Saturday 9 August 2014

Maaf

Ya, entah apalah dulu yang membuat kita sama-sama mau melangkahkan kaki untuk bertemu disebuah toko buku, untuk melihat kamu pertama kalinya. Yang beberapa waktu sebelumnya sempat membuat aku senang mendapat pesan-pesan singkat dari kamu, atau sekedar mendengar suara kamu pada malam-malam yang seharusnya aku habiskan bersama dengan teman satu kosan bergembira bersama, entah apalah dulu itu, aku lebih memilih kamu daripada segala macam gelak tawa teman-temanku.

Aku kehilangan jejak kamu nyaris satu tahun, aku masih belum sempat menyatakan rasa yang ada dalam hatiku waktu itu, aku hanya ingin ada suara kamu menemani malam-malamku, aku takut kita hanya akan berakhir semacam itu. Datang dan pergi begitu saja.

Aku lupa, bagaimana ceritanya kita bisa komunikasi lagi. Aku bisa menemukan kamu lagi, aku bisa mengajak kamu jalan berdua lagi, mengajak ke pantai lalu menyatakan rasa sayang yang aku punya ke kamu, aku berusaha memegang tangan kamu, lalu kamu menariknya seolah tak ingin tersentuh oleh aku. Pada akhirnya kamu menerima aku setelah malam datang, ketika aku marah ke kamu tentang jawaban kamu yang tidak jelas entahkah akan menerima aku untuk menjalin hubungan atau tidak. Dan pada 13 April yang kita anggap bukan angka sial, kita jadian.

Banyak hal terjadi setelah hari itu, aku lulus sekolah momen itu terjadi saat aku milik kamu, bahkan aku diterima bekerja, saat-saat itu juga momen aku dengan kamu. Dan dengan adanya tuntutan pekerjaan, aku harus keluar dari kota yang sama-sama kita tinggali ini. Intensitas pertemuan kita berkurang, tapi kita masih bisa mengirim pesan-pesan singkat atau saling telpon dimalam hari.

Banyak hal yang terjadi beberapa bulan bersama kamu, jika kamu ingin tau. Selama aku menjalin hubungan dengan wanita, ya hanya dengan kamu aku bisa bertahan lebih lama. Yang aku sadari ketika bersama kamu adalah, kamu wanita yang benar-benar paling mengerti aku, kamu sangat pandai meredam amarah yang aku punya, kamu bisa menjinakkan sikap egois aku. Aku merasa menang dengan sikap egois yang aku punya, terakhir yang aku sadari. kamulah pemenangnya, kamu tau persis bagaimana caranya menghadapi sikap egois ini, sehingga aku sama sekali tidak punya celah untuk menuduh dimana kurangnya kamu, rasanya kamu memang sangat cocok dengan bagian yang hilang yang ada di diri aku.

Berjauhan dengan kamu membuat aku lama-lama bosan dengan hubungan pesan dan suara walau kadang kita bisa lihat secara visual dengan webcam. Sebelumnya juga aku seringkali membuat kamu menangis, aku marah terhadap kata-kata yang kamu lontarkan, aku marah terhadap sikap yang kamu ambil, hanya kadang aku merasa tersinggung ketika kamu katakan “loh, kamu bisa cemburu juga?”. Yak tanpa perlu aku jelaskan, kamu tau persis gimana aku. Aku ngga mau ngakuin kesalahan yang aku buat, ngga mau terima masukan yang kamu berikan ke aku, walau pada akhirnya apa yang kamu katakan selalu aku kerjakan. Jika kamu ingin tau, aku dapat sifat itu dari Ayah, kamu yang membuat aku sadar aku punya sifat semacam itu pada diriku. Semenjak berpisah dengan kamu, aku berusaha merubahnya. Sangat sulit.

Terakhir aku membuat kamu menangis ketika kita masih menjalin sebuah hubungan adalah, ketika aku akan dipindah tugaskan ke Batam. Lalu kami menangis, setiap kali menelpon kamu selalu membahas hal itu, kamu yang di Padang waktu itu dan aku di Bukittinggi, kamu sudah merasa itu sangat jauh. Dan sekarang aku mendapat kabar aku akan dipindahkan lebih jauh lagi dari kamu.

Entahlah apa itu, aku hanya merasa kita perlu break dari hubungan kita. Ada rasa hambar dengan ribuan pesan singkat dan telpon yang berdering disetiap malam itu. Aku tau kamu sama sekali tidak ingin putus, aku juga merasa bosan dengan rengekan kamu yang tak ingin aku pindah lebih jauh lagi. Aku mengancam kamu “Ya sudah, kalo kamu ngga bisa nerima kalo aku mau pindah, kita putus aja” dengan gampangnya aku mengumbar kata itu untuk pertama kalinya, dan kamu lebih merelakan aku untuk pergi lebih jauh dan kita tetap menjalin hubungan ini.

Tapi akan rasa yang hambar itu, membuat aku memaksa kita untuk mengakhiri semua yang pernah aku mulai ini. Pada saat itu aku masih belum terlalu paham akan sakit yang kamu derita nantinya, aku kembali ke diriku yang egois ini, dan kamu sama sekali tidak bisa meredam egoisku kali ini, entah berapa hari kamu menangisi hubungan yang aku akhiri ini. Kamu tidak ingin kita berakhir, tapi dengan alasanku yang tidak kuat sekalipun aku ingin hubungan kita berakhir. Maafkan aku, ketika itu aku hanya memikirkan diriku sendiri. Maaf jika dengan menyakiti kamu membuat aku mengerti bahwasanya selama ini aku salah. Dan aku ingin berubah.

Dan tentang sumpah serapah yang begitu mudah kamu lontarkan. Aku ingin marah, tapi aku diam, aku biarkan kondisi ini berjalan sampai pada kata stabil, aku tau ini akan sangat berat untuk kamu lalui, sebentar lagi setelah kita putus kamu akan ujian nasional. Dan aku begitu kurang ajar meninggalkan kamu terpuruk, dan angka 13 menjadi angka yang benar-benar kamu anggap sial, tapi sampai hari ini aku sama sekali tidak pernah menganggap angka itu sial, entahkah hari ini kamu masih suka pada angka 8, yang dalam bahasa jepang dibaca Hachi, dan itu angka keberuntungan. Ya kita sama-sama suka angka delapan sejauh yang aku tau.

Hubungan kita memang berakhir hanya dalam beberapa bulan. Sesekali kamu masih nelpon dan bercerita ketika sisa-sisa bonus kamu masih banyak dan merasa sayang jika hanya terbuang begitu saja, aku menjadi pelampiasan sisa-sisa bonus itu, kita masih saling mengirim pesan. Maaf aku selalu lupa mengucapkan selamat ulang tahun pada tanggal 3 Desember, bukan menganggapnya sudah tidak lagi spesial, tapi terkadang aku memang benar-benar lupa. Aku senang sampai hari ini kita masih berteman dan menjalin hubungan baik.

Jujur, aku sedikit kehilangan kamu. Ketika kamu mengganti alamat domain blog kamu, jika kamu ingin tau, aku begitu sedih dengan semua cerita yang kamu ungkap disana, tapi setelah kamu menggantinya aku jadi tidak bisa tau persis lagi apa yang terjadi dengan kamu. Sampai pada suatu malam pada tanggal 7 Agustus, kamu bertanya tentang masalah blog ke aku, aku menjawab dengan satu kata saja, aku sedang makan diluar bersama rekan kantor waktu itu. Sampai dikantor aku penasaran, beberapa bulan ini berarti kamu masih ngepost di blog yang kamu punya, aku ketik nama lengkap kamu di google, aku menemukan blog yang kamu punya. Dan aku jadi tau tentang kekecewaan kamu yang lain tentang aku.

Oke, walau hanya sempat membuat kamu hampir menangis lagi untuk kesekian kalinya. Aku sangat, sangat, sangat merasa bersalah. Kamu lagi dan lagi yang membuat aku sadar, betapa masih egoisnya aku. 4 tahun sudah hubungan kita berakhir, 4 tahun ini juga setelah putus, hubungan pertemanan kita sama sekali tidak putus. Bahkan kamu entah kenapa tiba-tiba menjadi akrab dengan adik perempuan aku.

Sumber Gambar
Aku hanya ingin memohon maaf dan meluruskan apa yang perlu aku luruskan, bukan menulis pencitraan tapi hal inilah yang sebenarnya terjadi. Jika kamu ingin marah silahkan, semua yang kamu tulis tentang kekecewaan kamu itu benar adanya. Terimakasih kamu sudah menyayangi aku semenjak putih abu abu sampai hari ini. Memang ini hidup yang aku punya, terima kasih kamu sudah mau peduli, terimakasih sudah menampar aku begitu keras malam ini dengan kata-kata singkat yang kamu buat.

Aku begitu jutek ke kamu bukan karena aku benci ke kamu, aku hanya tidak ingin lagi rasa nyaman itu datang ketika kamu berhubungan lagi dengan aku. Jika kamu ingin benci silahkan, benci saja aku sesuka hati kamu. Kamu tau kan? Aku masih punya janji ke kamu, atau kamu punya keinginan? aku menepati semua janji yang aku buat dengan kamu, lalu kita saling keluar dari lingkaran kita masing-masing. Sepanjang aku berjalan, semenjak aku mematah semua harap dan tentang nama hubungan yang kita buat dulu. Aku sempat merasakan banyak hal, jika kamu ingin tau. Tidak ada satupun wanita lagi setelah kamu, sudah tidak ingin lagi aku membuat wanita menangis berhari-hari.

Aku mohon maaf ke kamu, karena dengan menyakiti kamu aku menjadi sadar, apa yang tulang rusuk itu inginkan. Tentang kekecewaan kamu saat ulang tahun aku yang ke 22 itu, ada banyak hal yang kamu tidak tau tentang aku dan adik perempuanku, apa kamu tau? Aku marah kepadanya sebulan sebelum aku berulang tahun, karena ulahnya yang membuat aku kurang suka, aku menjeputnya ke kosan dia sekarang, lalu dia keluar dengan sebuah tas toko dan kotak yang lumayan besar didalamnya. Lalu kami diguyur hujan, entah setan apa yang membuat aku marah, dia mau makan pecel ayam, aku iyakan permintaannya. Dan terakhir kami menjeput kiriman Ibu dari kampung ke dia di sebuah loket Bus.

Sampai di kos nya, dia menyerahkan kantong berisi kotak besar itu ke aku. Katanya bawa pulang dulu, nanti kalo sudah nyampe rumah baru boleh dibuka. Sesampai di mess tempat aku menginap, aku membuka kotak itu, tulisannya SELAMAT ULANG TAHUN, ini masih terlalu cepat satu bulan, dia Cuma takut nanti dihari ulang tahun tidak bertemu dengan aku, didalam kotak itu ada selembar surat. Dan kamu tau apa yang aku lakukan dengan surat itu. Aku menangis sepanjang malam dengan surat itu, aku menyadari sebegitunya kah aku sebagai seorang kakak? Bahkan menulis inipun dan mengingat itu membuat aku menangis.

Ada banyak hal yang tidak kamu tau, apa yang ada dalam hatiku. Aku sama sekali tidak marah dengan semua rasa kekecewaan kamu itu, semua kata-kata yang kamu tulis benar. Dan aku memang salah. Dengan ini aku bisa meminta maaf kepada kamu sedalam yang aku bisa. Betapa menyesalnya aku atas sikap aku selama ini. Aku tidak sedang gede rasa, tapi rasa itu bisa saja tumbuh lagi di kamu. Dan aku sama sekali tidak ingin itu terjadi, aku sayang kamu sampai saat ini. Tentang sayang yang aku punya aku ngga mau kamu salah paham. Mungkin hal yang perlu kamu garis bawahi, aku jutek ke kamu bukan karena aku tidak suka atau benci. Setidaknya 4 tahun ini dengan bersikap begitu, kamu bisa perlahan hapus semua rasa nyaman itu.

Dan maaf, bahkan ketika kita tidak dalam suatu komunikasi dan pertemuan sekalipun, aku seringkali membuat kamu kecewa bahkan nyaris menangis. Kamu benar tentang apa yang kamu tulis, dimanapun dan dengan siapapun kamu menjalin hubungan sekarang, semoga kamu sedang berada dalam lindungan orang yang benar-benar menyayangi kamu melebihi dia menyayangi dirinya sendiri.

Jika kamu ingin tau, sejutek dan setidak peduli apapun sikap aku ke kamu. Aku selalu ingin tau kabar kamu, aku lebih senang diam jika menyangkut masalah perasaan, pada siapapun itu. Semoga kamu mengerti, aku hanya ingin semua masalah kamu clear, dan cita-cita besar kamu itu tercapai. Aku rasa kamu tau, bahwasanya cinta bukanlah tentang satu makna.

Untuk kamu, maafin aku.
Maafin aku yang mungkin ngga pernah bikin kamu bahagia
Maafin aku yang mungkin ngga pernah bikin kamu senyum bahagia
Maafin aku yang selalu nyakitin perasaan kamu
Maafin aku yang ninggalin kamu saat kamu butuh
Maafin aku pernah membentak kamu
Maafin aku yang keras kepala, egois dan pemarah
Maafin semua kelakuan buruk yang pernah kamu dapat dari aku
Mohon maaf untuk ribuan kecewa dan air mata yang pernah sia-sia kamu tumpahkan untuk aku

Aku punya pilihan untuk kamu, aku tepati janji yang pernah aku buat untuk kamu, lalu kita saling berpaling dan pergi. Atau, kita akan selalu begini selamanya. Terimakasih buat kamu yang paling mengerti aku, dan membuat aku sadar betapa banyak kurangnya diri ini. Rasa egois ini yang ngga pernah bisa hilang jika kamu ingin tau. Apa kamu punya tips untuk itu? Seperti kamu yang seringkali mengirimi aku pesan singkat tentang tips masalah yang tengah aku hadapi, namun selalu aku abaikan.


Kita hanya teman sekarang, kamu boleh memilih untuk tinggal sebagai teman atau pergi karena sudah terlalu benci. Bagaimanapun juga, kamu bagian penting dihidup aku, sampai-sampai aku bisa menyadari apa yang kurang dalam hidup aku. Terimakasih untuk semua senyum dan kesadaran yang kamu buat untuk aku. Dan mohon maaf untuk semua susah dan luka yang kamu terima. Maaf, maaf, maaf.


Sumber Gambar

3 comments:

  1. certanya mengharukan sekali,penyesalan itu memang selalu berujung membuat kita bersalah,tapi jangan terus larut dalam penyesalan

    ReplyDelete
  2. keren sekali ,, setelah 4 tahun juga iya teman tidak boleh putus ,, walaupun dekat dengan adikmu tapi sama saja .. yang penting tidak saling benci , sayang sekali 4 tahun cukup lama.

    ReplyDelete
  3. Ini curhatannya menyentuh banget,salut sama ceweknya,, tapi kalo emang masih berhubungan baik bagus lah jadi silaturahminya gak putus walaupun gak ada hubungann yang spesial.

    ReplyDelete