Saturday 28 November 2015

All about November, Song & The Rain

Jikalau dibilang tangan saya kaku akibat tidak pernah lagi posting sesuatu di Blog dari bulan Juli kemarin sampai hari ini, mungkin tidak. Nyaris setiap hari jari-jari ini selalu bersentuhan dengan tuts-tuts keyboard, entahkah untuk mengetikkan beberapa bait kata yang takutnya nanti tercecer di lain hari dengan harapan di lain kesempatan saya menemukanya lagi, atau mengetikkan gabungan huruf dan angka-angka yang telah saya buatkan formulasinya dalam bentuk laporan-laporan harian, mingguan sampai bulanan. Atau tentang schedule, re-schecule, recovery, prognosa yang ada, beberapa saya tidak tau apa arti katanya tapi saya dipaksa untuk membuatnya, dan itu menghabiskan banyak waktu saya untuk menatap layar datar yang penuh dengan warna walau kadang memang terlihat tidak nyata ini.

Ini yang membuat sidik jari saya akan ada disetiap tuts keyboard laptop yang dibelikan perusahaan ini untuk saya. Bahkan diwaktu sabtu minggu dimana saya diberikan izin untuk tidak masuk kerja dan dipersilahkan pergi menuntut ilmu, laptop ini tak jauh-jauh dari saya, sepulang kuliah saya akan berselancar ria didunia maya tepatnya di kantor cabang karena diproyek sama sekali tidak ada internet, jadinya ini menjadi pelampiasan sabtu minggu. Jadi dengan teori panjang lebar diatas ini saya hanya ingin menjelaskan, semua aktifitas ini membuat saya tidak bisa menyempatkan diri untuk menulis lebih panjang lagi, tentang apa-apa yang terjadi beberapa bulan belakangan yang bisa saya bilang sedikit WOW!! Nama-nama baru, tempat-tempat baru, bahkan ide gila baru yang masih saya simpan untuk waktu jangka panjang!


Walau telat beberapa belas hari, saya pengen ngucapin Selamat datang dibulan November untuk ke 2015 kalinya terhitung dari jamannya hitungan tahun masehi dimulai, bagaimana kalo kita mulai tulisan ini dari cerita kabut asap. Secara total 2 kali saya harus berhadapan dengan ISPA dalam kurun waktu 2 bulan selama kabut asap bergentayangan dilangit biru, alhamdulillah dipenghujung september kemaren hujan mulai turun dengan banyaknya orang-orang yang melaksanakan shalat istisqa dari setiap penjuru pulau sumatera.
 
Gambar dari Sini

Akhirnya November pun datang, membawa ribuan liter air membasahi lapisan bumi, membasahi saya yang terbirit pulang kuliah, membasahi motor saya yang jok nya sudah robek, menggenangi helm saya yang menganga kearah langit. Dan tak lupa membasahi harapan-harapan semua orang yang rindu akan hangatnya cahaya matahari, setidaknya hujan berturut-turut selama berminggu-minggu dibulan November membuat kabut asap hilang dan birunya langit serta jingganya senja perlahan kembali, cahaya matahari yang dirindukan pun akhirnya datang, terasa aneh memang, hangat matahari terasa dimusim penghujan bulan November.

Waktu itu saya sedang beristirahat sejenak dari tumpukan pekerjaan, membuka handphone dan tiba-tiba teringat seorang teman disebuah kota di Jawa sana. Saya teringat pada sebuah percakapan dipenghujung malam, entah angin apa, tiba-tiba dia menelpon. Seolah memaksa, “Halo Fi, kamu belom ngantuk ‘kan?, oh ya belum” katanya bertanya dan menjawab sendiri pertanyaannya. Bisa dibilang saya bekerja diranah yang sama dengannya, dia ini juga orang yang sering saya ceritakan diblog selama keberadaannya dikota Padang sini, perkuliahan yang mempertemukan saya dengan dirinya.

Dia mempertanyakan perihal, apa boleh memberikan sebuah data yang bisa dibilang cukup krusial untuk diberikan kepada mahasiswa KP (Kerja Praktek / Magang), setidaknya saya menyebut apa saja yang saya ketahui dan memberinya masukan, sedikit penasaran membuat saya bertanya siapakah mahasiswa magangnya? Dan ternyata oh ternyata orang itu adalah rekan kerja dia sendiri, sama dengannya kuliah khusus untuk orang-orang yang sudah bekerja dan terlebih mahasiswa KP ini adalah kekasihnya sendiri.

Hal ini membuat mulut saya tak bisa diam dan mengomentari pacarnya tersebut, dan sampailah cerita ini kemana-mana bahkan sampai dia pengen beli rumah, tapi rumah ditempat yang dia inginkan mahalnya ngga karuan, dan sampai juga cerita itu pada pernikahan. Dia bilang, sebelum jadian dulu. Dia ngga pengen main-main menjalin hubungan, saya sangat suka dengan sikapnya yang tegas. Entahkah dia sedang memproteksi dirinya agar tidak lagi jatuh oleh hal yang sama atau bagaimana saya tidak tau. Tapi setidaknya tindakan yang dia lakukan diawal sangat tepat. Walaupun setau saya wanita jika sedang jatuh cinta bisa kehilangan logikanya. Lelaki terkadang juga. Saya suka, dia sudah membuat komitmen diawal.

Beberapa hari yang lalu, entah kenapa bos saya tiba-tiba nyeletuk dan ditujukan kearah saya. Waktu itu saya juga dalam keadaan bekerja. “kalo udah umur diatas 24, bukan lagi masalah cinta-cintaan pi, ini lebih ke arah komitmen” karena tersisip nama saya dalam kalimatnya saya langsung menoleh kepadanya “Maksudnya?” dan cerita itu berlanjut panjang lebar kemana-mana. Yang pasti sih, cinta itu bisa tumbuh kapan saja dia mau. Dan bukan cinta yang membuat kita bertahan barangkali. tapi komitmen, janji kepada diri sendiri dan kepada pasangan. Ini perihal harga diri jikalau melanggarnya, perasaan dulu saya pernah bahas masalah komitmen deh. Cerita ini jadi ngawur kemana-mana, padahal maksudnya bukan mau nyeritain ini.

Dan, karena teringat cerita itu dan kebetulan saya lagi iseng buka-buka instagram. Lalu saya membuka akun sahabat saya tadi, terakhir dia posting masih fotonya yang lama. Tidak ada yang spesial, dan lalu tiba-tiba di-Bio-nya tertulis alamat domain blog-nya, taraaaaa!!! Saya tau dia suka menulis, dibuku hariannya. Tapi sejak kapan dia ngeblog? Tanpa pikir panjang langsung saya klik!

Postingan terakhir beberapa bulan yang lalu, lebih terlihat seperti blog jualan dan tutorial makeup, dan ada juga di beberapa judulnya yang membuat saya penasaran ingin membacanya. Ada juga beberapa lirik lagu, ada lirik lagunya monita and the nightingales yang judulnya “memulai kembali” disana dia menulis tau lagunya dari seorang sahabat, setelah dia searching ternyata susah banget nyari liriknya dan dia inisiatif untuk menulisnya di blog, siapa tau ada orang yang nyari-nyari lirik lagu tersebut. Saya suka banget sama lagu Monita yang itu, lalu saya tanya, tau lagunya dari siapa? 5 hari kemudian baru deh di bales komennya, dia bales “Dari sahabat yang banyak bulunya”, ohh barangkali dia bersahabat dengan monyet yang punya selera Jazz. Entahlah.

Saya terus saja scroll down halaman blog-nya sampai kebawah, dari cerita seperti apa dia mengawali tulisannya dihalaman online seperti ini. Dan sampailah saya dipostingan paling lama, pada bulan september 2014 lalu. saya kecolongan, dia sudah nulis diblog 12 bulan yang lalu, dan cerita pertamanya adalah!, ada nama saya beberapa kali disebut dalam tulisan itu! Jadi ceritanya tuh, dia lagi kesel dengan rekan kerjanya. Saking marahnya dia udah ngga tau lagi mau ngapain. Dia kembali ke meja kerjanya dan membuka handphone, dan dia menemukan saya dalam kontak bbm nya untuk jadi pelampiasan!

Percakapan saya dan dia di-ScreenCapture dan ditampilkan dalam tulisan tersebut berbahasa minang tentunya. Dan dia harus men-translate-kan percakapan itu dalam bahasa Indonesia. Saya ingat-ingat lagi, waktu itu saya ngga tau kalau sebenarnya dia lagi marah. Jawaban atas apa yang dia tanyakan saya jawab asal. Dan ternyata saya yang asal-asalan jadi moodbooster buat dia, sehingga dia yang tadi gondok setengah mati jadi hepi lagi. Intinya sih, dalam cerita itu dia menyampaikan. Kalo lagi ada masalah ketawain aja. Gitu.

Ini membuat saya mengingat-ingat lagi beberapa orang dikalangan saya yang mempunyai blog. Dan beberapa bulan yang lalu juga saya ngga sengaja menemukan blog seorang sahabat yang dulu akrab banget sama saya, dan entah kenapa sampai hari ini saya masih belum bisa menerima sikap yang di ambilnya malam itu. Sampai hari inipun hubungan saya dengannya seperti ngga lebih dari rekan sekantor yang ngomong kalo cuma ada perlunya. Saya tau bukan dia yang menginginkan ini semua, saya tau tentang semua sesal dan maaf yang terus dia ungkap, saya yang sebenarnya membuat keadaan semakin memburuk ini. Saya hanya berkesimpulan keadaan buruk inilah yang dia pilih malam itu tentang semua sikap dan keputusan yang telah dia ambil.

Rasanya saya ngga mau menulis semua ini, tapi saya menemukan blognya, saya baca isinya. Dalam sebuah postingannya ada tulisan, tentang saya yang entah kapan akan mengibarkan bendera putih bahwanya saya menyerah dan perang telah usai. Bagi saya ini bukan sebuah peperangan, saya sudah mengibarkan bendera putih sedari awal, sejak malam yang rasanya hati saya di iris dan terasa perih oleh kekecewaan pada orang terdekat sendiri. jikalau ada yang bilang ditinggalin sahabat lebih sakit daripada ditinggal sama pacar saya rasa ada benarnya

Saya menyerah untuk tidak lagi mendengar curhatanya, menertawakannya layaknya hari biasa, atau tertawa bersamanya, menjahilinya ketika sedang shalat, mengajaknya ketempat-tempat baru yang sama-sama belum pernah dikunjungi. Bahkan kita pernah bersama menginjakkan kaki ditempat paling tinggi di daratan sumatera ini. Berbicara dan bercanda sampai pagi terkadang, saya sama sekali ngga akan pernah bisa ngelupain itu. Untuk saat ini bebas menganggap saya layaknya anak kecil. Saya masih belum bisa terima keputusannya malam itu.

Dipostingan itu dia memasang sebuah foto, didalamnya ada saya dan dirinya serta anak-anak rekan kerja lain dalam sebuah perjalanan untuk merayakan ulang tahun perusahaan beberapa bulan yang lalu. Mau tau apa yang saya rasakan? Sedih. Di postingan berikutnya ada perihal gelas yang sudah pecah. Rasanya hari ini saya masih pengen minum langsung dari dispenser. Apa masih mau tau? Apa yang membuat saya merasa begitu berdosa? Ketika saya sama sekali ngga membalas senyumannya yang manis, ke saya dalam acara buka puasa bersama dalam circle saya dan dia. Malam itu juga saya minta maaf padanya. Tapi saya masih belum bisa terima keputusannya itu.

Ada banyak lagi cerita-cerita dari blog teman-teman saya yang lain, saya lebih suka membacanya seperti itu. Saya jarang bertanya kabar kepada teman-teman saya, terkadang membaca apa yang mereka tulis sudah layaknya seperti seorang teman yang sedang berkabar pada temannya yang lain, meski mungkin banyak editan dan boongnya. Setidaknya tulisan-tulisan itu pasti mereka ungkapkan dari hati yang jujur pada awalnya.

Gambar dari Sini
Yah, musim penghujan di bulan November ini membuat saya banyak menunggu, menunggu tiap tetesnya reda. Sehingga kadang aroma petrichor-nya membawa aroma masalalu yang bergentayangan di kepala saya. Sedih, haru, bahagia, jatuh cinta, patah hati dan menyesal. Dua bulan yang lalu saya sempat jatuh cinta sama seorang wanita, dan ternyata waktu yang sebulan cukup untuk ngungkapin semuanya, apa yang sebenar-benarnya terjadi. Karma begitu cepat berlaku. Dan patah hati menjauh dari saya, baru kali ini saya patah hati secepat saya jatuh hati. Orang seperti dia emang ngga pantas buat disedihin. Alhamdulillah memang dari awal, saya sudah serahkan perasaan ini bulat-bulat pada Pemilik-nya, yang maha membolak-balikan hati. Dan meski hujan seolah murung dibulan November, sudah seperti cahaya yang ngilangin kabut asap buat saya, termasuk disini. Didalam hati ini.

Sudah yah, tentang prinsip-prinsip dan sedihnya di bulan November ini. Mau ngomongin lagu, Bullshit rasanya kalo saya bilang saya adalah pecinta Jazz atau suka lagu-lagu bernuansa Jazz. Rasanya cuma biar keliatan keren karena seleranya Jazz malah keliatan kampungan malah ngaku-ngaku suka Jazz pas ada acara Jazz malah ngga tau sama artis-artisnya yang tampil. Jujur sampai hari ini untuk musik Jazz murni entah mengapa dengerin berapa kali pun sama sekali ngga bisa bikin saya suka. Tetapi jika ada lagu pop dibuatkan versi Jazz, atau lagu yang setengah pop dan setengah Jazz saya masih bisa menikmatinya, saya suka.

Tapi saya tidak mau ngomongin masalah Jazz, ada sebuah genre lagu yang akhir-akhir ini membuat saya jatuh hati, sebenarnya saya sudah pernah denger tentang nama genre ini ketika Ahmad Dhani mengomentari Virzha dalam acara Indonesian Idol setelah dia menyanyikan lagu Jangan Pernah Berubah yang aslinya dinyanyikan oleh Marcell. Nah lagu itu menurut saya dinyanyikan begitu Epic sama Virzha, kalo om Marcell nya ngga marah, versinya Virzha lebih enak didenger. Hehehe.

Dalam komentarnya Ahmad Dhani bilang, “Ini Bossanova ya?”, entah kenapa komentarnya yang itu jadi ngga penting. Tapi baru-baru ini saya kebetulan ada video dengan tulisan Bossanova Version dalam video-video yang ada di Youtube, dan saya bukalah salah satunya. Dan saya menemukan beberapa lagu yang saya suka dinyanyikan dalam genre Bossanova. Termasuk salah satunya hits-nya Om Frank Sinatra yang “Fly Me to the Moon”, sumpah awal dengernya sempet merinding, jadi berasa disebuah teras rumah dipinggir gunung pada suatu pagi, lengkap dengan buku bacaan dan secangkir kopi panas. Padahal waktu itu saya sedang diruang rapat.

Saya jadi tergila-gila dengan Bossanova, saya langsung ketik dikotak pencarian Youtube mengetik Bossanova dan langsung disarankan tulisan “Bossanova Jawa” penasaran dengan keyword itu, saya klik dan ternyata banyak sekali lagu-lagu jawa yang dalam versi koplo-nya aja saya suka. Dan langsung saya buka satu-persatu. Dan yang paling saya suka waktu itu adalah, lagu yang dulu awalnya disuruh denger sama mas luthfi judul lagu itu “Alun Alun Nganjuk” versi biasanya aja saya suka. Dan saya jatuh cinta dengan lagu itu dalam versi Bossanova-nya kalo ketemu sama mas luthfi mau saya suruh denger lagu tersebut dalam versi Bossanova-nya.

Saya coba ketik lagi Bossanova Minang, ternyata ngga ada. Saya kecewa berat, saya jadi salut dengan musikalitasnya orang jawa. Mereka punya genre musik yang menurut saya cukup susah dimainkan tapi mungkin levelnya dibawah Keroncong. Saya suka beberapa lagu keroncong, ternyata di Belanda sana ada sebuah grup keroncong Jawa yang terkenal, judul lagunya juga ada yang nasi goreng, tapi liriknya dalam bahasa belanda.

Selain bunyi dan nada, lirik yang membuat saya suka dengan sebuah lagu. Dan itulah yang terjadi dibulan November ini, awalnya saya mendengar sebuah musik latar dari video-video di Instagram, saya suka dan mencoba mencari lagunya. Ternyata lagu itu ialah lagu dari salah satu peserta The Voice America, dia memilih dimentorin sama Adam Levine langsung. Namanya Melanie Martinez, tahun ini mengeluarkan sebuah album bertajuk “Cry Baby” awalnya saya mendengarkan lagunya yang berjuduk “Soap” bercerita tentang seseorang yang menyesal dengan semua perkataannya yang kotor dan pengen bersihin mulutnya pake sabun.

Gambar Dari Sini
Pada awalnya saya suka dengan lagu Soap karena musiknya, lalu saya searching di google lirik dan arti dari lagu tersebut, ternyata lagu tersebut dibuat oleh Melanie Martinez sendiri meskipun ada dibantu oleh beberapa orang. Tapi saya suka sekali ketika membaca lirik-lirik yang dibuat oleh Melanie Martinez, lalu saya pun mencari videonya di youtube. Rada kaget juga sih, semua videonya kaya horor-horor gitu, serem deh liatnya. Apalagi liat Melanie-nya melotot. Takut juga liatnya.

Akhirnya sayapun dengerin semua lagunya dan baca-baca semua liriknya. Saya kagum sama kaya kagumnya ketika tau Monita Tahalea sendiri yang menulis lagu “Memulai Kembali” puitis banget, begitu juga dengan lirik-lirik yang ditulis oleh Melanie Martinez diumurnya yang baru 20 ditahun ini, dia sudah bisa bikin lirik-lirik sepuitis itu. Beberapa lirik dari lagunya yang saya suka; Cry Baby, Pity Party, Tag you’re it, Pacify Her, Mrs. Potato Head, Play Date, dan yang paling saya suka judulnya “Cake” disitu dia nulis “aku bukan sepotong kue yang bisa kau cicipi lalu kau pergi begitu saja, jikalau kau menganggapku sepotong kue kau tak lebih dari sepotong daging bagiku”. Pokoknya lirik-lirik yag ditulis Melanie Martinez manis-manis deh. Walau video klipnya bikin takut.

Ngomongin November nya udah, lagu-lagunya udah, ujan yang bikin sedih dan bahagia juga udah. Akhirnya Blog Update lagi setelah beberapa bulan. Menyedihkan memang, oh yaaa ada yang kelupaan, buat kamu yang tadi udah mau beli rumah dan mau menikah. Saya punya saran jikalau diterima, bukan saran juga sih. Ini maunya sahabat-sahabat kamu di Padang, kalo nanti undangan pernikahan kamu sampe ke padang, jangan lupa didalam undangan selipin tiket BIM – CGK dan CGK – BIM yah, nah dari CGK – SRG nya kita transport masing-masing aja. Kalo rasanya susah ngeluarin duit sebanyak itu, coba nabung deh 200K-300K sebulan sampai hari yang ditentukan deh, barangkali cukup buat transport kami, kamu juga pengen membagi hari kebahagiaan kamu dengan kami kan? Hehehehe

Sebenernya ini lebih kearah MALAK sih daripada Saran. Hahaha

Yang penting bisa jalan-jalan lagi deh pokonya. Ngga apa-apa mutusin urat malu buat minta tiket pernikahan kamu nanti.

Gambar Dari Sini

No comments:

Post a Comment