Wednesday 15 June 2011

Awalan "A" dengan akhiran "A" yang jauh lebih baik

Enam bulan sudah aku bersekolah dikota padang, kota yang sama sekali tak ada saudaraku disini, Cuma ada uni meri yang juga ngekos disini, tapi tempat kosannya sangat jauh dari kos aku, nyaris tiga bulan aku dikamar paling pojok didekat kamar mandi sendirian, memang sih bulan yang lalu aku dapet temen sekamar dari jurusan listrik, pinter banget main gitarnya, tapi ya aku ngga seneng sekamar sama dia, entah kenapa, tapi juga aku tak tau kenapa kok hanya sebentar saja dia kos disini abis itu pindah, dan setelah ia pindah aku sendiri lagi dikamar itu, kamar paling pojok didekat kamar mandi kos surian no, 04.

Semester satu berakhir, setelah selesai ujian akupun terima rapor, ada suatu kebanggaan disaat pulang, aku dapet juara 2 dari entah berapa orang siswa, hahaha dari dua orang siswa kali.

Semua aku lalui bahkan kenal dengan angga, awalnya ia sudah bertanya-tanya dipenghujung semester dua, ia akan pindah kos dari tempat lama dia yang dikontrak satu tahun, berarti sebentar lagi kontrakannnya bakal abis, katanya dia nyari kos, dan diapun tau aku kos deket banget dari sekolah. Awalnya aku kurang suka dengan yang namanya angga, hahahaha bukan apa-apa, tapi aku bener-bener ngga tahan kalo ngomong dengan dia, dia itu salah satu orang yang selalu always kalo ngomong mengeluarkan bau yang kurang sedap, hah, bukan kurang, tapi sangat tidak sedap, dan tau? Alasannya sepanjang tahun selama aku kelas 1, katanya “lagi sariawan” dan itu ia katakan setiap hari ketika ia diledek teman sekelas termasuk aku.

Tak terasa libur semester dua berakhir, nilaiku semester ini menurun seiring semakin bandelnya aku disekolah dan dilingkungan sekitar aku kos, walhasil aku dapet ceramah panjang lebar dirumah, yahh bawa happy aja, dalam hatiku mikir nilai ngga penting, aku bukan ngejar nilai kok sekolah jauh-jauh kepadang, yang aku cari ilmunya toh hasilnya dengan nilai ku yang pas-pasan disekolah, aku bisa punya ilmunya, dan sangat bermanfat untuk diriku saat ini.

Seperti biasa, hari ini hari minggu dipenghujung libur semester dua, berarti besok aku sudah ada dikelas dua masuk ke semester tiga, aku berangkat jam 2 siang dari pasaman dengan bus yang lumayan biasa aku tumpangi, sampai didepan kos ku kira-kira jam setengah delapan malam, saat aku sampai ada banyak sekali anak baru disini, junior aku yang baru masuk tahun itu, mereka aneh melihatku, tapi seharusnya aku yang aneh melihat mereka, kok jadi kebalik gini, apa dia nyangka aku anak baru juga? Huffttt ngga penting, aku langsung menuju kamarku yang paling pojok didekat kamar mandi, saat jalan dari luar kedalam aku mengaruk-ngaruk kantong untuk mengambil kunci kamarku, susah banget ngambilnya mana barang bawaan banyak banget lagi, aku berhasil mengambil kunci saat sampai didepan kamar tapi aku kaget saat masuk kedalam kamar, kamarnya terbuka, didalam banyak banget barang-barang yang jelas-jelas bukan punya aku, ada lemari yang lebay banget, gedenya minta ampun aku tau, itu bukan lemari untuk anak kos, tapi itu lemari untuk pasangan yang baru kawin, saat aku masuk ternyata sudah ada angga didalam, oh god!!! Sekarang gue sekamar dengan anak yang nafasnya paling ngga enak sekelas!! Aku sama sekali tidak menyangka, kalau dia bakalan milih sekamar dengan aku, padahal kamar lain masih ada tuh yang kosong, then.. why me??

Mungkin hanya aku tidak sadar itu adalah awal ketawa garing yang kita lakukan setiap hari, nyaris 2 tahun bersama, banyak hal yang berubah dari angga semenjak kita sekamar, nilai semesternya semakin naik setiap semesternya, mulutnya sudah tak begitu lagi, sudah mulai mendingan, mungkin dia merasa dengan ucapanku ceplas-ceplos tanpa mikirin perasaan orang lain, tapi yang aku suka dari angga seberapapun aku menjahilinya tak pernah sekalipun dia marah kepadaku, yahh akupun tak terlalu begitu menjahilinya, aku tau batasannya. Diwaktu kelas satu, dia biasa menyendiri dan paling deket dengan satu teman saja yaitu oki. Kalo dikelas mereka berdua itu emang deket banget, ketika pelajaran berakhir dan bel pulang berbunyi dia tak pernah ikut kita untuk kumpul-kumpul dulu, dia langsung saja pulang kekontrakan lamanya,

Aku ingat saat kemaren, yahh rasanya baru kemaren, dia mengajakku untuk pergi kekampungnya pesisir selatan, harus aku akui itulah pertama kali aku menginjakan kaki dipesisir selatan, menginap disitu beberapa hari, dan dia mengajakku kesemua tempat wisata dipesisir selatan, setau aku itu tempat paling indah yang pernah aku kunjungi, ada ribuan tempat wisata disitu, disaat awal sampai disana, aku langsung diajak ketempat yang namanya pucak tarusan, sore-sore dengan pemandangan yang sangat menakjubkan, dari atas puncak itu kelihatan sekali laut lepas dan beberapa pulau, hari selanjutnya aku pergi ke “jembatan aka” seperti namanya warga sumatera barat pasti tau jembatan yang terbuat dari akar secara alami tanpa ada bantuan tangan manusia, tapi hari itu disaat aku kesitu, akar itu sudah dibantu dengan besi-besi dan kawat agar akar nya tetap kuat menahan setiap orang yang menyeberang disana. Selanjutnya aku pergi kepantai carocok pantai yang enak banget buat dipandang mata,sekalian kepuncak langkisau, pemandangan paling exstrem, gila!!! Aku benar-benar terpesona dengan keindahan puncak langkisau, jika kepainan, tapi tidak pergi kesitu, takkan lengkap rasanya. Pengalaman dengan angga yang tak pernah terduga olehku, dan takkan pernah kulupakan sepanjang hidupku.

Perubahan angga yang sangat signifikan adalah ketika disemester terakhir sekolah, memang dia cerita bagaimana dia berkenalan dengan seorang wanita, tapi aku lupa detailnya, aku dikenalkan dengan wanita itu, namanya ii, aneh ya, aku tulis ie-ie saja, aku sama sekali tidak pernah mengerti, mungkin karena aku tak pernah merasakan cinta pada seorang wanita seperti angga mencintai seorang wanita, yakni wanita itu, aku masih belum bisa menemukan wanita yang benar-benar bisa membuatku seperti yang angga rasa, bagaimana tidak, bukan tanpa alasan angga yang aku tahu, dari kelas satu sampai dia kenal dengan wanita itu, aku sama sekali tak pernah melihat dia shalat, hanya terkadang aku hanya liat dia shalat jum’at itupun sesekali, tapi perubahan besar terjadi pada angga ketika dia kenal dengan wanita itu, wanita itupun bukanlah keturunan ustadz apalagi kiayi, yang aku dengar dari angga ayah wanita itu seorang polisi, beberapa bulan setelah mereka jadian, angga yang biasa males bangun pagi, saat aku terbangun subuh-subuh aku sudah melihat dia shalat subuh, habis shalat subuh dia nelfon ie-ie, hanya nelfon itu yang aku kurang suka, dan akupun ngga bisa lakukan itu, yaa dia nelfon seperti minum obat, 3 kali sehari. Tapi beberapa minggu setelah mereka jadian, angga semakin rajin shalat, tidur tepat waktu, bangun sangat pagi untuk shalat dan nelfon, menjadi pribadi yang semakin tenang, aku bisa rasakan perubahan itu, ya bagaimana tidak merasakan, dari 24 jam sehari mungkin hanya 4 jam aku tidak bersamanya,

jadi ingat waktu dulu, bikin tugas bareng, kalo mau tidur ngobrol dulu, sebelum tidur luluran dulu, sharing tentang musik yang up to date, ngantri nyuci saat hari minggu, ngantri nyetrika, ngantri ketika mau mandi, semua kegiatan harian nyaris semua kita lakukan bersama, saat sore abis pulang sekolah, kita satu kos bareng-bareng ke pantai pergi mandi-mandi sampai matahari terbenam.

Dan bagiku semua itu berubah kearah yang lebih baik, bahkan sangat baik, angga berubah jauh lebih baik daripada aku, yahh terkadang aku merasa iri pada angga, aku rasanya ingin berubah seperti itu, tapi ngga ada yang bisa buat aku termotivasi, aku mau bilang lagi, “aku belum bisa mencintai seorang wanita, seperti angga mencintai seorang wanita” hah!!! Yang pasti secara diam-diam aku banyak belajar dari angga, belajar tentang kehidupan yang mungkin angga sendiri tak pernah mempelajari itu dari dirinya sendiri, dia bukanlah orang yang pinter dikelas, tapi ilmu tentang kehidupan banyak yang aku ambil darinya tanpa pernah ia sadari, yaa terkadang aku lihat, dia tak menyadari tentang perubahannya dan nilai-nilai yang ada dikehidupannya, dia itu seorang lelaki yang baik, sabar, hmmm ngomong-ngomong bicara sabar, nanti bakalan aku ceritain tentang temanku oyong, temanku paling sabar sejagad raya. Kembali ke angga lagi, kalo mungkin dia membaca postingan ini, aku ingin katakan, terserah dia mau menganggapku apa, tapi aku menganggapnya lebih dari seorang teman, bahkan lebih dari seorang sahabat, aku sudah menganggapnya sebagai saudara kandungku sendiri.

Banyak yang aku masih belum ceritakan tentang ANGGA, tapi ini terlalu panjang, ntar bosen lagi bacanya :p

ini nihh,, beberapa potret angga beberapa tahun yang lalu :)




Jadul bangett nih foto



Fir'aun

3 comments: