Ya, entah apalah dulu yang membuat kita sama-sama
mau melangkahkan kaki untuk bertemu disebuah toko buku, untuk melihat kamu
pertama kalinya. Yang beberapa waktu sebelumnya sempat membuat aku senang
mendapat pesan-pesan singkat dari kamu, atau sekedar mendengar suara kamu pada
malam-malam yang seharusnya aku habiskan bersama dengan teman satu kosan
bergembira bersama, entah apalah dulu itu, aku lebih memilih kamu daripada
segala macam gelak tawa teman-temanku.
Aku kehilangan jejak kamu nyaris satu tahun, aku
masih belum sempat menyatakan rasa yang ada dalam hatiku waktu itu, aku hanya ingin
ada suara kamu menemani malam-malamku, aku takut kita hanya akan berakhir
semacam itu. Datang dan pergi begitu saja.
Aku lupa, bagaimana ceritanya kita bisa komunikasi
lagi. Aku bisa menemukan kamu lagi, aku bisa mengajak kamu jalan berdua lagi,
mengajak ke pantai lalu menyatakan rasa sayang yang aku punya ke kamu, aku
berusaha memegang tangan kamu, lalu kamu menariknya seolah tak ingin tersentuh
oleh aku. Pada akhirnya kamu menerima aku setelah malam datang, ketika aku
marah ke kamu tentang jawaban kamu yang tidak jelas entahkah akan menerima aku
untuk menjalin hubungan atau tidak. Dan pada 13 April yang kita anggap bukan
angka sial, kita jadian.
Banyak hal terjadi setelah hari itu, aku lulus
sekolah momen itu terjadi saat aku milik kamu, bahkan aku diterima bekerja,
saat-saat itu juga momen aku dengan kamu. Dan dengan adanya tuntutan pekerjaan,
aku harus keluar dari kota yang sama-sama kita tinggali ini. Intensitas
pertemuan kita berkurang, tapi kita masih bisa mengirim pesan-pesan singkat
atau saling telpon dimalam hari.
Banyak hal yang terjadi beberapa bulan bersama
kamu, jika kamu ingin tau. Selama aku menjalin hubungan dengan wanita, ya hanya
dengan kamu aku bisa bertahan lebih lama. Yang aku sadari ketika bersama kamu
adalah, kamu wanita yang benar-benar paling mengerti aku, kamu sangat pandai meredam
amarah yang aku punya, kamu bisa menjinakkan sikap egois aku. Aku merasa menang
dengan sikap egois yang aku punya, terakhir yang aku sadari. kamulah
pemenangnya, kamu tau persis bagaimana caranya menghadapi sikap egois ini,
sehingga aku sama sekali tidak punya celah untuk menuduh dimana kurangnya kamu,
rasanya kamu memang sangat cocok dengan bagian yang hilang yang ada di diri
aku.
Berjauhan dengan kamu membuat aku lama-lama bosan
dengan hubungan pesan dan suara walau kadang kita bisa lihat secara visual
dengan webcam. Sebelumnya juga aku seringkali membuat kamu menangis, aku marah
terhadap kata-kata yang kamu lontarkan, aku marah terhadap sikap yang kamu
ambil, hanya kadang aku merasa tersinggung ketika kamu katakan “loh, kamu bisa
cemburu juga?”. Yak tanpa perlu aku jelaskan, kamu tau persis gimana aku. Aku
ngga mau ngakuin kesalahan yang aku buat, ngga mau terima masukan yang kamu berikan
ke aku, walau pada akhirnya apa yang kamu katakan selalu aku kerjakan. Jika
kamu ingin tau, aku dapat sifat itu dari Ayah, kamu yang membuat aku sadar aku
punya sifat semacam itu pada diriku. Semenjak berpisah dengan kamu, aku
berusaha merubahnya. Sangat sulit.
Terakhir aku membuat kamu menangis ketika kita
masih menjalin sebuah hubungan adalah, ketika aku akan dipindah tugaskan ke
Batam. Lalu kami menangis, setiap kali menelpon kamu selalu membahas hal itu,
kamu yang di Padang waktu itu dan aku di Bukittinggi, kamu sudah merasa itu
sangat jauh. Dan sekarang aku mendapat kabar aku akan dipindahkan lebih jauh
lagi dari kamu.
Entahlah apa itu, aku hanya merasa kita perlu
break dari hubungan kita. Ada rasa hambar dengan ribuan pesan singkat dan
telpon yang berdering disetiap malam itu. Aku tau kamu sama sekali tidak ingin
putus, aku juga merasa bosan dengan rengekan kamu yang tak ingin aku pindah
lebih jauh lagi. Aku mengancam kamu “Ya sudah, kalo kamu ngga bisa nerima kalo
aku mau pindah, kita putus aja” dengan gampangnya aku mengumbar kata itu untuk
pertama kalinya, dan kamu lebih merelakan aku untuk pergi lebih jauh dan kita
tetap menjalin hubungan ini.
Tapi akan rasa yang hambar itu, membuat aku
memaksa kita untuk mengakhiri semua yang pernah aku mulai ini. Pada saat itu
aku masih belum terlalu paham akan sakit yang kamu derita nantinya, aku kembali
ke diriku yang egois ini, dan kamu sama sekali tidak bisa meredam egoisku kali
ini, entah berapa hari kamu menangisi hubungan yang aku akhiri ini. Kamu tidak
ingin kita berakhir, tapi dengan alasanku yang tidak kuat sekalipun aku ingin
hubungan kita berakhir. Maafkan aku, ketika itu aku hanya memikirkan diriku
sendiri. Maaf jika dengan menyakiti kamu membuat aku mengerti bahwasanya selama
ini aku salah. Dan aku ingin berubah.
Dan tentang sumpah serapah yang begitu mudah kamu
lontarkan. Aku ingin marah, tapi aku diam, aku biarkan kondisi ini berjalan
sampai pada kata stabil, aku tau ini akan sangat berat untuk kamu lalui,
sebentar lagi setelah kita putus kamu akan ujian nasional. Dan aku begitu
kurang ajar meninggalkan kamu terpuruk, dan angka 13 menjadi angka yang
benar-benar kamu anggap sial, tapi sampai hari ini aku sama sekali tidak pernah
menganggap angka itu sial, entahkah hari ini kamu masih suka pada angka 8, yang
dalam bahasa jepang dibaca Hachi, dan itu angka keberuntungan. Ya kita
sama-sama suka angka delapan sejauh yang aku tau.
Hubungan kita memang berakhir hanya dalam beberapa
bulan. Sesekali kamu masih nelpon dan bercerita ketika sisa-sisa bonus kamu
masih banyak dan merasa sayang jika hanya terbuang begitu saja, aku menjadi
pelampiasan sisa-sisa bonus itu, kita masih saling mengirim pesan. Maaf aku
selalu lupa mengucapkan selamat ulang tahun pada tanggal 3 Desember, bukan
menganggapnya sudah tidak lagi spesial, tapi terkadang aku memang benar-benar
lupa. Aku senang sampai hari ini kita masih berteman dan menjalin hubungan
baik.
Jujur, aku sedikit kehilangan kamu. Ketika kamu
mengganti alamat domain blog kamu, jika kamu ingin tau, aku begitu sedih dengan
semua cerita yang kamu ungkap disana, tapi setelah kamu menggantinya aku jadi
tidak bisa tau persis lagi apa yang terjadi dengan kamu. Sampai pada suatu
malam pada tanggal 7 Agustus, kamu bertanya tentang masalah blog ke aku, aku
menjawab dengan satu kata saja, aku sedang makan diluar bersama rekan kantor
waktu itu. Sampai dikantor aku penasaran, beberapa bulan ini berarti kamu masih
ngepost di blog yang kamu punya, aku ketik nama lengkap kamu di google, aku
menemukan blog yang kamu punya. Dan aku jadi tau tentang kekecewaan kamu yang
lain tentang aku.
Oke, walau hanya sempat membuat kamu hampir
menangis lagi untuk kesekian kalinya. Aku sangat, sangat, sangat merasa
bersalah. Kamu lagi dan lagi yang membuat aku sadar, betapa masih egoisnya aku.
4 tahun sudah hubungan kita berakhir, 4 tahun ini juga setelah putus, hubungan
pertemanan kita sama sekali tidak putus. Bahkan kamu entah kenapa tiba-tiba
menjadi akrab dengan adik perempuan aku.
![]() |
Sumber Gambar |
Aku hanya ingin memohon maaf dan meluruskan apa
yang perlu aku luruskan, bukan menulis pencitraan tapi hal inilah yang sebenarnya
terjadi. Jika kamu ingin marah silahkan, semua yang kamu tulis tentang
kekecewaan kamu itu benar adanya. Terimakasih kamu sudah menyayangi aku
semenjak putih abu abu sampai hari ini. Memang ini hidup yang aku punya, terima
kasih kamu sudah mau peduli, terimakasih sudah menampar aku begitu keras malam
ini dengan kata-kata singkat yang kamu buat.
Aku begitu jutek ke kamu bukan karena aku benci ke
kamu, aku hanya tidak ingin lagi rasa nyaman itu datang ketika kamu berhubungan
lagi dengan aku. Jika kamu ingin benci silahkan, benci saja aku sesuka hati
kamu. Kamu tau kan? Aku masih punya janji ke kamu, atau kamu punya keinginan?
aku menepati semua janji yang aku buat dengan kamu, lalu kita saling keluar
dari lingkaran kita masing-masing. Sepanjang aku berjalan, semenjak aku mematah
semua harap dan tentang nama hubungan yang kita buat dulu. Aku sempat merasakan
banyak hal, jika kamu ingin tau. Tidak ada satupun wanita lagi setelah kamu,
sudah tidak ingin lagi aku membuat wanita menangis berhari-hari.
Aku mohon maaf ke kamu, karena dengan menyakiti
kamu aku menjadi sadar, apa yang tulang rusuk itu inginkan. Tentang kekecewaan
kamu saat ulang tahun aku yang ke 22 itu, ada banyak hal yang kamu tidak tau
tentang aku dan adik perempuanku, apa kamu tau? Aku marah kepadanya sebulan
sebelum aku berulang tahun, karena ulahnya yang membuat aku kurang suka, aku
menjeputnya ke kosan dia sekarang, lalu dia keluar dengan sebuah tas toko dan
kotak yang lumayan besar didalamnya. Lalu kami diguyur hujan, entah setan apa yang
membuat aku marah, dia mau makan pecel ayam, aku iyakan permintaannya. Dan
terakhir kami menjeput kiriman Ibu dari kampung ke dia di sebuah loket Bus.
Sampai di kos nya, dia menyerahkan kantong berisi
kotak besar itu ke aku. Katanya bawa pulang dulu, nanti kalo sudah nyampe rumah
baru boleh dibuka. Sesampai di mess tempat aku menginap, aku membuka kotak itu,
tulisannya SELAMAT ULANG TAHUN, ini masih terlalu cepat satu bulan, dia Cuma
takut nanti dihari ulang tahun tidak bertemu dengan aku, didalam kotak itu ada
selembar surat. Dan kamu tau apa yang aku lakukan dengan surat itu. Aku
menangis sepanjang malam dengan surat itu, aku menyadari sebegitunya kah aku
sebagai seorang kakak? Bahkan menulis inipun dan mengingat itu membuat aku
menangis.
Ada banyak hal yang tidak kamu tau, apa yang ada
dalam hatiku. Aku sama sekali tidak marah dengan semua rasa kekecewaan kamu
itu, semua kata-kata yang kamu tulis benar. Dan aku memang salah. Dengan ini
aku bisa meminta maaf kepada kamu sedalam yang aku bisa. Betapa menyesalnya aku
atas sikap aku selama ini. Aku tidak sedang gede rasa, tapi rasa itu bisa saja
tumbuh lagi di kamu. Dan aku sama sekali tidak ingin itu terjadi, aku sayang
kamu sampai saat ini. Tentang sayang yang aku punya aku ngga mau kamu salah
paham. Mungkin hal yang perlu kamu garis bawahi, aku jutek ke kamu bukan karena
aku tidak suka atau benci. Setidaknya 4 tahun ini dengan bersikap begitu, kamu
bisa perlahan hapus semua rasa nyaman itu.
Dan maaf, bahkan ketika kita tidak dalam suatu
komunikasi dan pertemuan sekalipun, aku seringkali membuat kamu kecewa bahkan
nyaris menangis. Kamu benar tentang apa yang kamu tulis, dimanapun dan dengan
siapapun kamu menjalin hubungan sekarang, semoga kamu sedang berada dalam
lindungan orang yang benar-benar menyayangi kamu melebihi dia menyayangi
dirinya sendiri.
Jika kamu ingin tau, sejutek dan setidak peduli
apapun sikap aku ke kamu. Aku selalu ingin tau kabar kamu, aku lebih senang
diam jika menyangkut masalah perasaan, pada siapapun itu. Semoga kamu mengerti,
aku hanya ingin semua masalah kamu clear, dan cita-cita besar kamu itu
tercapai. Aku rasa kamu tau, bahwasanya cinta bukanlah tentang satu makna.
Untuk kamu, maafin aku.
Maafin aku yang mungkin ngga pernah bikin kamu
bahagia
Maafin aku yang mungkin ngga pernah bikin kamu
senyum bahagia
Maafin aku yang selalu nyakitin perasaan kamu
Maafin aku yang ninggalin kamu saat kamu butuh
Maafin aku pernah membentak kamu
Maafin aku yang keras kepala, egois dan pemarah
Maafin semua kelakuan buruk yang pernah kamu dapat
dari aku
Mohon maaf untuk ribuan kecewa dan air mata yang
pernah sia-sia kamu tumpahkan untuk aku
Aku punya pilihan untuk kamu, aku tepati janji
yang pernah aku buat untuk kamu, lalu kita saling berpaling dan pergi. Atau,
kita akan selalu begini selamanya. Terimakasih buat kamu yang paling mengerti
aku, dan membuat aku sadar betapa banyak kurangnya diri ini. Rasa egois ini
yang ngga pernah bisa hilang jika kamu ingin tau. Apa kamu punya tips untuk
itu? Seperti kamu yang seringkali mengirimi aku pesan singkat tentang tips
masalah yang tengah aku hadapi, namun selalu aku abaikan.
Kita hanya teman sekarang, kamu boleh memilih
untuk tinggal sebagai teman atau pergi karena sudah terlalu benci. Bagaimanapun
juga, kamu bagian penting dihidup aku, sampai-sampai aku bisa menyadari apa
yang kurang dalam hidup aku. Terimakasih untuk semua senyum dan kesadaran yang
kamu buat untuk aku. Dan mohon maaf untuk semua susah dan luka yang kamu
terima. Maaf, maaf, maaf.
![]() |
Sumber Gambar |
certanya mengharukan sekali,penyesalan itu memang selalu berujung membuat kita bersalah,tapi jangan terus larut dalam penyesalan
ReplyDeletekeren sekali ,, setelah 4 tahun juga iya teman tidak boleh putus ,, walaupun dekat dengan adikmu tapi sama saja .. yang penting tidak saling benci , sayang sekali 4 tahun cukup lama.
ReplyDeleteIni curhatannya menyentuh banget,salut sama ceweknya,, tapi kalo emang masih berhubungan baik bagus lah jadi silaturahminya gak putus walaupun gak ada hubungann yang spesial.
ReplyDelete