumbuh dengan subur dan semakin tebal, makanya aku memilih gunting sebagai alternatif lain, sebelum memakai gunting? Aku menyiksa diriku dengan pinset, rasanya aku ingin menangis ketika kumis-kumis itu dicabut, bukan karena aku kasihan pada kumis, tapi sakitnya na’ujibilah.



Sampai akhirnya bukan hanya kumisku yang menggila, jenggot juga ikut-ikutan menggila, bahkan tak hanya didagu, jenggot juga menggerogoti leherku, sampai –sampai mas anton si surveyor itu bilang

“jembut naik keleher nih”

itu merupakan hinaan terburuk yang pernah ada didalam dunia hinaan perbuluan, sungguh tak berperikebuluan, aku down, ini hal yang sangat memotivasiku, untuk membeli benda keramat itu, sampai hari ini, puncak dari hasil pertapaanku selama ini, toh aku sudah nyaris 20 tahun. Sudah seharunya aku punya itu dalam keranjang sabunku, dan bersiaplah keranjang sabun, kalian ada pendatang baru, sitanpa nama, alat yang sangat paling berbahaya dari alat-alat yang selama ini aku gunakan, punya tiga silet yang siap mengangkat hal-hal yang dianggap tabu, menjadi layak dan patut untuk diperbincangkan?, perasaan ini semboyan deh, partai manaa gitu?, sudahlah, aku akan bermain dengan benda tajam disekitaran wajahku, doain aku ya teman-teman, (sekali lagi aku bingung untuk siapa kata “teman-teman” itu, siapa yang mau baca hal absurd semacam ini) semoga dipamakaian pertama ini, aku bisa selamat dan semua bulu-bulu ini menyerah, akan aku coba melakukannya sekali sehari, hmmmmm setelah pertimbangan beberapa menit ini, sekali beberapa hari saja,

Yiiihhhhaaaaaaa aku bahagia rasanya, aku seorang lelaki nyaris 20 tahun yang sudah punya benda keramat a.k.a piso cukur. Dan mulai hari ini, satu aktifitas baru lagi yang bertambah dalam daftar kegiatan harianku, yaituuuu... jengg jengg jengg jeeeennnngggg....... “Mencukur  kumis dan jenggot”

Sampai disini sajalah, batre ku abis,, charge duluu... :)

3 comments: