Wednesday 23 February 2011

Kisah surian 04 dan bunga “kenanga”, that looks like “kenangan” Part. I

“bu,, hanafi pindah aja ya bu”
“pindah kemana?”
“ya pindah kos bu”
“kenapa pindah??”
“jaoh bu,, dari tunggu hitam kesekolahan”
“males bolak balik, apa lagi kalau jam belajarnya pagi sore, Susah”
“emang kamu udah dapet tempat kosan nya?? Tapi yang deket dari sekolah”
“udah bu, tempat rika kos sekarang, Cuma 100 m dari gerbang sekolah”
“oh ya sudah, kamu bilang sama ibu yang ditunggul hitam kalau kamu mau pindah”
“iya bu,,”

******

Habis libur lebaran 2 minggu rasanya males balik kepadang lagi, sejak kemaren-kemaren 3 bulan ngga pulang-pulang, nyampe rumah dibilang kurus, menyedihkan.
Hari ini minggu, dan besok senin, pagi ini harus bangun pagi dan bersiap untuk berangkat kepadang, pagi ini hujan lebat sekali, nungguin bus yang lewat depan rumah, yang langsung berangkat kepadang, akhirnya tuh mobil nongol telat beberapa jam, tanpa sedikitpun rasa bersalah, pas aku mau masuk, “buju busettt!!!!” kok rame gini, ternyata itu udah tradisi dari dulu, kalo abis libur, libur apapun, lebaran, sekolah, kuliah, warga pasaman barat tuh berbondong-bondong berangkat kepadang, ya bisa dibilang kalo udah mo dekat liburan, berarti mulai menguninglah padi-padi om yang bawa mobil ini, akhirnya aku sadar hal ini, mulai besok-besok harus selalu siaga kalo mau liburan, pasti orang yang mo pulang rame, daripada ngga bisa pulang, mending rebutan naik busnya, hahaha.
Beberapa jam bengong dimobil, sampai lah disimpang tunggul hitam, sepertinya juga habis ujan disini, jalanan masih basah, air bergelinangan dimana-mana, tapi tak apa, aku lihat angkot kuning yang biasa nunggu penumpang disimpang itu ngga ada, langsung aja aku naik ojek,
“bang, jalan Asra bang”
“ohh, ya naik dek”,
Sampe depan mesjid Asra aku berhenti, masuk lagi gang yang aku ngga tau persis namanya, jalanannya masih tanah, karena mungkin tadi hujannya lebat, jalanan itu digenangi air dan becek, sepatu aku jadi kotor jadinya, sampailah aku didepan sebuah rumah, masih sangat klasik arsitekturnya, model rumah tahun 70’an, dengan halaman yang cukup luas, dipenuhi banyak tumbuhan, mulai dari buah-buahan sampai bunga ada semua, tapi ada satu bunga yang harumnya selalu sampai kedalam kamar aku dilantai atas, setiap hari aku cium aroma itu, dan terasa, ini lah wangi tubuh kota padang, kesan pertama yang aku cium, saat aku mulai tinggal sendiri dikota padang, bunga kenanga,




aku tau namanya setelah empat tahun cerita ini berlalu, disuatu tempat dibatang sani saat aku sudah lulus sekolah dan mulai bekerja, dipojok rumah tempat aku tinggal itu, ada bunga yang sedikit aneh kelihatannya tapi aku tidak terlalu memperhatikan, hanya saja aku kurang tertarik melihat bentuknya yang aneh dari bunga-bunga biasa, tapi hal yang aneh menyapa, mengapa setiap aku lewat didekat bunga itu, aku selalu mencium aroma-aroma masa lalu, aku selalu merasa berada dirumah yang pertama kali dibangun didaerah asra itu,
“oh,, jadi bunga ini yang dulu harumnya selalu sampai kedalam kamar aku”
“Jeprettt!!!!” langsung difoto tuh bunga,,

*******

Aku buka gerbang depan karna sudah terbiasa, kulihat didalam sepi, pintu depan tertutup,
“assalamualaikum”, sahutku dari liar sambil mendorong pintu, eh ternyata pintunya di kunci,
“waalaikum salam” jawab mak tuo, terdengar olehku hentak kakinya mendekati pintu, setelah beberapa saat menunggu akhirnya pintu itu terbuka, “ehhh nafi udah datang” katanya “iya mak tuo” jawabku sambil bersalaman dan mencium tangannya, “mohon maaf lahir dan bathin ya mak tuo” ucapku, “iya sama-sama” katanya, mak tuo ini orang yang paling perhatian kepadaku dirumah ini, tiap subuh aku pasti dibangunkan, untuk pergi mandi yang harus nimba dulu, tapi aku senang,
“yang lain belum datang mak tuo?” tanyaku merasa rumah itu begitu sepi, “udah datang semua kok Cuma nafi sendiri yang belum datang” katanya, sambil pamitan aku langsung menuju lantai atas, aku kaget ternyata, abang-abang kuliah yang tinggal disitu juga sudah pada ngumpul dilantai atas itu, setelah beberapa minggu ngga ketemu berbagi ceritalah semua, tak lupa salaman bermaaf-maafan habis lebaran, hmm,,,
Setelah berbagi banyak cerita, aku langsung menuju balkon, kulihat didepan rumah itu semua tanaman ibu masih basah oleh hujan, dan kembali harum bunga kenanga itu melekat kembali bukan hanya dalam hidungku, tapi sudah masuk kedada dan sedikit menusuk hatiku, bagaimana tidak kunilai bunga kenanga itu lah harum tubuh kota padang, hanya beberapa menit saja aku dipadang, sudah aroma itu lagi yang aku rasakan.

No comments:

Post a Comment