Saturday 10 May 2014

Long Weekend chapter I

Dari mana semestinya saya harus bercerita, beberapa bulan belakangan saya dan teman-teman sibuk menikmati keindahan alam Sumatera Barat, cukup membuat saya kehabisan kata-kata melihat semua keindahan itu, meski kamera dapat merekam dengan jelas potret perjalanan saya dan teman-teman. Tetap saja saya kehabisan kata-kata untuk menggambarkannya, saya mulai saja dengan cerita perjalanan bulan maret lalu, ada sebuah long weekend di penghujung bulan, kuliah yang juga tengah santai-santai nya, membuat saya berfikir, tidak ada salahnya mengambil sejenak kesempatan itu untuk sekedar refreshing di akhir bulan, meski harus bolos kuliah.

Awalnya memang ada niat buat libur kuliah, adalah Mery yang awalnya mengajak untuk gabung dengan rekan kerjanya, ke sebuah tempat wisata baru yang tengah hangat-hangatnya waktu itu, nama tempatnya Nyarai, sebuah wisata alam air terjun dengan pemandangan yang sangat menggiurkan dan sumpah indah banget, ketika saya browsing di Internet. Tempat seperti apa sebenarnya Nyarai tersebut.

Foto Nyarai yang gue jepret pake kamera sendiri
Akhir pekan itu memang sedikit panjang, karena ada tanggal merah di hari senin. Meski terasa seperti hari minggu, yang jelas rasanya hari itu benar-benar terasa hari paling bebas sedunia, Bos sedang tidak ditempat dan kantor dalam keadaan kosong, sepertinya waktu yang tepat untuk melarikan diri. Dari tumpukan pekerjaan dan stress kuliah beberapa minggu ini.

Awalnya Mery memang ngajak buat berangkat hari minggu pagi, tapi karena dosen mata kuliah yang jarang masuk itu malah masuk di minggu yang dimaksud dan dengan secara tiba-tiba bakalan mengadakan Quiz. Mery membatalkan buat berangkat hari minggu dan diganti di hari senin. Seperti biasa sifat saya, malam nya sangat bersemangat buat ikutan, tapi tetap saja pagi molor sampe jam delapan dan rasanya males bangun. Saya cek BB disitu ada undangan Chat antara saya, Mery dan Defri. Dalam chat bareng-bareng tersebut Defri menyatakan dengan tegas, dia ngga lagi pengen kemana-mana hari ini, dia cuma mau ngabisin masa liburan nya dengan tidur dirumah.

Keputusan Defri sedikit membuat saya sedikit mengurungkan niat untuk gabung, ditambah rekan-rekan Mery yang ikut juga saya sama sekali belum kenal. Mery mulai jengkel dia dan Niky sudah mau berangkat dan saya belum mandi, masih menimbang-nimbang mau ikut apa tidak, saya berfikir kenapa saya harus berkumpul ditengah-tengah orang yang sama sekali belum saya kenal. Tapi Mery memberi sebuah opsi untuk mengajak Gadis, karena bisa dipastikan dia ngga bakalan melakukan kegiatan apa-apa hari ini, dari kebiasaan Gadis yang saya liat, jika sedang libur Gadis bangun jam 9 pagi, meski dia seorang perempuan.

Gadis pun saya invite buat gabung di percakapan itu, namun tidak ada respon sama sekali, contact-nya saya Ping beberapa kali masih dengan tanda huruf D, pesan saya sama sekali ngga dibaca, membuat saya semakin yakin kalau Gadis masih tidur dan nomor telponnya juga tidak aktif. Lama sekali saya menunggu tidak ada balasan sama sekali, saya memilih untuk mandi terlebih dahulu, selesai mandi barulah gadis mulai terlihat sibuk. Membalas bbm saya dan nimbrung di percakapan yang dibuat Mery. Dan Gadis bertanya, “Kapan berangkat?” saya mulai geram! “SEKARANG!!” saya balas percakapan itu, “oh iya tunggu bentar Gadis mandi dulu”.

Dalam percakapan disetujui saya dan Gadis berangkat bareng pake motornya Gadis dan Mery duluan, dia menunggu di simpang jalan masuk dalam lokasi wisata. Hampir satu jam saya menunggu Gadis di mess tapi Gadis ngga datang-datang, dari cerita Gadis terakhir saya tau, Gadis masih sempat marut kelapa bantuin mamanya di dapur. Anak yang berbakti memang, tapi semestinya tidak dalam kondisi seperti ini -___-

Mungkin sudah berjam-jam juga Mery nungguin saya dan Gadis di simpang jalan, meski akhirnya bukan saya orang yang terakhir datang, jam 12 siang mulai berangkat dari simpang, masuk kedalam masih kira-kira 8 – 10 Km lagi, ada lagi simpang masuk ke sebuah Posko, dan motor berakhir ditempat itu, karena masuk ke lokasi wisata harus jalan kaki selama 3 jam, karena kendaraan memang sangat tidak memungkinkan jalan di track yang seperti itu.

Waktu itu ada 9 orang, Saya, Gadis, Mery, Niky, sisanya saya lupa karena sudah beberapa bulan perjalanan ini berlalu. Ada 3 orang laki-laki dan sisanya perempuan. Dibanding dengan mendaki gunung memang track seperti ini ngga ada apa-apanya, tapi ketika giliran kita yang harus lewat di track itu, cuaca sedikit tidak bersahabat. Sehingga jalanan jadi becek dan licin, padahal ada beberapa jalan di pinggir tebing yang lumayan tinggi, meski di bawahnya ada sungai, sungai itu dipenuhi batu yang lumayan gede, cukup mampu untuk mengeluarkan isi kepala kita. Makanya pihak pariwisata juga menyediakan seorang guide dalam satu rombongan perjalanan. Dari informasi yang saya dengar, untung kita semua berangkatnya hari senin, coba kalo hari minggu kemarin, kata guidenya, dari catatan panitia yang ada di posko untuk satu hari kemarin, ada seribu lebih wisatawan yang datang ke tempat ini, buset dah. Pokoknya nih hutan udah kayak pasar kali yak hari itu.

Gue, Mery, Niky, sama Gadis

Awal Perjalanan

Kira-kira begini jalannya

Walau ditengah hutan harus tetap selfie


Ujan, gila! badan gue paling Gede -____-

Ngga terlalu ekstrim sih

Cuma Nanjak Biasa

Nyebrang sungai

Ini semua yang ikutan!

Perjalanan memang memakan waktu 3 jam, nanjak, nurun, becek, nyaris jatuh. Saya juga salah kostum, sama halnya dengan Gadis, dengan kondisi seperti ini harusnya Gadis membawa tas ransel, bukan tas yang disandang disamping, dan sepatu yang awalnya berwarna pink, tanpa perlu bayar ketika setengah perjalanan sudah berganti menjadi berwarna coklat.

Setidaknya perjalanan seperti ini bisa jadi pelajaran buat saya nantinya, karena jauh-jauh hari saya sudah ada niat buat naik ke gunung merapi sama bang Ade yang pecinta alam itu, saya kenal dengan bang Ade di Sibolga waktu itu, tapi kayaknya di cerita ini ngga usah diceritain kenapa saya bisa kenal dengan bang Ade. Karena bang Ade juga, Saya bersedia membeli sebuah tenda, meski saya ngga tau kapan saya bakalan pake tuh tenda. Ngajak teman-teman buat mendaki gunung merapi pun belum saya sampaikan, takutnya nanti saya hanya dikira main-main. Makanya dari itu, rencanya saya hanya bakalan mendaki gunung merapi sendirian dulu, dengan bang Ade sebagai orang yang sudah berpengalaman.

Sampai di Nyarai waktu itu sudah jam 4 Sore, tiga jam perjalanan tiga jam juga saya menenteng nasi sepanjang jalan. Karena belum makan siang sama sekali. Namun ternyata ketika kita dalam sebuah perjalanan, dalam kasus ini bisa dibilang jalan kaki, meski tenaga terasa sudah habis nafsu makan bakalan bener-bener ilang. Begitu yang saya rasakan waktu itu. Saya cuma pengen nikmatin hasil tiga jam perjalanan saya.

Meski begitu, saya tetap memaksakan diri buat makan, kalau tidak saya bakalan bener-bener kehabisan tenaga untuk kembali berjalan 3 jam lagi menuju posko pertama. Setelah makan barulah dimulai. Menikmati air terjun, penjaga sana bilang, karena cuaca buruk sangat disarankan untuk tidak berenang, dan harus cepat-cepat kembali, sebelum cuaca benar-benar buruk. Ditempat seperti itu apa lagi yang dilakukan kalau bukan foto-foto.

Mencoba Egois

Deket banget

Selfie lagi -_____-

Minta tolong fotoin sama orang

Nyarai

Kru
Terakhir yang saya dapatkan, mungkin saya terlambat berkunjung ke tempat ini. Kesan alaminya sudah tidak lagi begitu terasa, meski sangat susah walau hanya melihat air terjun yang indah itu. Tapi sudah ribuan orang yang berkunjung kesini. Sistem pengaturan untuk wisatawan sudah baik,  namun dari semua wisatawan pasti banyak yang kurang punya rasa menjaga. Di sepanjang jalan yang masih bisa disebut hutan, sudah banyak banget orang-orang yang buang sampah sembarangan. Yang saya sayangkan sekali ditempat yang semestinya kita nikmati kesan alamiah nya malah sampah kurang terorganisir.

Di lokasi air terjun itu sendiri, pengelolaan masalah pembuangan sampah kurang diperhatikan. Memang ada beberapa tong sampah ditempat itu, tapi tangan-tangan yang kurang bertanggung jawab, ada yang asal membuang sampah kedalam hutan. Yang saya lihat hari itu memang seperti itu, saya sendiri tidak tau apakah hari ini sudah lebih bersih atau bagaimana. Tapi yang saya liat ketika berkunjung kesana. Hanya itu yang saya sayangkan.

Satu jam disana, saya rasa sudah cukup. Saya manggil bapak guide buat bersiap untuk segera pulang, akhirnya di perjalanan ada yang merasa capek juga, kita jadi terpisah-pisah. Saya dan Gadis duluan bergabung dengan wisatawan dari Malaysia, entah apa yang mereka cari sampai sejauh ini.

Karena jarang olahraga, kaki saya sempat kram, tapi tidak terlalu serius. Ini kali pertamanya saya jalan sejauh ini bolak balik, setelah saya besar. Terakhir saya jalan sejauh ini ketika masih anak-anak dulu bersama dengan teman-teman saya. Kami menyebut permainan itu “Bertualang”, masuk dari satu semak ke semak lain, tanpa tau tujuan lalu keluar di suatu kampung yang sangat jauh dari kampung kami, lalu dengan gontai berjalan pulang dan terakhir mandi di sungai, sampai dirumah di marahin abis-abisan sama ibu. Semua itu selalu berlangsung setidaknya sekali dalam seminggu sampai saya masuk ke sekolah menengah pertama.

Alhamdulillah saya sampai di Padang dengan selamat dengan Gadis, malam itu ingin rasanya saya menulis sesuatu tentang perjalanan hari itu. Tapi rasanya badan sudah capek semua, sehabis mandi saya langsung tertidur tanpa sempat menghidupkan laptop dan menulis tentang apa yang terjadi hari itu, saya hanya sempat melihat beberapa potret yang diambil. Lalu tertidur, dan seperti biasa. Penyakit malas menulis membuat saya harus menunda ini, hampir dua bulan baru bisa saya tulis. Ditambah 2 long weekend yang saya lalui setelahnya. Perjalanan yang amazing, juga saya tunda menulisnya karena alasan malas. Postingan wajib di hari ulang tahun juga saya lewati tahun ini. Biasanya setiap tahun saya menulis sebuah postingan tentang umur saya yang bertambah.

Hal itu juga dikarenakan saya dalam keadaan tepar di hari ulang tahun, karena sebuah perjalanan yang lebih amazing lagi dari Nyarai ini. Sehingga postingan wajib di hari ulang tahun lewat begitu saja. Untuk perjalanan amazing selanjutnya, tunggu dipostingan Long Weekend Chapter II yak.


Sampai disini dulu, lama ngga nulis. Dan sering banget berkumpul sama teman-teman membuat waktu saya untuk menulis jadi hilang. Setidaknya saya harus mengabadikan hal luar biasa dalam bentuk aksara dan mudah-mudahan ada gunanya buat orang lain. Banyak hal yang meledak tahun ini. Dan masih banyak rencana besar saya dan sahabat tahun ini sampai tahun depan yang mudah-mudahan saja tercapai. Amin.

No comments:

Post a Comment