Thursday 29 December 2016

Hey! Selamat yah

Desember terkadang memang menjadi bulan yang sangat-sangat jarang untuk aku nikmati beberapa tahun belakangan ini. Kesibukan bukanlah alasan yang tepat untuk hanya sekedar “Say Hi” pada sahabat-sahabat. Terlebih lagi ini bulan yang begitu istimewa untuk kamu. Iya kamu.

Wanita itu, menjadi semakin cantik ketika sudah menjadi istri orang yah, hahaha. Ingin ketawa sendiri mengingat aku adalah orang yang mendapat predikat suka gangguin istri orang di kantor. Nah salahnya dimana coba? Lah istri orangnya mau-mau aja diganggu. Kalo ngga diganggu malah pengen diganggu.


Teringat cerita beberapa tahun yang lalu. Hari pertama masuk kuliah, tiba-tiba saja aku kaget ketika seorang wanita tergesa masuk dalam ruangan kuliah, menaruh semua perlengkapannya di kursi dan maju lagi kedepan. Tiba-tiba meminta perhatian satu ruangan, berbicara bahasa indonesia dengan logat jawa dan terkadang terbawa bahasa jawanya. (maafkan untuk kejujuran yang satu ini) bedaknya terlihat begitu mencolok di wajah. Menjelaskan dosen yang bersangkutan tidak datang, dan ada tugas yang diwariskan ke dia ini. “kalo mau menghubungi saya tolong diatas jam 12 malam yah”. Kata-kata ajaib yang masih teringat sampai saat ini.

Ini cewek beneran? Kerja apaan dia? Sesibuk itukah? Sampai-sampai bisanya dihubungi diatas jam 12 malam. Tapi tunggu dulu, namanya siapa tadi? Ari? Beneran Ari? Ari Mulya? Lah kan dia pake jilbab? Ouh iya ada Ningsih-nya dibelakang. oh iya, dia cewek.



Entah bagian mana dalam cerita kuliah sabtu minggu itu, yang membawa kedekatan tujuh orang diantar kami. Mungkin ada ceritanya tentang tugas kelompok, dan hujan yang deras malam itu. Sehingga komunikasi sedikit agak intens dan terjadilah persahabatan luar biasa yang sedikit aneh juga mungkin. Entahlah.

Beberapa minggu sebelum bulan Desember, handphone ku tiba-tiba berdering. Telpon darinya tertulis jelas Ari Mulya Ningsih. Yah ini Ari sahabat dekatku. Dari sekian banyak nama Ari didalam kontak handphone yang yaa semuanya laki-laki. (oke Ari, lanjut saja membaca. rasa-rasanya lelucon perihal Ari dan laki-laki ini cukup, jangan terbawa emosi dan marah yah).

Tak bisa aku jelaskan apa yang kami perbincangkan ketika saling menelpon. Kami bisa membicarakan apa saja sampai larut malam, atau mungkin bisa dibilang larut pagi. Untuk saat itu, dia dengan begitu bebas menginjak-injak harga diri seseorang yang sedang lajang tak punya pasangan, yaitu aku. Karena beberapa minggu lagi dia akan menikah dengan calon suaminya tentu saja. Meski jarang, sebelum dia menikah, komunikasi memang selalu ada. Ketika aku sedang butuh teman bicara atau sebaliknya.

Dan ya, beberapa tahun yang lalu. Tiba-tiba dia memutuskan untuk pergi dari kota ini. Untuk apa? Ya aku juga tidak begitu tau alasannya. Tapi tak ada yang bisa kamu sangkal jika seseorang hendak pulang. Kamu tidak punya hak atas seseorang ketika dia begitu merindukan rumahnya. Atau alasan lain barangkali? Ngga ada alasan yang kuat untuk dia tetap bertahan di sebuah tempat yang ribuan kilometer jauh dari rumahnya. Tempat dia dibesarkan. Tak ada alasan yang lebih besar untuk dia bertahan dibanding pulang kerumah. Apa yang lebih membahagiakan daripada pulang kerumah?.

Ya, bagian yang barangkali paling dibenci oleh semua orang adalah itu. Perpisahan, di suatu pagi yang dingin, kami mengantarnya dengan suasana yang begitu dingin juga, membawa semua benda-bendanya yang takkan lagi menyentuh tanah ini barangkali. Pagi itu semua begitu menyedihkan tapi kenyataannya tetap harus diterima. Selanjutnya? Menjadikan setiap perjalanan itu sebagai sebuah catatan yang barangkali berguna untuk masa depan. Dan kami melanjutkan kuliah, dan dia melanjutkan kuliah ditempat yang ribuan kilometer jauhnya dari sini. Dan kehidupan? Kehidupan akan terus berjalan. Dan dia bakalan menjadi bagian istimewa dalam kepingan-kepingan hidup ini.

Semenjak itu? Kami pernah sekali lagi melakukan perjalanan yang hanya kami, muterin pulau jawa walaupun ngga sepenuhnya. Aku pernah videocall atau menelpon jika butuh temen bicara. Karena ya dia tau bagaimana aku, tanpa perlu aku jelaskan. Dan aku juga sedikit tau tentangnya ketika sedang bingung menghadapi kehidupannya. Bahkan kami masih menggosipkan bos-nya beberapa waktu yang lalu meski kejadiannya sudah beberapa tahun yang lalu. Kami memang keterlaluan terkadang.

“Fi, kayaknya aku salah deh masuk sipil dulu. Passion aku itu di Makeup sama Fashion deh kayaknya” katanya yang memang tiba-tiba beberapa bulan belakangan ini jadi seneng makeup, bikin tutorial di youtube dan banyak lagi semua yang ngga nyambung sama urusan engineering. Berhubung aku dan dia itu sama-sama orang proyek.

Malam ini aku membuka akun instagram, media sosial tempat Aku ber-alay alay ria sekarang. Tiba-tiba kepalanya doang nongol dienam foto terakhir yang update. Loh beberapa minggu setelah menikah kenapa jadi kinclong begini. Kamu cantik Ri (Maaf bang Ibbas, kamu beruntung dapetin dia, pujian ini ngga bermaskud apa-apa loh. Bangga aja ngeliat temen yang udah nikah) eh Nikah? Apah? Nikah?. Ya Allah! Sahabat macam apa aku ini, katanya sahabat yang baik. Katanya dia punya bagian dalam keping-keping cerita kehidupan ini. Tapi ya dia nikah. Sampai hari ini aku belum ngucapin selamat menikah dan menempuh hidup baru sedikitpun. MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN ARI :’(

Maafkan aku dan segala ke-sok sibukan aku ini ya Ari, ada banyak rencana jika kamu ingin tau. Ya meski semuanya hanya akan tinggal rencana. Barangkali kalo kamu pengen berbagi kebahagiaan juga, berbulan madu aja ke Padang, Sumatera Barat baru saja memenangkan Halal Tourism nomor 1 loh didunia, (lah ini ngomongnya kemana-mana).

Ngga ada lagi harapan yang lain. Selain kebahagiaan untuk kehidupan keluarga kamu yang baru Ri. Semoga Ibas bisa menjadi pemimpin yang baik sampai akhirnya nanti. Semoga kamu bisa menjadi istri dan ibu yang baik buat suami dan anak-anak kamu. Kalo memang ngga lanjut kuliah, lakukan sesuatu yang menurut kamu benar dan ngga salah dari sisi orang lain. Walau kadang kita harus nutup kuping untuk ucapan-ucapan dengan niat menjatuhkan. Selamat menjalani profesi yang baru, sebagai Istri tentu saja. Dan doakan aku yang selalu kamu ketawain setiap kali kita bahas masalah pacaran. Karena sampai saat ini kamu tau aku masih saja sendiri.

Kok ya mengenaskan membaca akhir dari semua harapan itu ya?

Hmmmmmm, abaikan harapan yang terakhir kalo kamu mau Ri, catatan ini khusus untuk kamu yang ngga bakalan bisa lagi dihubungi diatas jam 12 malam. Kecuali kalo mau digebukin sama babang Ibas.

Selamat yah Ari, selamat yah Ibas.
Salam bahagia dari kota Padang.

SELAMAT ARI IBAS
source : Dokumentasi Pribadi


No comments:

Post a Comment