Well, entah apalagi yang mau aku
tulis, rasanya berlama-lama tidak menulis membuat aku kaku lagi merangkai
kata-kata yang dulu walaupun berantakan namun bisa mengalir. Dan hari ini aku
kehilangan sentuhan itu. malam ini aku buka-buka dokumen. Dan aku menemukan
catatan diantara tumpukan file microsoft word ini sesuatu yang menarik. Tentang
sebuah lagu dan kenangan yang tersembunyi antara lagu itu dengan aku. Simple
nya lagu-lagu itu membuat aku kembali mengingat semua hal yang bisa aku tulis
walau pendek. Oke semua cekidod!!
Peterpan – Semua Tentang Kita
Ini baru kelas delapan, dan
sekolah sore menjelang Ujian kenaikan kelas dimulai. Hari ini biasa saja, hanya
pelajaran kesenian dengan Guru baru yang juga baru saja lulus dari sebuah
perguruan tinggi seni di kota padang panjang.
Dan yang menyesakkan lagi 4 kelas anak kelas delapan dikumpulkan dalam
satu kelas, dia mengeluarkan semua alat musiknya. Dan aku ngga nyangka sama
sekali dia bisa memainkan semua alat musik. Hebat sekali. Sampai yang terakhir,
jarinya beradu pada tuts tuts piano, sebuah nada yang samar rasanya pernah aku
dengar. Lalu tiba-tiba
“Waktu terasa semakin berlalu, tinggalkan cerita tentang kita”
Semua murid menyanyikan lagu itu,
terus berlanjut sampai lagu itu habis, aku merinding. Paduan suara Pianonya dan
suara semua anak kelas delapan. Hari itu aku bertekat agar bisa memainkan alat
musik walau hanya satu.
Peterpan – Dibalik Awan
Hari itu, adalah hari-hari
terakhir. Hari terakhir mengenakan celana biru dan lambang OSIS berwarna
kuning. Ujian akhir telah selesai dan waktunya perpisahan. Ayah membuka warung
pagi sekali. Karena pagi itu jam setengah enam pagi didepan gerbang sekolah
sudah rame sekali siswa kelas 9. Mengadakan acara jalan-jalan keliling Sumbar
untuk menikmati hari-hari terakhir serta perpisahan itu. aku baru saja selesai
mandi dan berpakaian, beberapa saat kemudian. “pak beli batre” perempuan yang
selalu aku ingat parasnya memanggil ayah untuk membeli batre. Lalu aku kedepan
mengambilkan batre untuknya, “lho Hanafi ngga ikut?” dia sedikit kaget melihat
aku yang masih belum nyiapin apa-apa untuk jalan-jalan itu “ngga,” aku jawab
seperlunya ada rona kecewa diwajahnya. Meskipun begitu semua berlalu biasa
saja. Walaupun aku ikut atau tidak. Semua benar-benar biasa. Terakhir berhenti
dipadang. Aku beli CD bajakan peterpan. Judulnya dibalik Awan. Mendenger lagu
itu hanya membuat aku mengingat kembali subuh itu. sial.
Peterpan – Sally Sendiri
Lagunya, mengingatkan pertama
kali aku berada dikota padang sendirian, pergi sekolah sendiri. Naik angkot
sendiri, tiba-tiba waktu MOS ada temen yang nyanyiin lagu ini. Rasanya makin
sendiri. yang aku ingat hanya berjalan sendiri, belum ada rasanya yang ingin
diajak berteman. Walau pada akhirnya ikatan yang aku buat selama 3 tahun dikota
padang, di SMK 5 Padang Khususnya. Sangat-sangat susah diputus, akupun tak
pernah ada niat untuk memutusnya. Mereka akan selalu hidup disini, dihati ini.
Selamanya.
Drive – Bersama Bintang
Mungkin yang baru menginjak umur
belasan tahun di tahun 2007 ada yang tau dengan sebuah sinetron yang berjudul Candy. Waktu itu memang sinetron lumayan
lebay, tapi tidak selebay sinetron akhir-akhir ini yang sebenarnya untuk
hiburan malah seolah sinetron berusaha merusak moral. Pertama kali dipadang aku
tinggal dirumah orang yang sekampung denganku, semua orang biasa memanggilnya
ibu. Setiap malam ibu selalu nonton tuh sinetron, sayup suara lagu itu selalu
sampai kekamar atas tempat aku tidur. Harum kenanga dari balkon dan lagu itu,
sampai sekarang masih membekas diotakku, ketika itu aku masih merasa sendiri,
sangat sendiri dikota padang. Lagunya masih mengingatkan aku tentang
kesendirian.
Closehead – Berdiri Teman
Entah siapa awal mula yang
memperkenalkan lagu ini dikelas dulu, nyaris dua tahun lagu ini ada di playlist
setiap anak-anak GB (Gambar Bangunan) dalam handphone nya masing-masing. Dan
nyaris segitu lama juga lagu ini selalu menemani ruang praktek gambar ketika
sedang praktek. Lagu ini hanya menyesakkan dada mengenang kembali segala
kenangan yang telah lewat itu, berdiri teman nada-nada nya seperti rindu yang
berterbangan.
Marjinal – Negri Negri
Aku ingat lagi, disaat-saat
Dinasti Senior kelas tiga ketika aku kelas satu dulu akan berakhir. Akan
terbebas dari ancaman anak-anak STM. Dan diakhir dinasti itu ada acara
perpisahan dan sekolah mengadakan festival Band, dan KOMA 24. Entahlah, entah
apa arti koma 24 itu, yang aku tau itu Band yang didirikan oleh 5 orang dari
kelas GB, Iam, Acenk, Puyu, Ridho, Imul. Rasanya aku ingin mencari lagi harddisk 5 GB bagian dari PC
pentium 3 milik kakak yang aku bawa kepadang, disana ada Video dimana Koma 24
manggung. Yang membuat berbeda. Ketika hampir 7 – 8 band sudah unjuk gigi, sama
sekali ngga ada reaksi dari siswa untuk jingkrak-jingkrak didepan panggung.
Semuanya hanya nonton dari deretan kursi yang telah disediakan didepan
panggung. Dan ketika Koma 24 yang akan tampil salah satu senar gitar putus, dan
terpaksa sebagai Gitaris Ridho dan Imul gantian make Gitar karena mereka
membawakan 2 lagu, masing-masing dapat satu lagu. Kejadian itu berlansung agak
lama, dan membuat penonton emosi dan memaki serta mencela Koma 24, ada yang
teriak. “Kangen Band, Kangen Band!!” entah apa maksudnya. Tapi kejadian
terbalik ketika Drum Acenk mulai ditabuh, lagu negri-negri dengan tempo yang
berbunyi terburu dan bergemuruh membuat adrenalin anak-anak STM yang sedari
tadi manyun, semua orang berlari kedepan panggung dan mulai
berjingkrak-jingkrak. Setidaknya Koma 24 membuat suasana yang tadi mati mulai
bersemangat dengan lagu Negri –Negri yang diciptakan Marjinal. Lagu itu memang
keren. Hari inipun sama, lagu itu seperti nada rindu. Kadang pilu.
Vierra – Manusia
AVA – Good Day
Playlist ketika berada diruang
gambar, didepan meja gambar, menggambar masing-masing dimeja masing-masing,
semuanya diam, semuanya Fokus pada gambar masing-masing, sayup hanya lagu-lagu
ini yang terdengar. Pada akhirnya semua lagu-lagu ini hanya berlabuh pada kata
rindu. Kadang pilu.
![]() |
Lagi di Workshop Gambar (RUDI) |
Peterpan – Yang Terdalam
Jam pelajaran terakhir, disiang
terik. Namun jam 3 nanti masih ada kelas, terpaksa hari ini teman-teman GB ngga
bisa pulang. Paling rame-rame jalan keluar dari sekolah melalui gerbang
belakang, singgah dan nongkrong sebentar warung ibuk kos, dan berlanjut kekamar
kos aku yang berada dipojok dekat kamar mandi. Hari-hari biasa yang kita lalui
berminggu-minggu. Ada yang instan beli nasi bungkus, ada yang bawa nasi dari
rumah, ngumpul nyaris 20 orang didalam kamar sempit, kumpulin semua nasi
bungkus disatu tempat, dan makan rame-rame. Ritual yang biasa banget dilakukan.
Sehabis itu pada santai semua menunggu pelajaran selanjutnya. Dulu ada videonya
kita nyanyiin lagu ini didalam kamar, semuanya mainin alat musik. Lemaripun
dijadiin alat musik. Tapi sayangnya Hardisk Jahanam itu sudah punah. Dan
semuanya hanya tersimpan dalam kepala saja, ngga lebih. Lagi, lagu itu berubah
wujud menjadi rindi. Kadang pilu
D’ Masiv – Lukaku
Jam istirahat, saatnya buru-buru
kekantin. Menenangkan perut yang sedari tadi sudah unjuk rasa minta diturunkan
makanan. Tapi matematika, fisika dan statika itu membuat segalanya terasa
lambat. Adalah Puyu yang tampang Rock tapi suka banget dengan musik Pop. Waktu
itu kita bertiga kekantin. Aku Iam dan Puyu, dan mereka bicara tentang
lagu-lagu D’masiv. Dan puyu bilang “lagunya yang Lukaku enak tuh” dan Iam
setuju, waktu itu bagi aku ngga ada yang lebih enak daripada semangkok Lontong
gulai yang sedang aku kunyah ini. Walau pada akhirnya aku penasaran. Akhirnya
aku download lagu itu dan dengarkan. Bener lagunya enak didenger. Tapi yang
membuat aku sangat-sangat kecewa adalah. Nyaris seratus persen lagu D’masiv di
Album itu ialah hasil plagiat. Pantesan pada enak semua, dan terbukti. Lagu
D’masiv yang kita dengar hari ini. Itulah D’masiv yang sebenarnya.
Koma 24 – Fikirkan
Aku sudah lupa, bagaimana bunyinya
lagu ini, yang aku ingat hanyalah. 3 orang wanita anak SMP, dan 20 Orang Cowok
anak STM sedang berada disebuah Kampus bernama Bung Hatta menunggu 5 orang
temannya untuk tampil, dengan Band mereka yang bernama Koma 24, sampai hari
inipun aku sama sekali ngga mengerti dengan nama itu. tapi itu hari sabtu,
seharusnya jadwal aku untuk pulang. Tapi mama Iam memaksa aku untuk tinggal
sampai Koma tampil. Tapi aku ngga menyesal, ketika Koma 24 tampil mereka paling
heboh, lalu aku pulang tanpa tau siapa yang juara di kompetisi itu, setelah
balik lagi kepadang, aku dengan mereka kalah. Entahlah FIKIRKAN lagi KOMA 24.
Apa yang sebenarnya salah.
Simple Plan – Perfect World
Ya, ini gila. Kebetulan 2 jam
pelajaran ditengah kosong. Satu kelas berencana untuk bolos seharian dan pergi
cabut kepainan yang berjarak kurang lebih 50 KM dari kota padang. Entah apa
yang ada diotak anak GB waktu itu, yang jelas hari itu dunia seperti
benar-benar sempurna. Untuk kita melepas tawa. Walau awalnya rasa tak mungkin
sampai di painan karena ditengah jalan ditilang sama Polisi. Sampai ditempat
tujuan. Semua sedih gundah itu hilang. Apa lagi bisa bersama sahabat tertawa.
Ngga ada lagi rasanya masalah yang benar-benar berat. Entahlah menulis ini
hanya membuat dadaku sesak. Lalu rindu. Kemudian pilu.
somehow forget the small parts like this |
Udah lebih dari seribu kata.
Sampe sini dulu deh lagu-lagu pembawa kenangan ini di chapter satu, masih
banyak yang lain lagu dan kisahnya yang belum aku ceritakan. Sampai ketemu
CHAPTER 2 yak!!