aku ngga bisa senen.
ada acara sama temen.
selasa aja yuk jam 2 siang.
Pesan dua hari yang lalu, masih
aku baca lagi dan lagi, memastikan apa hari selasa ini yang dia maksud?, aku
masih terlalu resah, adzan zuhur samar terdengar dikamar yang dulu sempat aku
tinggali beberapa tahun lalu. Sebentar lagi jam 2, dan hari ini hari selasa aku
masih belum dapat kepastian apa-apa tentang janji yang telah disepakati selasa
ini jam dua siang, disalah satu tempat makan, disudut komplek Gor di Padang.
jadi, kan?
Hari ini jam 2 ntar.
Pesan baru dari nomor yang sama
masuk, dua hari ternyata aku harus menunggu beberapa belas karakter yang
memastikan sebuah janji.
yuk jadi,
ini lagi siap-siap,
aku pergi sendiri ngga ada temen yang mau diajak siang-siang gini soalnya
Pesan itu terkirim, tanpa ada
balasan selanjutnya, aku masih tiduran diruang sempit yang aku masih sangat
hafal coretan dinding disetiap sudutnya. Ini sudah lama sekali, sudah hitungan
tahun, setelah semua yang terjadi, sebuah peristiwa yang membuat aku harus
membuang semuanya yang berhubungan dengan dia. Aku sangat tahu, waktu tahunan
itu, ketika aku dan dia mulai miss
contact. semua berjalan begitu saja, aku dihidupku berjalan sendiri. Dan
aku tak yakin dia akan bisa berjalan sendiri, aku selalu mencari tahu tentang
keberadaannya, apa yang terjadi dengannya. Dan aku selalu yakin, dia sama
sekali tidak akan mengingat aku sedikitpun.
***
2010 akhir, ketika aku berada
dibukittinggi. Menyelesaikan pekerjaan disana, beberapa waktu luang aku gunakan
untuk membuka facebook. Ada dia didaftar request friend, dan ada beberapa pesan
masuk. aku membaca pesan yang masuk.
Haay haann.....
Lama ngga ketemu ya :)
Aku kaget liat diwall grup alumni
Ternyata ittu dirimuuu..
Setelah semua yang terjadi,
setelah beberapa tahun berlalu. Dia dengan welcome, sudah melupakan semua yang
terjadi, jelas sekali karena memang dia sama sekali tidak punya perasaan
apa-apa padaku. Dan karena hal ini dan itu, aku dan dia tukeran nomor telfon,
dan berniat ingin bertemu buat makan siang bareng.
Beberapa saat kemudian, handphone
aku berbunyi ada pesan masuk
Aku udah dilokasi,
Berdua sama temen, aku masuk kedalam duluan yak!
Aku duduk paling ujung.
Aku balas pesan itu, sambil
bergegas berangkat ketempat yang sudah dijanjikan dua hari yang lalu.
Cukup tahu saja, ini untuk
pertama kalinya, aku duduk berhadapan dengan dia. Melihatnya lekat-lekat, sudah
jauh sekali berubah dari yang dulu pernah aku lihat. Diam-diam aku melihatnya
dari kejauhan didalam kelas 9A. Cuma sebatas itu yang mampu aku lakukan dulu,
jatuh cinta sendirian, dan menikmati rasa seneng dan sakitnya sendirian.
Dan hari selasa itu, aku duduk
didepan dia, tanpa peduli pada temannya yang duduk disamping dia, semakin
dewasa, semakin semuanya dari dia yang aku lihat. Obrolan pun ngelantur
kemana-mana sejak 2005 aku kenal dengan dia, hari selasa itu aku punya waktu
jauh lebih banyak dari yang pernah terjadi sebelumnya. Pertama kalinya aku bisa
duduk didepan dia dan memandangnya dalam-dalam, memandang lebih dekat dari yang
pernah terjadi sebelumnya.
Selesai makan disana, aku dia dan
temennya, berangkat bersama kesebuah game station. Rasanya dia sangat lepas,
tertawa,dan ini untuk pertama kalinya juga aku menemaninya bermain seperti ini.
Harus aku akui, ini salah satu hari spesial yang akan terus teringat
dikepalaku, tanpa harus aku menghafalkannya. Tapi buat dia, ini hanya sekedar
hari biasa yang ia lewati sehari-hari, hari yang sama sekali ngga perlu diingat
sedikitpun.
***
Hari itu berlalu begitu saja, tak
ada interaksi lainnya, aku masuk lagi keduniaku, mengerjakan hal yang dulu
pernah aku cita-citakan. Dan dia, entahlah. Mungkin dia sedang bersenang-senang
dengan pacarnya, atau sibuk-sibuknya kuliah dengan teman-temannya,
mempersiapkan apa yang telah ia impikan dimasa depan.
Sampai hari ini masih sama, aku
dengan duniaku. Dan dia tengah sibuk dengan dunianya, hanya terkadang twitter
jadi tempat komunikasi antara aku dengan dia belakangan ini. Yap, sesekali aku
mention karena ditengah kesibukan aku bekerja, salah satu refreshing yang bisa
aku lakukan dibalik laptop dan perjalanan dari Mess ke proyek hanyalah
mentengin time line walau kadang sangat jarang ngetweet, sering kali aku dapati
dia dengan semua masalahnya tertulis di twitter, dan sesekali aku coba mention,
mencoba seolah aku lucu dengan mention-mention ngga jelas, terkadang dia balas
semua mention-mention itu, terkadang sampai seminggupun ngga pernah dibalas.
Entah apa yang tengah aku
lakukan, terkadang aku merasa aku sedang jatuh cinta pada dia, jatuh cinta
diam-diam jatuh cinta sendirian, bukan karena takut, aku diam. Seolah aku suka
padanya dan ngga berani mengungapkannya. Dulu, lama sekali aku pernah
mengatakan padanya, mengatakan semua yang aku rasa padanya, lalu kalimat klise
pun muncul “aku sayang kamu sebagai
seorang sahabat”.
Setelah semuanya, hanya merusak
hari-hariku saja, bersyukur dengan jadwal sekolahku yang dulu sangat-sangat
sibuk, aku bisa sedikit demi sedikit menetralisir rasa sakit itu. Aku mencoba
kenal dengan semua perempuan lain. Yang entah kenapa aku hanya bisa bertahan
dua minggu terhitung jadian lalu putus. Dan hanya sekali dengan yang terakhir,
aku bisa tahan pacaran dengan dia lebih lama, walau ngga sampe satu tahun.
Terkadang aku muak dengan hubungan yang semacam itu.
Sampai hari inipun aku masih
diam, membiarkan orang lain coba menerka, apa yang terjadi dengan aku beberapa
tahun belakangan, aku menikmati sekali hidupku beberapa tahun belakangan. Cuma
terkadang dia yang tiba-tiba muncul di timeline, atau dia yang tiba-tiba change
display picture di bbm recent update, bahkan foto dengan lelaki yang dia sebut
pacar, aku hanya tiba-tiba ingat pada hari-hari yang telah berlalu itu. Aku
masih tertawa dengan yang lain, aku masih jadi maskot trouble maker dikomunitasku. Tapi awan hitam serasa turun ketika
dia dia dan dia lagi yang tiba-tiba muncul, entah kenapa aku orang yang seneng
sekali menjaga perasaan orang lain meski harus nyakitin perasaan sendiri, dan
aku tau sering kali aku nyakitin perasaan orang lain denga kata-kataku. Dengan
semua mantan aku baik-baik saja, bahkan sampai hari ini aku masih berkomunikasi
dengan baik.
Dan dengan dia yang bukan pernah
jadi siapa-siapa, hanya seorang teman. Tidak mungkin aku harus melupakan dia
seutuhnya, salahnya apa?. SALAH? Jika dia memang benar-benar ngga suka pada
aku? Ketika dia request friend di facebook, dan follow ditwitter apa aku harus
tekan ignore atau block?
Walau pada akhirnya aku tau,
ketika aku approve atau follow akun dia, hanya akan mengingatkan aku pada
awan-awan kelabu yang tiba-tiba turun itu.
Lantas salah?
Jika aku jatuh cinta pada orang
yang sama sekali ngga mencintai aku?
Lalu apa dia salah?
Walau selama ini dia ngga pernah
suka sama aku?
Lalu apa aku salah?
Mencintainya diam-diam, mengingat
setiap gores kenangan.
Dan apa dia salah?
Tidak pernah sadar dengan semua
ini?
Bahkan kenangan itu sama sekali
tak mau hilang, aku masih saja mengingatnya, mengingat kepingan demi kepingan.
Aku masih ingat, ketika sesekali aku mulai bisa mengeja nama dia, karena
rasanya susah untuk berkenalan dengan dia. Aku harus menunggu sampai kelas tiga
untuk berani menyebut namanya utuh. Aku masih ingat cara dia menatap, aku masih
ingat cara dia menatap lelaki yang dia suka, aku masih ingat ketika dia berdua
dengan teman sebangkunya melirik kepadaku selama jam pelajaran dihari pertama
aku memakai kacamata, aku masih ingat ketika aku bertanya apa dia punya
handphone, lalu ketika jam istirahat aku lewat dibangkunya, dia memberiku
secarik kertas yang berisikan nomor handphonenya, lalu aku hanya menyimpan
nomor itu, aku masih ingat ketika dulu aku mencoba mengais sesuatu didalam
kaleng, dan tiba-tiba saja dia datang dan menggodaku, aku masih ingat setiap
lipatan jilbabnya, aku masih sangat ingat, wajahnya yang basah oleh wudhu
ketika shalat dzuhur berjamaah di mushalla sekolah.
Aku masih ingat, senyum puasnya
bersama perempuan lain dikelas, karena semua laki-laki didalam kelas unjuk rasa
dengan bolos shalat berjamaah karena guru-guru jarang sekali yang ikut berjamaah.
Aku masih ingat ketika pelajaran
kesenian, beberapa orang terbaik dari setiap tokoh sebuah drama dimainkan
didepan kelas tampil kedepan, aku dipilih menjadi pameran utama terbaik, dan
dia menjadi ibu si pameran utama, bahkan dalam sebuah drama dikelas pun, aku
dan dia hanya sebatas ibu dan anak.
Salah?
Apabila aku masih mengingat
setiap detil-detil itu?
Atau mungkin juga salah?
Lalu apa yang benar?
Jika semuanya salah?
Lalu setiap pertanyaan itu hanya
berputar-putar diporos yang sama, kembali lagi kesana, aku tau dia tidak akan
pernah menjadi milikku, dan hari inipun aku sama sekali sudah tidak
mengharapkannya lagi, lalu kenapa awan-awan kelabu itu datang dan datang lagi. Bahkan
setelah aku tidak punya hasrat lagi untuk memilikinya.
Sampai pada akhirnya alasan logis
muncul.
Kertas yang telah ditulis bahkan
dengan pensil sekalipun, ketika ternyata itu salah, dan kita berusaha menghapus
sebisanya, tetap pensil itu akan meninggalkan jejak.
Kertas bersih putih, jika dilipat
lalu diletakkan dibawah kaki meja bertahun-tahun, ketika dibuka kembali, pasti
akan meninggalkan jejak dan remuk. Sama hal nya dengan itu, betapa aku sadar
aku salah telah menulis nama dia disatu lembaran awal buku yang aku buka, lalu
aku mencoba menghapusnya setiap hari. Kertas itu hanya semakin tipis dan tak
lagi menemukan bentuk awalnya.
Tetapi pertanyaannya, kenapa aku
masih memegang kertas yang telah rusak itu?
Seharusnya aku sudah buka lagi
lembaran-lembaran baru, yang mungkin jauh lebih putih, kenapa aku tidak begitu tega
merobek kertas itu lalu aku buang jauh-jauh?
Entah lah,
Mungkin nanti, akan ada yang
merobekkan kertas kusam itu untukku, aku juga telah lelah, kisah ini juga sudah
terlalu basi untuk terus saja aku ingat. Aku tidak pernah menceritakan ini pada
siapapun, dan hari ini. Aku menulisnya, mengumpul aksaranya menjadi beberapa
keping kalimat, untuk aku lihat-lihat lagi dimasa yang akan datang. Apakah
kisah ini akan tetap basi.
Lalu pertanyaan lain muncul.
SALAH?
Jika aku menunggu seseorang untuk mencabik-cabik selembar kertas itu
dibuku kehidupanku?
Suatu saat aku akan menulis sesuatu tentang dia.
nyimak aja :)
ReplyDeleteSilahkan gan :)
Deletecinta pertama yaa, han?
ReplyDeletewalah, ntar han bingung pula ini siapa ^^ -hime-
DeleteAh, blogspot saya sudah terhapus rupanya...
Deletebukan apa apa hime,
Deleteini hanya tentang cerita yang seharusnya sudah lama dibuang.. :)
Nggak SALAH sih, cuman PEDIH...
ReplyDeletehehehhehe, salam salah, ehh salam kenall..
pedih banget :(
Deletehmmm.. kapan sich hana mau move on...
ReplyDeleteudah lama move on nya..
Deletenulis salah satu langkah move on :D
tetap semangat dan ceria
ReplyDeleteselamat sore, salam persahabatan...
ReplyDeletesalam, silahkan mampir ke blog saya, atau ke https://play.google.com/store/apps/details?id=air.PuzzleBarbie ada puzzle untuk mengasah kecerdasan anak anak. download gratis, siapa tau punya,keponakan,adik atau saudara kecil yang lainnya, semoga bermanfaat., ditunggu kunjungannya, trm ksh.
ReplyDeletehallo gan ^_^ salam blogger
ReplyDeleteini curhat ya gan...?? :)
ReplyDeletewow. sebuah dongeng yang sangat Menginspirasi...
ReplyDeletesuka kak :)
ReplyDeletengga salah, cuma waktunya yang belum tepat. hhaha
-salam kenal kak-