Sementara, teduhlah hatiku
Tidak lagi jauh, belum saatnya kau jatuh
Sementara, ingat lagi mimpi
Juga janji-janji jangan kau ingkari lagi
Percayalah hati, lebih dari ini pernah kita lalui
Jangan henti disini..
Sementara, lupakanlah rindu
Sadarlah hatiku, hanya ada kau dan aku
Dan sementara, akan ku karang cerita
Tentang mimpi jadi nyata, untuk asa kita berdua
Percayalah hati, lebih dari ini pernah kita lalui
Takkan lagi kita mesti jauh melangkah
Nikmatilah lara
Untuk sementara saja
Lirik lagu float yang
judulnya sementara, jadi playlist nomor satu saya beberapa minggu belakangan
ini. Float memang bukanlah band baru, mereka terbentuk pada tahun 2004 dan lagu
“sementara” itu sendiri rilis pada tahun 2007. Dan sekarang sudah tahun 2016
saya baru menemukan lagunya dan begitu menikmatinya, bukan mau dibilang
antimeanstream dengan menyukai lagu semacam itu. Tapi memang saya begitu
menikmati lagunya. terlebih lagi dihari ini, hari pengumuman kelulusan SBM
untuk anak-anak SMA yang mengikuti ujian masuk.
Pada awalnya saya berfikir
makna dari lirik itu adalah tentang dua orang yang sedang bertahan entahkah
mempertahankan hubungannya atau apa, yang jelas saya berfikir lagu ini tentang
dua orang yang untuk sementara waktu menikmati dulu semua lara dan berharap
semoga nanti akan berakhir bahagia.
Perasaan hati siapa
yang tau, beberapa hari lalu saya juga sedang jatuh-jatuhnya. Tentang hal yang
berhubungan dengan hati. Saya berkata-kata sendiri, saya berbicara dengan hati
saya sendiri dan serasa dia sedang perih dan bercerita hal yang sama dengan
saya. Setiap waktu saya putar lagu tersebut melalui youtube, sehabis mandi saya
putar lagu ini dan bernyanyi-nyanyi sendiri dengan lagu ini. Lalu saya merasa
lagu ini bukan tentang berdua tapi tentang seseorang yang sedang berbicara
dengan hatinya sendiri. “Percayalah hati,
lebih dari ini pernah kita lalui” dia mengatakan pada hatinya untuk
bertahan dalam kondisi yang sekarang karena dilain hari dimasa yang sudah berlalu
dia dan hatinya pernah melalui kondisi yang jauh lebih sulit, dan ini
dipertegas dengan lirik “Sadarlah hatiku,
hanya ada kau dan aku” untuk sementara nikmatilah dahulu yang namanya lara.
Yang terjadi hari ini
yang membuat saya sangat excited banget untuk mendengar dalam-dalam makna lirik
lagunya, ternyata lagu ini tidak melulu tentang seseorang yang tengah jatuh
cinta yang sedang benar-benar jatuh. Lagu ini bisa untuk mereka yang sering kali
gagal dan jangan pernah lelah untuk mencoba, lagu ini untuk mereka yang murung
tak bisa lepas dari sulitnya masalah yang membelenggu, lagu ini untuk mereka
merasa dirinya rendah dan pantas untuk mendapatkan yang lebih baik. Barangkali untuk
sementara nikmatilah dahulu setiap kesakitan itu, karena nanti akan ada
waktunya kita untuk tersenyum mengingat segala susah payah tersebut.
Hari ini pengumuman
SBM, serasa saya mau menangis mendengar lagu ini. Adik bungsu saya lagi dan
lagi untuk tahun keduanya mencoba, gagal lagi masuk keperguruan tinggi negeri. Siapa
yang bisa tega mendengar isak tangis sedalam itu. Menyalahkan dirinya sendiri,
menghakimi diri sendiri karena merasa tidak pantas berdiri diantara orang-orang
yang berhasil melakukannya. Mungkin bisa dibayangkan bagaimana rasanya kita
masih mencoba untuk berjuang ketika teman seperjuangan dahulu sudah melenggang
jauh diatas kita. Saya hanya menahan diri untuk tidak menangis mendengarnya
menangis.
![]() |
Harusnya ada kata-kata yang lebih dari ini |
Sehabis ashar tadi saya
duduk sendiri sambil berfikir, barangkali orang yang tangguh bukanlah
orang-orang yang selalu bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mungkin adik
saya jauh lebih tangguh dari saya sendiri, barangkali orang yang selalu
berhasil saat pertama kali mencoba adalah orang-orang yang mentalnya tidak pernah
siap untuk gagal. Seperti diri saya sendiri, alhamdulillah sedari dulu saya
selalu diberi kesempatan dimanapun tempat yang saya inginkan. Seperti setamatnya
sekolah saya ingin sekali bekerja pada perusahaan sebesar ini. Alhamdulillah semua
yang saya inginkan saya minta didalam doa dikabulkan oleh Allah. Mungkin saya
bukan tipikal orang tangguh yang sanggup hidup dalam ribuan kegagalan lalu
berhasil suatu hari nanti.
Barangakali ketika
semua orang diberi kesempatan untuk tidak gagal mungkin saja tidak ada bola
lampu pijar hari ini, saya tidak tau seberapa tangguh mental yang beliau punya
sehingga bisa melewati ribuan kegagalan yang hasilnya nanti membuat kita yang
hidup diabad sesudahnya tidak terlalu merasa gelap ketika malam.
Ketika adik saya
menangis terisak dan menghiba seperti itu, saya tidak tau lagi apa yang
semestinya saya katakan padanya. Bukan waktu yang tepat untuk memberi motivasi
ala-ala motivator yang banyak bertebaran seperti sekarang. Saya hanya bisa
bilang jangan nangis, masih ada usaha yang bisa dicoba nanti. Saya sudah
kehabisan kata-kata untuk adik kecil saya tercinta, yang saya bisa lakukan
ketika itu hanyalah diam sambil mendengar lagu “sementara” dan menatap layar
komputer yang tengah menampilkan tulisan dengan jelas permohonan maaf karena
tidak lulus dalam tes kali ini, ada nama adik saya sangat jelas tertulis
disana, masih saya tatap lama-lama. Sampai saya tak peduli dengan apa yang
terjadi disekitar.
Ada pantun minang yang
saya suka dari dulu:
Pisau sirauik panjang ulu
Pa ukia surau dibarangan
Diam dilauik lah dahulu
Samaso pulau balarangan
Tidak seperti
pantun-pantun kebanyakan, yang menyebut secara gamblang isi dari pantun
tersebut, pantun ini berbeda, bisa dibawakan dalam berbagai macam tema, menunggu
cinta, bersabar sementara karena ada waktunya kita yang punya cerita sendiri.
Intinya, ada waktunya
kita untuk bersabar terlebih dahulu ketika menginginkan sesuatu, nyaris sejalan
dengan lirik lagu “sementara” diatas, untuk sementara bersabar dulu menikmati
lara sampai nanti tiba waktunya.
Untuk ika adik bungsu
yang sudah pasti disayang oleh kakak-kakaknya. Bangganya ayah ibu barangkali
tak melulu tentang tingginya gengsi sebuah universitas. Tujuan kakak-kakak
berusaha membuat ayah ibu bangga bukan bermaksud membuat standar tinggi untuk
membuat ayah ibu bangga kepada adiknya. Semua orang tau, seberapa keras usaha
yang ika coba untuk mendapatkan yang terbaik. Dan yang mesti dipahami adalah “terbaik”
itu sangat subjektif, sudut pandang manusia yang membuat semua standar menjadi
seperti itu. Buatlah ayah ibu bangga dengan semua kelebihan yang ika punya. Untuk
informasi, dari keempat anak ayah dan ibu, tidak ada jiwa wiraswasta ayah
menurun ke kakak-kakak bertiga, bisa ika liat? Kakak seorang PNS, Uni sempat
menjadi karyawan dan Uda pun sama, hanya seorang karyawan. Darah itu mengalir
murni dipembuluh darah ika. Semua orang bisa liat kelebihan itu. Pendidikan memang
sangat penting, tapi banyak cara untuk mendapatkannya. Tetap semangat mengejar
semua mimpi, hapus air mata, bersiap lagi untuk perang yang mungkin akan lebih
ganas esok pagi. Untuk ika perlu tau, uda ngga bisa ngomong langsung apa-apa ke
ika. Hanya lewat tulisan ini uda bisa menggoreskan apa yang benar-benar terasa
didalam hati. Uda diam bukan berarti tidak peduli, maaf kalo uda sering
marah-marah.
*Nb, baca sambil dengerin lagunya
Sabar ikaaa...
ReplyDeleteSabar ikaaa...
ReplyDeleteHmmm yg test bareng ikaa gimana???
ReplyDeleteHmmm yg test bareng ikaa gimana???
ReplyDeletenitip pesan buat ika pi, mungkin sekarang ika merasa berbeda dari yang lainnya. mbak ari akhir-akhir ini juga sering merasa seperti itu, temen2 satu proyek kinerjanya lebih bagus parah dari mbak ari sekarang. tapi ika, 'Jangan pernah turunkan standart ika, hanya karena orang lain berbeda dengan ika' mbak setuju dengan uda hanafi terbaik itu subjektif. masih banyak waktu dan bisa dilakukan ika menjadi yang terbaik. terbaik menurut ika, yang membuat ika bahagia,nyaman. terbaik menurut orang yang mencintai ika.
ReplyDelete