Sunday 21 April 2013

Dua Satu



Dulu,  ketika aku mulai pandai berhitung, biasanya angka satu didepan dan angka dua selanjutnya, tapi hari ini aku akan menempuh 365 hari dengan angka dua didepan dan angka satu setelahnya..

Sebelumnya, segala puji bagi Allah yang masih memberi aku 365 hari lagi untuk terus belajar, untuk terus mencari, untuk terus berusaha, untuk terus mengerti, untuk terus memahami, untuk terus berbagi dan segala macam yang dapat aku lakukan dalam 365 hari yang berlalu, atau setahun dalam hitungan masehi.

Baru kemaren rasanya aku menulis tentang usiaku yang bertambah satu menjadi dua puluh dan hari ini bertambah lagi satu menjadi dua satu. Rasanya waktu begitu cepat berlalu.

Banyak hal yang dapat aku pahami dihari ini, awalnya aku berfikir ini benar-benar april yang salah, sampai pada akhirnya aku dapat sedikit memahami. Sejauh ini, april inilah april yang paling berarti, sangat berarti.

Dan semua yang terjadi selama april ini sampai pada tanggal 20, aku anggap itu hadiah ulang tahun, hadiah yang sangat berarti.

Awalnya aku memang merasa berat menerima ini, aku merasa dihadapkan pada april yang rasanya benar-benar kelam, diawali dengan ketika aku mulai menyukai salah seorang wanita, dan wanita itu tiba-tiba saja jadian dengan orang lain, padahal rasanya sudah sangat dekat. Aku memang terluka, aku memang kecewa. Lalu rasanya, aku sama sekali tidak pantas untuk sakit hati pada perilaku seorang wanita seperti dia. Yang aku dapat sangatlah sederhana, rasanya aku sudah tidak ingin main-main lagi dalam hal seperti ini, dan hasil pemikiranku sendiri. Aku belum meminta jodoh pada Allah, ketika aku yakin dia yang ada, ternyata Allah bilang tidak. Bukan dia yang selama ini aku cari, jawabannya begitu mudah. Bahkan yang telah memintapun masih ditangguhkan, apa lagi tidak meminta sama sekali, mana mungkin dapat.

Dan ditanggal 18 belas kemaren, aku kehilangan dompet. Dan satu hal yang aku pelajari lagi, ternyata kehilangan dompet itu lebih menyakitkan dari pada wanita yang diincar jadian dengan orang lain. Betapa tidak aku harus mengurus lagi semua kartu-kartu dan surat-surat yang hilang didalam dompet. Dan ini dalam kondisi ketika aku harus dihadapkan pada tanggung jawab pekerjaanku yang sudah menumpuk. Rasanya berat, rasanya ingin menangis tapi rasanya juga sangat tidak lucu, aku harus menangis karena hanya kehilangan dompet yang isinya hanyalah bersikap duniawi, aku semestinya menangis karena sering kehilangan waktu untuk menyentuhkan keningku kesajadah, tempat paling tertinggi dari gerakan shalat. Ya, rasanya aku terlalu angkuh meninggalkan itu semua. Tapi dibalik itu semua, aku dapat pelajaran yang sangat banyak dan berarti. Dan aku anggap ini hadiah paling dahsyat dihari-hari ulang tahun yang pernah aku lewati. Hadiah dari Allah, beberapa pembelajaran

Awalnya aku menyesalkan dengan apa yang terjadi, apa salah hanafi?
Dan aku dapat jawabannya, hanya perlu berfikiran positif dan berprasangka baik

Kenapa semuanya bisa terjadi?

Mungkin hanafi terlalu angkuh berjalan didunia dan sangat jarang bersujud mengakui kekecilan diri.
Mungkin hanafi terlalu angkuh tak pernah berdoa merasa bisa melakukan segalanya.
Mungkin hanafi bersedekah masih kurang.
Mungkin hanafi terlalu menganggap mudah semuanya.
Mungkin hanafi terlalu sering menyakiti hati orang dengan sikap maupun perkataan.

Ya, semua yang terjadi rasanya membuat aku harus intropeksi diri, apa yang sebenarnya salah denganku, karena semua yang benar itu datangnya dari Allah dan semua yang salah murni hasil perbuatan manusia.

Beberapa macam hal itulah yang dapat aku maknai, dari semua kejadian ini. Ini semua mengajarkan aku untuk ikhlas, mengajarkan aku untuk tidak lagi menyakiti perasaan orang, mengajarkan aku untuk tidak lagi ceroboh dan plin plan dalam mengambil keputusan yang pada akhirnya hanya akan menyusahkan diriku sendiri.

Dibalik hadiah yang istimewa itu semua, pada tanggal 20 ini, aku menganggap semua orang yang berinteraksi secara langsung ataupun tidak, merupakan hadiah spesial dari orang-orang itu.


Seperti,

Aku memasuki usia ke dua satu ditengah kerjaan yang menumpuk, aku masuk usia ke dua satu ketika sedang membuat peta situasi. Dan aku menganggap, ini hadiah ulang tahun spesial dari perusahaan tempat aku bekerja, bagiku mengeluh bukan lagi sebuah hal yang penting, karena sekeren apapun keluhan yang dibuat, toh ngga akan pernah menyelesaikan masalah. Hanya akan memperumit, nah dari pada aku mengeluhkan hal dimana aku harus memasuki usia ke dua satu dalam keadaan bekerja. Aku hanya akan menikmatinya saja sambil tetap berprasangka baik. Itu hadiah spesial dari perusahaan tempat aku bekerja.

Beberapa bulan yang lalu aku menghadiahi Ibu sebuah handphone, dan selama Ibu memakai Handphone itu, selama itu jugalah Ibu selalu menelfon sebanyak 5 kali sehari untuk memastikan aku sudah shalat apa belum, dan bagiku itu menjadi sebuah rutinitas, jika seharian Ibu ngga menelfon, maka aku akan balik menelfon ibu. Dan pagi 20 april, ibu menelfon sama seperti biasanya. Biasanya setelah mengucapkan Assalamualaikum, Ibu akan langsung bertanya sudah shalat shubuh apa belum, tapi kali ini Ibu mengawali percakapan yang berbeda dari pagi-pagi sebelumnya, Ibu mengucapkan “Selamat Ulang Tahun..” mungkin tiga kalimat itu sederhana, tapi bagiku tiga kalimat itu punya arti sendiri ketika Ibu yang mengucapkannya. Bagiku dengan ketiga kalimat itu rasanya tidak ada lagi hadiah yang lebih spesial dari itu. Ya.. itu adalah hadiah Spesial dari ibu.

Karena lembur sampai jam setengah lima pagi, aku ketiduran sampai jam dua belas siang, sampai suara TV diluar kamar yang sedikit mengganggu membuat aku terbangun, pelan aku mendengar lagu india “main Hoon Na” aku suka lagu itu, aku juga suka cerita difilmnya, bagiku itu adalah hadiah spesial dari saluran TV itu. Karena tanggal 20 april dia menayangkan film yang aku suka. Mungkin yang ini hanya anggapanku saja.

Setelah selesai mandi, aku Firman dan Defri berangkat kuliah, ada Ujian matematika hari ini tepat ketika 20 april, semua berjalan seperti biasa sampai dikampus, setelah masuk keruang ujian dan sudah memasuki menit-menit terakhir ujian, tiba-tiba dosen matematika bernama pak Henri datang ketempat aku duduk, dan bertanya apakah aku kesulitan dalam menjawab soal yang dia berikan, dan memang ada beberapa yang belum aku dapatkan jawabannya, semua yang aku tulis dilembar ujian itu hanya hasil menyontek, karena aku benar-benar tidak pernah belajar diluar jam kuliah. Dan entah kenapa pak Henri duduk disebelah aku duduk dan menerangkan cara yang belum aku dapatkan. Dan bagiku itu adalah hadiah spesial dari pak Henri. Dia menunjukkan aku jawaban matematika yang dia sendiri yang membuat soalnya. Yaa itu hadiah spesial.

Sebenarnya sebelum ujian aku sudah menghubungi uni via bbm, aku memotret soal ujian dan aku kirim ke uni, karena uni sarjana matematika aku minta uni mencarikan jawabannya untukku. Tapi hanya kekecewaan yang aku dapat, katanya uni lagi dalam perjalanan ke depok dengan suaminya. Tapi tidak apa-apa, aku anggap itu hadiah spesial dari uni karena aku akan terus berusaha untuk selalu berprasangka baik. Dua hadiah spesial dari uni, yang pertama uni adalah orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun. Terimakasih uni hadiah spesialnya.

Selama ujian, aku ditelfon oleh keponakanku yang bernama Abid, tiba-tiba mengucapkan selamat ulang tahun dan dia meminta hadiah kepadaku, dan setau aku orang yang berulang tahunlah yang dikasih hadiah lantas kenapa ini kebalik? Tapi ngga apa-apa, karena bagiku ini adalah hadiah spesial dari Abid dan abang aku Uda Iwan. Terimakasih Abid hadiah spesialnya.

Sehabis ditelfon abid, aku ingat abang kandungku sendiri, dan keponakanku lagi. Kenapa dari pagi belum sms maupun nelfon untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Tapi ya sudahlah, mungkin ini hadiah spesial dari Iky dan kakakku, terimakasih kakak, Iky hadiah spesialnya.

Pulang kuliah aku diajak Hadi, Mely, Defri dan Firman untuk makan, karena pagi aku sama sekali belum makan, dan selesai ujianpun sudah jam 4 sore. Aku dan orang-orang inipun pergi makan, sehabis makan karena dompetku baru saja hilang, maka orang-orang ini lah yang membayar makan. Lelaki macam apa aku ini, dibayarin orang untuk makan dihari ulang tahun, seharusnya kan aku yang traktir -_-. Dan ternyata setelah selesai makan ketika mereka ngumpulin duit buat bayar, ternyata duitnya kurang! Dan terpaksa Firman yang harus turun tangan buat pergi ke ATM terdekat untuk mengambil duit dan membayar makanan. Aku memang sedikit merepotkan. Dan bagiku ini hadiah spesial dari mereka, bayarin makan walaupun kerepotan, terimakasih Hadi, Mely, Firman, Defri hadiah spesialnya.

Sehabis makan aku langsung kekantor, sampai maghrib berlalu. Tiba-tiba Ari bbm, aku tekankan lagi, Ari ini adalah seorang perempuan, aku pernah menceritakan sedikit tentang dia sebelumnya, sebenarnya aku rada males nulis nama dia dalam blog ini, karena jika dia baca postingan yang memuat tentang nama dia, dia pasti bakalan minta royalti. Aku kan ngga dapet penghasilan apa-apa dari ngeblog, mau bayar royalti pake apa. Tapi aku coba sedikit nekat untuk menulis namanya. Karena dia tiga kali memberi aku “HADIAH SPESIAL” tanggal 20 ini.

Dia bbm ngajak untuk makan jagung bakar dijembatan siti nurbaya, dia sempat nanya kenapa jembatan itu namanya siti nurbaya, karena dia orang semarang jadi dia ngga banyak tau tentang padang, dan sampai saat inipun aku sendiri masih belum paham dengan jembatan itu sendiri. Bahkan aku sendiri tidak tau, kenapa namanya jembatan siti nurbaya, kenapa banyak sekali orang jualan jagung diatas jembatan tersebut, kenapa banyak sekali orang pergi pacaran kejembatan itu, dan masih banyak pertanyaan lain yang belum terjawab, hmm jembatan itu memang penuh dengan misteri -_-“
 
Eh, kok malah ngurusin jembatan sih, aku pun bertemu dengan Ari, dia berdua dengan Mery, bukan uni aku ini Mery yang lain lagi. Kita bertemu didepan kantorku, dan berniat langsung kejembatan siti nurbaya. Tapi ketika mau sampai kejembatan, Mery ngajak makan dulu disebuah tempat makan yang deket dari jembatan itu, kali ini Mery yang bayar dan untuk kedua kalinya, lelaki macam apa aku ini, kembali makan dibayarin orang dihari aku berulang tahun. Tapi setuju ngga setuju aku ingin mengatakan kalo itu adalah hadiah spesial dari Mery, sudah bayarin makan malam. Terimakasih Mery hadiah spesialnya.

Dan setelah makan, ketika Mery akan membayar makanan, seperti biasa aku sering kali menjahili Ari, dan kali itu sepertinya dia sudah ngga punya kata-kata lagi untuk mengungkapkan sakit hatinya, dia terlihat sangat kesal dan seperti ingin memakan aku, eh tunggu dulu, mungkin istilah memakan terlalu kanibal, ganti saja. Ari keliatan sangat kesal dan ingin memukul aku, lalu aku lari dan dia tidak bisa melampiaskan kekesalannya. Entahkah ini kutukan atau bagaimana, yang pasti ketika Ari sakit hati kepadaku, pasti yang jadi korban adalah KUKU JEMPOL KAKIKU SEBELAH KANAN, sama seperti dulu aku Ari, Mery, dan Defri pergi nonton kebioskop, rasanya jadul sekali memakai istilah bioskop ketika yang lain sudah menyebutnya dengan sebutan 21. -_-  aku juga sempat membuatnya sakit hati karena menendang-nendang sendalnya, lalu aku menendang salah satu anak tangga, dan kuku kakiku yang jadi korban, darahnya belepotan keman-mana, sama halnya dengan malam 20 april itu, ketika dia sakit hati, dan kuku jempol kakiku yang sebelah kanan kena ban motor yang susah sekali mengeluarkannya dari parkiran. Kuku jempolku patah dan kembali mengeluarkan darah. Tapi bagaimanapun juga, aku menganggap itu hadiah spesial pertama dari Ari. Aku harus selalu berprasangka baik. Terimakasih Ari hadiah spesialnya.

Sehabis makan malam, Aku, Mery dan Ari langsung naik kejembatan siti nurbaya untuk makan jagung bakar, dan kali ini Ari yang bayar. Dan untuk ketiga kalinya, Lelaki macam apa aku ini, makan jagung dibayarin dihari ulang tahunku sendiri, tapi walau Ari setuju ataupun ngga, aku akan anggap ini hadiah spesial kedua dari Ari. Terimakasih Ari hadiah spesial keduanya

Jam setengah sebelas malam, aku mengantar orang berdua itu kekosannya, dan aku kembali kekantor, aku membuka laptop dan mulai mengetikkan postingan blog ini. Tak lama Firman dan Defri balik dari bermain futsal, dan mereka berdua nonton bola diruang TV, sedang aku sibuk dengan laptop, dan ketika jam menunjukkan pukul setengah satu, tiba-tiba Ari menelfon. Sambil nangis bilang handphonenya yang satu lagi hilang, dan kemungkinan besar tuh handphone ketinggalan ditempat kita makan jagung tadi, dan dia minta supaya aku datang kekosannya dan nemenin dia buat balik lagi ke jembatan itu, dan aku kasihan juga mendengar dia nangis terisak-isak karena kehilangan handphone, lalu aku langsung keruang TV dan bilang sama Defri dan Firman bawa handphonenya Ari ilang, dan aku juga minta temenin sama orang berdua itu untuk ikut nyariin.

Aku berfikir, ini triple surprise attack dari Ari, aku menganggapnya tetap, ini hadiah spesial ketiga dari Ari, dia kehilangan Handphonenya ketika tadi pergi keluar dengan aku, dan sekarang aku harus terlibat ketika handphonenya hilang.

Ketika sampai dikosannya aku dan Ari duluan menuju jembatan, sedang Firman dan Defri nungguin Mery yang katanya lagi make baju. Aku ngebut berdua dengan Ari kelokasi hilangnya Handphone, sepanjang jalan Ari nangis terisak-isak, aku kasihan sekali melihatnya, tapi dalam hati aku sudah ada niat, buat menertawaan dia, karena tadi dia mengejekku mengatakn kekayaanku ngga lebih dari NOL rupiah sekarang karena kehilangan dompet. Nanti aku juga akan mengejeknya karena nangis terisak-isak karena kehilangan handphone.

Sampai ditempat yang kata Ari disana hilangnya, aku bertanya pada ibu yang jualan jagung, dan dia bilang ngga ada ngeliat Handphone. Lalu aku dan Ari mutusin buat nyari tuh Handphone ditempat makan malam yang tadi. Sampai disana  setelah dicari diparkiranpun tetap ngga ketemu. Dan entah kenapa Defri pengen ngebuktiin buat balik lagi ketempat Ibu yang jualan jagung, dan aku ngikut aja.

Sampai disana, tiba-tiba Mery mengeluarkan sebuah kue sambil ketawa cekikikan persis kuntilanak, dan ngga tau kenapa Ari juga tiba-tiba ikutan mirip kuntilanak, ketawanya maksudnya. Yaaaaaa ternyata hilang handphone hanyalah sebuah skenario yang mereka susun agar aku keluar dari kantor malam itu. Mereka membuat surprise sebuah kue ulang tahun dengan lilin angka DUA SATU diatasnya. Dan aku sama sekali tidak menyangka, Ari bisa akting seperti itu. Rasa kasihanku hilang berubah menjadi perasaan entah apalah namanya.

Tapi aku seneng banget, buat diketahui saja. Ini pertama kalinya dihidup aku, ulang tahun niup lilin. Ada kue ulang tahunnya lagi. Emang setahun belakangan ini jadi tradisi kita,  ketika ada yang ulang tahun kita bakalan bikin surprise buat yang ulang tahun. Tapi hari dimana aku ulang tahun, akus edih sekali, kenapa giliran aku ngga ada kuenya. Awalnya aku berfikiran seperti itu, karna aku lihat. Defri Firman Mery Ari cuek-cuek aja dengan tanggal 20 ini. Tapi ya sudah, toh biasa aja kalau aku ulang tahun ngga ada yang spesial. Seperti tahun-tahun sebelumnya, palingan aku memaknai ulang tahun itu sendirian. Tapi mereka sengaja mengundur surprise nya ampe tengah malem, biar aku berkecil hati dan sedih dulu, sedih kalo mereka lupa kalo tanggal 20 aku ulang tahun. Malah Defri punya ide lebih ekstrim lagi, yang lain pengen nunda ampe tengah malem, defri pengen nunda sampe dua bulan kedepan.

Kalian hadir dengan warna baru dihidup aku, padahal kenal dengan Defri dan Firman sudah 3 tahun, tapi baru beberapa bulan belakangan ini mulai terasa dekatnya berteman.

Terimakasih sudah membuat aku khawatir dengan skenario yang kalian buat, akting Ari yang semestinya masuk nominasi di PANASDINGIN AWARD. Dan semua-semuanya. Meski surprisenya sudah ditanggal 21. Mungkin ini menandakan aku ulang tahun yang ke DUA SATU.

Dan ini sudah jam 4 pagi, aku masih duduk didepan laptop untuk menuliskan ini semua.
MERI, DEFRI, ARI, FIRMAN.. terimakasih untuk malam ini
Dengan kalian rasanya aku punya arti!
Dengan kalian juga, aku belajar banyak hal, dan aku minta maaf seringkali membuat kalian kesal. Semoga kalian mengerti dengan tipikal hanafi.
Hanafi cinta kalian dari hati.


Dan
Selamat ulang tahun hanafi, tetaplah menjadi hanafi. . . . .
Untuk tahun ini, selalu berprasangka baik dan lakukan yang terbaik!!



1 comment: