Saturday 31 March 2012

“D’lapan-De “ Kenanglah Kenangan ini teman.. 8D ( puzzle 3 )


“D” for D’Great “De”!!

Bicara soal sekolah, bicara soal pelajaran tambahan, juga ekstakurikuler, jujur, tak ada satupun ekstrakurikuler yang aku ikuti selama 3 tahun bersekolah ditempat itu, aku kehilangan kepercayaan diri, padahal waktu SD aku adalah Pemimpin upacara, aku memulai karir jadi pemimpin upacara mulai dari kelas 5 SD, terkadang jadi pembawa bendera, UUD 45, kadang juga tri janji, hayo,, siapa yang masih ingat tri janji?, dan taukah kamu teman?, aku sangatlah bangga menceritakannya dirumah pada ibuku, bahwa aku adalah pemimpin upacara, yang memimpin ratusan anak-anak dari kelas 1 sampai kelas 6, dan berbicara langsung pada kepala sekolah. Juga aku mengikuti Pramuka, dan ikut kemah dipasaman baru, pengalaman yang sangat keren, tidak tidur dirumah tapi tidur dilapangan, Itu dahsyat sekali.

Dan saat disekolah menengah tingkatan pertama itu, tak tau mengapa aku tak berani lagi unjuk gigi, mungkin karena kakak-kakak kelas yang dulu meng-ospek ku, atau biasanya dibilang MOS, Masa orientasi siswa, aku punya jiwa berontak yang labil, tak bisa ditekan, apalagi yang mengospekku adalah teman-teman SD dulu, ada juga teman-teman sebanteran kampung, aku kenal dengan mereka, dan itu suatu kondisi yang sulit, sangat sulit.

Yah, entah apa hubungan itu dengan sikap mentalku yang menurun, kepercayaan diri juga menghilang, aku tak pernah menyentuh satu ekstrakurikuler pun, sepanjang sejarahku menginjakkan kaki disekolah tingkatan pertama, ibu sepertinya juga heran, kenapa anaknya yang dulu aktif jadi kondusif, persuasif, atau relatif mungkin juga legeslatif, produktif, kominikatif, inofatif,pasif(?) apa maksud kata-kata itu??, entahlah, aku hanya menjadi pengisi majalah dinding dengan nama yang disamarkan, bukan hanya disamarkan, tapi juga dipalsukan, itupun sebelum perusahaan mading bangkrut, ketika dikelas VIII perusahaan mading itu bangkrut, tak ada lagi yang mau mengurusnya, pupus sudah ekstrakurikuler kecilku, tak ada lagi yang namanya majalah dinding disekolahku, karena tidak menarik mungkin!, ketika teman-teman yang lain tinggal disekolah untuk melanjutkan ekstrakurikulernya, aku pulang, pengen rasanya berkumpul dengan orang-orang itu, membuat simpul-simpul dengan tongkat pramuka itu, atau menabuh drum bersama-sama, aku hanya tinggal disekolah ketika ada pelajaran tambahan, atau karena pelajaran olahraga disore hari, satu-satunya ekstrakurikuler yang aku ikuti diwaktu kelas 8D adalah , tilawatil qur’an, itupun karena ditunjuk untuk ikut, kalau tidak ditunjuk aku tidak mau, tapi mungkin mau, karena guru ngajinya Buk Mimi, “cakep”.

Dikelas 8D aku juga pernah ditunjuk untuk ikut serta dalam pertandingan kaligrafi, tapi aku sudah gagal dibabak kualifikasi, aku kalah telak atas adik kelas sendiri, yang bikin aku kesal, kenapa dia menang, padahal dia kidal, dan aku memakai tangan kanan, apalagi dia adik kelas, harga diriku dibelinya menggunakan tangan kiri, ice tau tentang masalah itu, karena untuk wanitanya dia terpilih mewakili sekolah bersama si adik kelas itu,

“ndeeh, ndak bisa wak basamo-samo do hanafi”  sepertinya ice ingin menghiburku tapi aku makin kalut dibuat kata-kata itu,

Mari kita bicarakan tentang prestasi 8D, seperti budaya sebelumnya, sesudah ujian sambil menunggu terima rapor, ada yang namanya classmeeting, apa itu maksudnya? Aku tidak tau, atau mungkin penulisnnya gini, klasmiting, pokoknya berbunyi seperti itulah, intinya, itu suatu kompetisi akhir semester yang selalu dilakukan, mulai dari volly yang biasanya jadi favorit, ada volly cowok, cewek juga ikutan yang tidak ada volly pantai, juga ada badminton, takraw, terkadang ada tarik tambang, Cuma sepakbola yang tidak ada, karena kapasitas area sekolah yang sempit, takut nanti malah bola gol kedalam ruangan kepala sekolah,

Ngingg!!! Ngingg!!!! Tuk tuk tuk, "test”, terdengar jelas itu suara buk Yuslina, diTOA yang berisik sekali,


“pertandingan Volly selanjutnya antara kelas 8D dan blablaba”

terdengar disantaero sekolah, suara buk Yuslina, mengumumkan pertandingan selanjutnya, aku lupa dulu itu harus melawan kelas mana, yang jelas kami anak-anak 8D yang sedang rame didalam kelas, yang awalnya tenang jadi berisik, “ARI”, ari adalah rajanya volly, postur tubuhnya tinggi, cocok menjadi toser, sangat keren saat melompat melebihi net untuk smash-nya yang mematikan, dan dialah orang yang pernah mentertawakan kemampuan volly ku yang sangat buruk, aku melakukan kesalahan fatal saat melawan kelasnya waktu dikelas VII, tak usah kuceritakan, aku malu, sejak saat itu, aku tak ingin lagi menyentuh bola volly. Aku trauma, aku tekanan batin jika melihat bola volly.

“tu haa, kelas wak leh nan kabatandiang” ari berdiri penuh semangat, minatnya sangat besar utuk bola volly,
“sia ka main?” timpalku,
“main me lah wak, manang kalah bekoh melah to, nan jaleh main dulu” umri memberi semangat,
“iyo rang, malu teh wak kalah takah iko” ice nimrung,
“iyo capeklah” aal ikut-ikutan dengan aksen bahasa minangnya yang semrawut,
Akhirnya, semua orang ikut nimrung, apa lagi dari bagian cewek, suasana yang hangat menjadi panas, ribut dan berisik,

Beberapa orang diantaranya memaksa aku, tapi traumaku lebih besar dari kepercayaan diriku, lebih baik tidak tampil, apalagi pertandingannya disaksikan oleh orang satu sekolahan, jelas aku tidak mau, ijun? Dia juga tak mau tampil, hendra, doni, eko, yoyo, ryan, rudi, adit, memilih tidak ikut, yendri? Rasa malunya lebih besar dari pada keinginannya untuk ikut, oyong, Cuma semangatnya saja sambil tetap menyandang tasnya, yah tertinggalah semangat ari, keinginan umri yang tak ingin kalah begitu saja, dan aal yang merasa bertanggung jawab besar pada kelas, tapi pertandingan tak bisa dilanjutkan hanya dengan tiga orang saja, KECEWA... prestasi tertinggi 8D berakhir difase KnockOut, kalah tanpa bertanding, mundur sebelum berperang, yah,, berakhir jadi penonton ditiang bendera, yang persis didepan lapangan volly.

Sama halnya dalam pertandingan lain, yoyo yang bersemangat memimpin pertandingan takraw, berakhir ditangan anak-anak kelas 3, tak ada prestasi ditoreh tahun itu, mungkin prestasi 8D bukanlah dari cabang olahraga, 8D  tidak berbakat dari itu, satu-satunya yang kelas 8D banggakan hanyalah, papan tulis berbasis white board satu-satunya disekolah, jadi yang piket tak usah mengambil air lagi kesungai, untuk cuci tangan guru yang biasanya memakai kapur tulis, kelas 8D merupakan kelas pertama yang tak membutuhkan teknologi ember, cepat dan efisien, tidak banyak membuang waktu, bahkan anak kelas 3 pun tidak dilengkapi dengan fasilitas yang kami punya. Kelas 8D sangat rapi, tidak ada gantungan kata-kata mutiara, tidak ada jam dinding, tidak ada gantungan bunga-bunga, yang ada hanya gantungan daftar piket dan gantungan struktur organisasi kelas yang dikepalai oleh buk guru SITI ROHANI, sudah ku bilang, kelas 8D ialah kelas paling efisien!!

Sungguh, betapa hebatnya 8D, dihatiku....

2 comments:

  1. hahaha,,,
    ga bsa ga ktwa aku baca crta kmu
    kata2nya bocooo

    ReplyDelete
    Replies
    1. mwehehe

      boco gimana??
      perasaan itu naturalnya aku

      duileh bahasanya
      mehehehe

      Delete