Ada ngga sih? Ada kali yah, seseorang yang mematok harga
mahal untuk gengsi dibandingkan harga diri, terkadang jika ditelisik lebih
lanjut gengsi dan harga diri itu seperti sejalur dan berbanding lurus, tapi
jika dilihat lebih jelas lagi sebenarnya gengsi dan harga diri itu klise dan
berbanding terbalik (duile kata-katanya, ngarti juga kagak).
Ada sih beberapa orang yang ketika berantem dengan orang
lain, bisa dibilang berantem hebat, dan salah satunya, atau dua-duanya merasa tidak
bersalah untuk kasus itu, dan ada perasaan enggan untuk minta maaf, alasannya
cukup klasik untuk hal itu “ kenapa mesti gue yang minta maaf, yang salahkan
dia, dimana HARGA DIRI gue??”, seperti itulah kira-kira, padahal itu adalah
alasan yang sama sekali salah, kenapa salah? Dia tidak mempertahankan harga
dirinya yang kemungkinan turun dikarenakan BBM naik (ngga ada hubungannya),
tapi dia hanya menahan rasa gengsi,
Gue kan lebih cakep dari dia
Gue kan lebih pintar dari dia
Gue kan lebih kaya dari dia
Gue kan lebih gendut dari dia
Jerawat gue kan lebih banyak dari dia,
Apa itu? yang mereka maksud dengan harga diri? Itu gengsi,
gengsi yang takut harganya turun, dan tak dianggap lagi dilingkungan sosialnya,
dan itu sebenarnya salah kaprah, aku juga tak mengerti mengapa kaprah selalu
dipersalahkan, padahal kaprah itu ngga ngapa-ngapain, bahkan dipostingan yang
ngga jelas ini kaprah juga dipersalah, maafin aku yah kaprah sudah
masuk-masukin kamu dalam postingan ini, nyalahin kamu lagi. -_-‘, tapi tetap
saja alasan tadi SALAH KAPRAH, tapi bukan salahnya si kaprah (?) haduhh makin bingung
gue.
Nah ini dia kejadian jum’at pagi hari ini, kemaren aku
berantem sama ayu dan lucu rasanya, udah bangkotan gini pake acara diem-dieman,
ngga ngomong-ngomong bahkan saat papasan buang muka, tapi abis mukanya dibuang
dipungut lagi kok, hehehe, dan tanpa aku sadari saat nyuci gelas mau bikin kopi,
aku mengeluarkan alasan yang hina itu, “dimana harga diri gue sebagai lelaki,
kenapa mesti gue yang minta maaf, kan dia yang salah”, duh setelah perasaan itu
menghasut, aku versi baik jadi bingung sendiri, alasan yang tadi itu tak
beralasan(?), kenapa aku harus menghubungkannya dengan harga diri, toh masalah
ini bukan menyangkut harga diri, dan aku yang versi jahat datang, ayu itu emang
ngga tau diri bikin masalah kayak gitu, ngga usah maafin kalau ngga dia yang
minta maaf, apalagi kalau sampai gue yang minta maaf heehh sori yee,
aku versi baik ngga mau kalah, sudahlah, minta maaf itu
mudah kok, daripada mempertahankan harga gengsi mending tuh gengsi diobral aja,
kalo perlu bagiin gratis aja tuh gengsi, toh gue dapat satu sifat baik, yakni
“RENDAH HATI”, untung gede kan gue kalo gengsinya diobral, tapi ingat jangan
“RENDAH DIRI” ntar gue diinjek-injek, jika teori hanafi benar tentang gengsi
dan harga diri itu berbanding terbalik, maka semakin tuh harga gengsi
digratisin, maka akan semakin tinggi harga diri, seperti hukum ekonomi yah?,
berarti teori hanafi nyontek alias plagiat, tapi ngga apa-apa, aku menamai
teori ini dengan sebutan “SELF PRICE THEORY” karena i’am temen deketku bilang
harga diri itu bahasa inggrisnya “SELF PRICE” ahahaha
seandainya setiap orang punya harga diri yang tinggi,
maksudnya ngga punya gengsi dan jauh dari rasa minder, juga setiap orang
bakalan rendah hati, ,maka akan timbul rasa saling memaafkan, jika rasa
memaafkan timbul dengan sendirinya tanpa diembel-embeli alasan “gue kan punya
harga diri”, maka dunia ini mungkin bakalan jauh dari segala macam huru-hara,
yahh maafkan sajalah, dan tak adasalahnya memulai untuk saling memaafkan, dan
jika seseorang itu memang memiliki hati batu 24 karat, maka mintaa maaflah dan
maafkan dia, jika dia tidak mau, namanya juga hati batu 24 karat, semua urusan
kita dengannya aku rasa sudah selesai, dan menjauh sajalah darinya karena
kemungkinan besar dia tak suka dengan kita, meminta maaf dan memaafkan, I guess
it’s easy, so easy..
berlanjut kemasalahku dan ayu, sampai postingan ini selesai
aku ketik sampai dipostingkan sekarangpun, aku masih belum minta maaf padanya,
hehehehe
teorinya yang benar begini loh,, ternyata ngomong itu 2juta
kali lebih gampang dibanding mempraktekin langsung, dan percayalah akan hal
ini, sama halnya macul itu lebih gampang dari pada dorong buldozer (apa
hubungannya?)
OK, ini dunia maya semua yang baca postingan ini tau, aku
mau bilang sesuatu ke ayu.
“ayu..!!(manggil gaya manggil afika), uda minta maaf yah,
salah uda juga sih kemaren itu nyari masalah mulu sama ayu maafin yah”
ayu adalah orang palembang pertama yang manggil aku dengan
sebutan uda, kenapa aku dipanggil uda? Karena aku orang minang, kenapa harus
panggil uda? Aku geli dipanggil kakak, kenapa aku geli dipanggil kakak? karena
biasanya dipadang kakak itu panggilan untuk cewek, dan apa hubungannya dengan
geli?, karena dipalembang sangat berbanding terbalik dengan hal yang semacam
itu dengan padang. Kenapa saya harus baca postingan ini?, karena hukum baca
postingan ini sunnah muakkad versi hanafi, dan pliss jangan nanya lagi.
Trus nih ya, malesnya kalau baikan sama ayu, tuh anak aktif
banget, kebanyakan dikasih susu kambing kali dulu yah?, sampai-sampai aktifny
over gitu, setiap hari aku digangguin terus sama dia, dan keuntungannya jika
aku diem-dieman sama dia, hari berlalu dengan tenang, yang bikin nggak tenang
itu punya masalah dengannya,jadi paranoid sendiri deh aku kalo punya masalah
semacam ini dengan orang-orang, sama halnya kemaren aku perang dingin, dingin
banget kayak difreezer sama mas julse, engga tau juga masalahnya kemaren itu
apa, yang pasti kita diem-dieman selama seminggu, dan suasananya itulah ngga
seksi banget, dan ketahuilah, tekanan bathin itu lebih enak dari pada ditekan
suasana, haduhhh kebanyakan teori nih,,
Akhirkata billahitaufik walhidayah,
Assalamualaikum wr. wb.
Nyruput kopi dulu, ntar keburu dingin,
NB : Ayu itu bukan orang palembang, tapi orang LENGOT,
sebuah kampung kecil disudut provinsi sumatera selatan, terletak di-kabupaten
Ogan Komering Ulu Timur, alias OKU Timur, ketika postingan ini dibuat nama
bupatinya adalah bpk. Herman Deru,
NGGAK PENTING!!!!
No comments:
Post a Comment