Dari mana
semestinya saya harus bercerita, beberapa bulan belakangan saya dan teman-teman
sibuk menikmati keindahan alam Sumatera Barat, cukup membuat saya kehabisan
kata-kata melihat semua keindahan itu, meski kamera dapat merekam dengan jelas
potret perjalanan saya dan teman-teman. Tetap saja saya kehabisan kata-kata
untuk menggambarkannya, saya mulai saja dengan cerita perjalanan bulan maret
lalu, ada sebuah long weekend di penghujung bulan, kuliah yang juga tengah
santai-santai nya, membuat saya berfikir, tidak ada salahnya mengambil sejenak
kesempatan itu untuk sekedar refreshing di akhir bulan, meski harus bolos
kuliah.
Awalnya memang ada
niat buat libur kuliah, adalah Mery yang awalnya mengajak untuk gabung dengan
rekan kerjanya, ke sebuah tempat wisata baru yang tengah hangat-hangatnya waktu
itu, nama tempatnya Nyarai, sebuah wisata alam air terjun dengan pemandangan
yang sangat menggiurkan dan sumpah indah banget, ketika saya browsing di
Internet. Tempat seperti apa sebenarnya Nyarai tersebut.
![]() |
Foto Nyarai yang gue jepret pake kamera sendiri |
Akhir pekan itu
memang sedikit panjang, karena ada tanggal merah di hari senin. Meski terasa
seperti hari minggu, yang jelas rasanya hari itu benar-benar terasa hari paling
bebas sedunia, Bos sedang tidak ditempat dan kantor dalam keadaan kosong,
sepertinya waktu yang tepat untuk melarikan diri. Dari tumpukan pekerjaan dan
stress kuliah beberapa minggu ini.
Awalnya Mery memang
ngajak buat berangkat hari minggu pagi, tapi karena dosen mata kuliah yang
jarang masuk itu malah masuk di minggu yang dimaksud dan dengan secara tiba-tiba
bakalan mengadakan Quiz. Mery membatalkan buat berangkat hari minggu dan
diganti di hari senin. Seperti biasa sifat saya, malam nya sangat bersemangat
buat ikutan, tapi tetap saja pagi molor sampe jam delapan dan rasanya males
bangun. Saya cek BB disitu ada undangan Chat antara saya, Mery dan Defri. Dalam
chat bareng-bareng tersebut Defri menyatakan dengan tegas, dia ngga lagi pengen
kemana-mana hari ini, dia cuma mau ngabisin masa liburan nya dengan tidur
dirumah.
Keputusan Defri
sedikit membuat saya sedikit mengurungkan niat untuk gabung, ditambah
rekan-rekan Mery yang ikut juga saya sama sekali belum kenal. Mery mulai
jengkel dia dan Niky sudah mau berangkat dan saya belum mandi, masih menimbang-nimbang
mau ikut apa tidak, saya berfikir kenapa saya harus berkumpul ditengah-tengah
orang yang sama sekali belum saya kenal. Tapi Mery memberi sebuah opsi untuk mengajak
Gadis, karena bisa dipastikan dia ngga bakalan melakukan kegiatan apa-apa hari
ini, dari kebiasaan Gadis yang saya liat, jika sedang libur Gadis bangun jam 9
pagi, meski dia seorang perempuan.
Gadis pun saya
invite buat gabung di percakapan itu, namun tidak ada respon sama sekali,
contact-nya saya Ping beberapa kali masih dengan tanda huruf D, pesan saya sama
sekali ngga dibaca, membuat saya semakin yakin kalau Gadis masih tidur dan
nomor telponnya juga tidak aktif. Lama sekali saya menunggu tidak ada balasan
sama sekali, saya memilih untuk mandi terlebih dahulu, selesai mandi barulah
gadis mulai terlihat sibuk. Membalas bbm saya dan nimbrung di percakapan yang
dibuat Mery. Dan Gadis bertanya, “Kapan berangkat?” saya mulai geram!
“SEKARANG!!” saya balas percakapan itu, “oh iya tunggu bentar Gadis mandi
dulu”.
Dalam percakapan
disetujui saya dan Gadis berangkat bareng pake motornya Gadis dan Mery duluan,
dia menunggu di simpang jalan masuk dalam lokasi wisata. Hampir satu jam saya
menunggu Gadis di mess tapi Gadis ngga datang-datang, dari cerita Gadis terakhir
saya tau, Gadis masih sempat marut kelapa bantuin mamanya di dapur. Anak yang
berbakti memang, tapi semestinya tidak dalam kondisi seperti ini -___-
Mungkin sudah
berjam-jam juga Mery nungguin saya dan Gadis di simpang jalan, meski akhirnya
bukan saya orang yang terakhir datang, jam 12 siang mulai berangkat dari
simpang, masuk kedalam masih kira-kira 8 – 10 Km lagi, ada lagi simpang masuk
ke sebuah Posko, dan motor berakhir ditempat itu, karena masuk ke lokasi wisata
harus jalan kaki selama 3 jam, karena kendaraan memang sangat tidak
memungkinkan jalan di track yang seperti itu.
Waktu itu ada 9
orang, Saya, Gadis, Mery, Niky, sisanya saya lupa karena sudah beberapa bulan
perjalanan ini berlalu. Ada 3 orang laki-laki dan sisanya perempuan. Dibanding
dengan mendaki gunung memang track seperti ini ngga ada apa-apanya, tapi ketika
giliran kita yang harus lewat di track itu, cuaca sedikit tidak bersahabat.
Sehingga jalanan jadi becek dan licin, padahal ada beberapa jalan di pinggir
tebing yang lumayan tinggi, meski di bawahnya ada sungai, sungai itu dipenuhi
batu yang lumayan gede, cukup mampu untuk mengeluarkan isi kepala kita. Makanya
pihak pariwisata juga menyediakan seorang guide dalam satu rombongan
perjalanan. Dari informasi yang saya dengar, untung kita semua berangkatnya
hari senin, coba kalo hari minggu kemarin, kata guidenya, dari catatan panitia
yang ada di posko untuk satu hari kemarin, ada seribu lebih wisatawan yang
datang ke tempat ini, buset dah. Pokoknya nih hutan udah kayak pasar kali yak
hari itu.
![]() |
Gue, Mery, Niky, sama Gadis |
![]() |
Awal Perjalanan |
![]() |
Kira-kira begini jalannya |
![]() |
Walau ditengah hutan harus tetap selfie |
![]() |
Ujan, gila! badan gue paling Gede -____- |
![]() |
Ngga terlalu ekstrim sih |
![]() |
Cuma Nanjak Biasa |
![]() |
Nyebrang sungai |
![]() |
Ini semua yang ikutan! |
Perjalanan memang
memakan waktu 3 jam, nanjak, nurun, becek, nyaris jatuh. Saya juga salah
kostum, sama halnya dengan Gadis, dengan kondisi seperti ini harusnya Gadis
membawa tas ransel, bukan tas yang disandang disamping, dan sepatu yang awalnya
berwarna pink, tanpa perlu bayar ketika setengah perjalanan sudah berganti
menjadi berwarna coklat.
Setidaknya
perjalanan seperti ini bisa jadi pelajaran buat saya nantinya, karena jauh-jauh
hari saya sudah ada niat buat naik ke gunung merapi sama bang Ade yang pecinta
alam itu, saya kenal dengan bang Ade di Sibolga waktu itu, tapi kayaknya
di cerita ini ngga usah diceritain kenapa saya bisa kenal dengan bang Ade.
Karena bang Ade juga, Saya bersedia membeli sebuah tenda, meski saya ngga tau
kapan saya bakalan pake tuh tenda. Ngajak teman-teman buat mendaki gunung
merapi pun belum saya sampaikan, takutnya nanti saya hanya dikira main-main.
Makanya dari itu, rencanya saya hanya bakalan mendaki gunung merapi sendirian
dulu, dengan bang Ade sebagai orang yang sudah berpengalaman.
Sampai di Nyarai
waktu itu sudah jam 4 Sore, tiga jam perjalanan tiga jam juga saya menenteng
nasi sepanjang jalan. Karena belum makan siang sama sekali. Namun ternyata
ketika kita dalam sebuah perjalanan, dalam kasus ini bisa dibilang jalan kaki,
meski tenaga terasa sudah habis nafsu makan bakalan bener-bener ilang. Begitu
yang saya rasakan waktu itu. Saya cuma pengen nikmatin hasil tiga jam perjalanan
saya.
Meski begitu, saya
tetap memaksakan diri buat makan, kalau tidak saya bakalan bener-bener
kehabisan tenaga untuk kembali berjalan 3 jam lagi menuju posko pertama.
Setelah makan barulah dimulai. Menikmati air terjun, penjaga sana bilang, karena
cuaca buruk sangat disarankan untuk tidak berenang, dan harus cepat-cepat
kembali, sebelum cuaca benar-benar buruk. Ditempat seperti itu apa lagi yang
dilakukan kalau bukan foto-foto.
![]() |
Mencoba Egois |
![]() |
Deket banget |
![]() |
Selfie lagi -_____- |
![]() |
Minta tolong fotoin sama orang |
![]() |
Nyarai |
![]() |
Kru |
Terakhir yang saya
dapatkan, mungkin saya terlambat berkunjung ke tempat ini. Kesan alaminya sudah
tidak lagi begitu terasa, meski sangat susah walau hanya melihat air terjun
yang indah itu. Tapi sudah ribuan orang yang berkunjung kesini. Sistem
pengaturan untuk wisatawan sudah baik,
namun dari semua wisatawan pasti banyak yang kurang punya rasa menjaga.
Di sepanjang jalan yang masih bisa disebut hutan, sudah banyak banget
orang-orang yang buang sampah sembarangan. Yang saya sayangkan sekali ditempat
yang semestinya kita nikmati kesan alamiah nya malah sampah kurang terorganisir.
Di lokasi air
terjun itu sendiri, pengelolaan masalah pembuangan sampah kurang diperhatikan.
Memang ada beberapa tong sampah ditempat itu, tapi tangan-tangan yang kurang
bertanggung jawab, ada yang asal membuang sampah kedalam hutan. Yang saya lihat
hari itu memang seperti itu, saya sendiri tidak tau apakah hari ini sudah lebih
bersih atau bagaimana. Tapi yang saya liat ketika berkunjung kesana. Hanya itu
yang saya sayangkan.
Satu jam disana,
saya rasa sudah cukup. Saya manggil bapak guide buat bersiap untuk segera
pulang, akhirnya di perjalanan ada yang merasa capek juga, kita jadi
terpisah-pisah. Saya dan Gadis duluan bergabung dengan wisatawan dari Malaysia,
entah apa yang mereka cari sampai sejauh ini.
Karena jarang
olahraga, kaki saya sempat kram, tapi tidak terlalu serius. Ini kali pertamanya
saya jalan sejauh ini bolak balik, setelah saya besar. Terakhir saya jalan
sejauh ini ketika masih anak-anak dulu bersama dengan teman-teman saya. Kami
menyebut permainan itu “Bertualang”, masuk dari satu semak ke semak lain, tanpa
tau tujuan lalu keluar di suatu kampung yang sangat jauh dari kampung kami, lalu
dengan gontai berjalan pulang dan terakhir mandi di sungai, sampai dirumah
di marahin abis-abisan sama ibu. Semua itu selalu berlangsung setidaknya sekali
dalam seminggu sampai saya masuk ke sekolah menengah pertama.
Alhamdulillah saya
sampai di Padang dengan selamat dengan Gadis, malam itu ingin rasanya saya
menulis sesuatu tentang perjalanan hari itu. Tapi rasanya badan sudah capek
semua, sehabis mandi saya langsung tertidur tanpa sempat menghidupkan laptop dan menulis tentang apa yang terjadi hari itu, saya hanya sempat melihat
beberapa potret yang diambil. Lalu tertidur, dan seperti biasa. Penyakit malas
menulis membuat saya harus menunda ini, hampir dua bulan baru bisa saya tulis.
Ditambah 2 long weekend yang saya lalui setelahnya. Perjalanan yang amazing,
juga saya tunda menulisnya karena alasan malas. Postingan wajib di hari ulang
tahun juga saya lewati tahun ini. Biasanya setiap tahun saya menulis sebuah
postingan tentang umur saya yang bertambah.
Hal itu juga
dikarenakan saya dalam keadaan tepar di hari ulang tahun, karena sebuah
perjalanan yang lebih amazing lagi dari Nyarai ini. Sehingga postingan wajib
di hari ulang tahun lewat begitu saja. Untuk perjalanan amazing selanjutnya,
tunggu dipostingan Long Weekend Chapter II yak.
Sampai disini dulu,
lama ngga nulis. Dan sering banget berkumpul sama teman-teman membuat waktu
saya untuk menulis jadi hilang. Setidaknya saya harus mengabadikan hal luar biasa
dalam bentuk aksara dan mudah-mudahan ada gunanya buat orang lain. Banyak hal
yang meledak tahun ini. Dan masih banyak rencana besar saya dan sahabat tahun
ini sampai tahun depan yang mudah-mudahan saja tercapai. Amin.