Bercerita hal yang terkadang tidak penting dan heyy!! Ini
benar-benar tidak penting? Siapa orang yang akan membaca cerita ini? Entahlah,
mungkin hanya aku, dari sekian lama aku lihat distatistik, hanya 3 orang saja
yang mampir kesini entahkah mungkin benar-benar membaca atau hanya sekedar
melihat dan pencet CLOSE, siapa yang
tiga tadi? Pertama, Aku pastinya yang setia dan akan membaca seluruh isi blog
ini berulang-ulang, lalu beberapa orang yang belakangan ini aku paksa untuk
membuka blog ini dengan ancaman todongan pisau bakalan nancep diperut kalo ini
blog ngga dibuka dan dibaca, hehehe ya ngga lah ding, tapi sepertinya begitu,
statistik yang begitu-begitu saja, lihat kotak chatting yang ada disudut kanan
bawah, laleran saking lamanya nunggu ngga ada tamu yang nongol, ( huftt,,
meratapi nasib ) bahkan udah shared dipesbuk pun semakin banyak yang ngga minat
ngunjung sampai-sampai pesbuk mikir aku nyepam disana, huftt sabar...
Pensiun, opss tunggu dulu, setelah berkeluh kesah diatas
bukan berarti aku akan pensiun nge-blog,, kayaknya judulnya salah deh, tapi
ngga apa-apalah, yang penting ada judul, tapi ini bener-bener kisah tentang
pensiun loh, kisah pensiunnya salah satu yang sangat berpengaruh besar dalam
hidupku, sangat berpengaruh, tunggu! Sebelum lanjut. jelas, dicerita sebelumnya aku hanya
bercerita tentang kisah masa lalu semua, kecuali diawal postingan tahun 2010,
dan hari ini aku ingin menobatkannya sebagai diary, WHAT?? Diary, halloooooo
ini 2012 jeng!! Tapi wat efer lah, aku ingin menyebutnya dengan “general Diary”
kalo aku yang mengartikannya, aku artikan saja diari umum, hehehe ngga tau deh
apa arti kata itu, Cuma sok-sok an bahasa inggris aja.
Ok lanjut untuk sesuatu yang berpengaruh itu, sedih rasanya,
setelah 2 tahun bersama, sekarang dia harus pensiun dan terlipat indah dalam
koperku, siapa dia? Dia yang selalu menemaniku 2 kali sehari, pagi dan sore
(kadang Cuma sekali), dia satu-satunya yang pernah menjamah seluruh bagian
tubuhku, bagian tersempit sekalipun, dia yang menemaniku dipariaman,
bukittinggi, pekanbaru, medan, pasaman, palembang sampai ke martapura, dan
dimartapura inilah akhir dari perjalanannya, aku memberi namanya “Rubi” dia
adalah sebuah, atau seonggok, atau cocoknya sehelai “HANDUK”. ( APA?? Jadi yang
dibicarain ini handuk?), mudah-mudahan yang baca kaget, tapi siapa yang mau
baca postingan aneh ini.
Lanjut kepada cerita Rubi, aku berkenalan dengannya 2 tahun
yang lalu, ibuku yang memperkenalkan, diawal bertemu, dia hanya diam, dan
terlipat indah dan gemulai, biasalah, pertama bertemu, selalu saja menampakkan
tabiat baiknya, diem, kalem, sok harum waktu pertama pake, lama-lama makin
asem, tapi rubi beneran baik kok, sampai aku bawa dia kemana-mana, disuatu
suatu pagi yang cerah tanggal 15 maret 2012, aku menaruhnya diteralis jendela
kamar yang gordennya aku buka lebar-lebar, dari balik sana, terlihat jelas
cahaya matahari menusuk tubuhnya hingga tembus, ternyata Rubi sekarat, rubi
bolong-bolong, padahal dia masih tebel dan masih kamfer, untuk dipakai,
TIDAAKKK!! Perasaanku tercabik-cabik, aku teringat kembali kenangan 2 tahun
bersamanya kemana-mana,
“Infus mana Infus?” aku meronta tak ingin kehilangan rubi
“kalpanax mana? Obati lukanya” ( betadine apa kalpanax yah?)
aku masih saja tak terima,
Dan akhirnya, pagi sendu yang cerah itu Rubi berpulang
dengan indah, ditemani cahaya matahari pagi, kicauan burung pentet mas dedi,
dan kokok dan cicit beberapa ekor ayam batik pak darno.
‘’’’’’’’’’’’’
Dan haaiiii-haiiiiii, cukup beberapa jam saja aku galau, dan
saatnya sekarang untuk move on, aku tau, rubi masih ingin tetap bersamaku, dia
masih ingin melayaniku seperti hari-hari biasanya, tapi apalah daya, kujadikan
saja dia kenangan indahku 2 tahun ini, selalu bersama setiap hari, setiap pagi
dan sore, saatnya untuk dia ku museumkan, dikoper dan dalam hatiku,
Dan tanggal 15 ini aku sudah pergi kepasar martapura, aku
mencari teman sejati baruku, bukan bermaksud meyakiti hati rubi, tapi keadaan
yang memaksa, handuk martapura aku memberinya nama “Late” tadi siang kami
berkenalan, aku membelinya berdua dengan mas andre, yang tak tega melihatku
galau ditinggal mati handuk, dia berwarna coklat, kenapa aku pilih warna
coklat? Karena bule bilang coklat itu eksotis, tapi aku punya maksud lain, biar
handukku tak begitu keliatan kumal saat sudah beberapa bulan aku pakai,
hahahaha.. buktinya rubi, terlihat kumal karena dia berwarna biru campur putih.
Sore ini untuk salam perpisahan aku mempercayai rubi untuk
mengurus mandiku, dan setelahnya aku memasukkan rubi dalam ember cuci, dan beberapa
hari lagi dia akan siap untuk dimuseumkan dalam koperku,
Sebenarnya rubi adalah handukku yang kedua, handukku
sebelumnya ialah “Rubiru” berwarna biru juga, dia lebih lama bersamaku, lebih
tiga tahun, aku menggunakan jasanya, mulai dari kelas 1 STM sampe tamat, aku
kasian melihat nasibnya saat ini, setelah tiga tahun itu dia terlihat renta,
semakin hari semakin tipis, dan nasibnya pun berakhir sama dengan beberapa kain
bekas yang ada dirumah, jadi keset menuju pintu dapur, tanpa tulisan welcome.
Aku sedih melihatnya..
Akhir kata, terimakasih buat rubi setia menemani dan
menjamahku, selama 2 tahun ini, maaf mulai besok aku tak bisa memakaimu lagi
lagi, aku sudah punya Late, Hiks..
Dan terimakasih juga kalo ada orang yang mau membaca
postingan ini..terimakasih sekali, mungkin sekarang semua bakalan tau, beta
abnormalnya aku,, hehehe becanda ding!!!
No comments:
Post a Comment